• Chapter 10: The Day We have All Been Waiting for •
*****
Hari demi hari berlalu, hingga hari pernikahan dua sejoli yang cukup menggemparkan kekaisaran pun tiba. Hanya dalam kurun waktu 14 hari, seluruh persiapan pernikahan berhasil dirampungkan. Selama itu juga, Lareina dan Grand Duke Trophia menjadi buah bibir masyarakat biasa dan para bangsawan. Mungkin, keduanya bisa dibilang sebagai pasangan paling menggemparkan dekade ini.
Lareina salut pada Grand Duke Trophia yang mampu mempersiapkan pernikahan dalam waktu sesingkat itu. Ia berasumsi bahwa sang Grand Duke ingin membuktikan kepada keluarganya yang meremehkannya sejak awal.
Upacara pernikahan mereka akan diadakan di kuil terbesar dan termegah di kekaisaran mengingat status Grand Duke Trophia yang merupakan sepupu kaisar. Setelah upacara sakral tersebut selesai, pesta pernikahan akan diadakan di kediaman Trophia. Adapun pesta tersebut akan diadakan dari siang hari hingga tengah malam. Para bangsawan akan berpesta di dalam kediaman, sementara para warga biasa diperbolehkan memeriahkan di jalanan ibukota.
Sang pengantin wanita bersiap-siap sejak dini hari, ia membiarkan para pelayan membersihkan tubuhnya dari ujung rambut hingga ujung kaki sebelum kemudian memakaikannya pakaian berlapis-lapis.
Belum selesai sampai disana, wajahnya harus ditimpa bedak, perona pipi, perona bibir, pensil alis dan teman-temannya agar ia tampil maksimal di hari spesial ini. Rambut hitamnya juga disanggul dengan rapi sebelum kemudian dihias dengan hiasan rambut yang terbuat dari permata biru yang senada dengan warna mata dan gaun pengantin miliknya.
Bersama ibu dan ayahnya, Lareina menaiki kereta kuda yang akan mengantarkan mereka menuju kuil tempat upacara pernikahan akan diadakan.
Wanita muda itu merasa lututnya lemas saat ia turun dari kereta kuda. Entah karena gaunnya yang berat atau karena seluruh mata yang memandangnya.
Meski demikian, kaki jenjangnya itu tetap harus berdiri tegak dan melangkah dengan percaya diri. Lareina tersenyum, netra birunya menatap pria yang ada tak jauh dari tempatnya berdiri.
Grand Duke Trophia mengenakan seragam militer kebanggaannya. Pria yang beberapa saat lagi menjadi suaminya itu tersenyum lebar hingga gigi rapinya terekspos, seolah tak sabar untuk segera berdiri di samping sang wanita.
Sang Grand Duke mengulurkan tangannya yang terbungkus, Lareina pun menyerahkan jemarinya ke dalam genggaman pria itu dengan senang hati. Keduanya berjalan bersama sebelum kemudian mengucap janji di hadapan Sang Dewi.
Setelah janji pernikahan itu diikrarkan, Grand Duke Trophia menundukan kepalanya dan sedikit menarik tengkuk Lareina. Pria yang telah resmi menjadi suaminya itu kemudian mencumbu bibir ranum miliknya dengan lembut seolah bibirnya itu adalah benda yang sangat rapuh. Grand Duke seolah menuangkan perasaan tulusnya lewat ciuman itu, seakan-akan mencoba memberitahu Lareina bahwa dirinya akan memperlakukannya dengan baik dan penuh kelembutan. Mereka berdua berhasil membuat yang menyaksikan tertipu dan percaya bahwa keduanya saling mencintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission to Change Destiny [On Going]
FantasyLareina Alexandria de Fortia merupakan putri Duke Alexandria yang diangkat menjadi selir kaisar saat ia genap berusia 20 tahun. Namun sayang, 12 tahun kemudian, Lareina difitnah meracuni minuman milik kaisar, suaminya sendiri. Padahal itu adalah jeb...