• Chapter 5 •

1.6K 126 0
                                    

• Chapter 5: Offers and Bad News •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 5: Offers and Bad News

*****

"Um... Maaf Cath, aku permisi untuk membersihkan diri sebentar."

Lareina meminta izin kepada si tuan rumah usai ia dengan sengaja menumpahkan teh miliknya hingga membasahi gaun biru yang ia kenakan. Usai mendapatkan izin, Lareina segera berlalu dari area pesta teh diadakan untuk menuju ke dalam kediaman Grand Duke yang dua kali jauh lebih mewah dibandingkan kediaman keluarganya.

Ia memasuki toilet sebelum kemudian keluar dan melancarkan aksinya yang sebenarnya. Netra biru Lareina menangkap keberadaan seorang pelayan wanita yang membawa nampan di tangannya, Lareina segera berjalan dan menahan pelayan itu.

"Maaf, apa kau bisa mengantarku ke ruang kerja Yang Mulia Grand Duke?"

Pelayan itu tersenyum segan, "apakah My Lady sudah membuat janji sebelumnya? Saya tidak bisa mengantar anda jika anda belum membuat janji dengan Yang Mulia Grand Duke sebelumnya."

"Sudah, maka dari itu tolong antar saya."

"Baik, My Lady."

Lareina mengikuti langkah pelayan wanita yang ia perkirakan masih berusia belia itu dengan santai, meskipun jantungnya berdebar kencang pertanda bahwa ia luar biasa gugup sekaligus takut.

Begitu pelayan itu berhenti berjalan tepat di dekat sebuah pintu berhiaskan ornamen unik yang berbeda dari pintu-pintu yang lainnya, Lareina melepas gelang berhiaskan permata di pergelangan tangan kirinya. Ia menyerahkan gelang itu ke dalam genggaman tangan si pelayan yang kemudian menunjukkan wajah kaget.

"Bisakah kau tutup mulut tentang hal ini? Kau akan dalam masalah besar jika sampai membocorkannya, maka dari itu tetaplah diam." tekan gadis bersurai hitam legam itu, ia berbicara dengan suara lembut namun pelayan itu dibuat gemetar olehnya.

Selepas pelayan wanita itu berlalu dari hadapannya dengan terburu-buru, Lareina mengetuk pintu itu dan mendengar suara pria di dalamnya yang menyuruhnya untuk masuk. Lareina menggerakkan kenop pintu dan pintu besar itu terbuka dengan menampakan sosok pria tampan berkacamata yang sedang duduk di kursi kebesarannya.

"Salam, Yang Mulia."

Sesaat setelah ia memasuki ruangan itu dan menutup pintu, Lareina menyapa sembari menekukan lututnya sebagaimana budaya kekaisaran.

"Apakah pestanya selesai lebih awal?"

Lareina menggeleng. "Pesta tehnya belum selesai."

"Lalu?"

"Saya izin ke toilet, daripada saya harus bolak-balik, lebih baik saya menemui anda sekarang saja. Apakah saya mengganggu waktu anda?" Lareina bertanya dengan sopan, sementara si pria terkekeh.

Mission to Change Destiny [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang