• Chapter 24 •

985 125 2
                                    

• Chapter 24: The Wedding of Ardolph and Stephanie •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 24: The Wedding of Ardolph and Stephanie

*****

Sejak kepulangan mereka dari Grand Duchy, Grand Duke sibuk mengurus pekerjaannya dan ia sama sekali tak pulang ke kediaman. Lareina tidak mengetahui pekerjaan apa yang pria itu lakukan selama berhari-hari, yang jelas, sangatlah penting dan mendesak hingga pria itu tak sempat pulang ke kediaman sehari pun.

Rasa khawatir membayangi Lareina karena konflik dengan Tiego pun pasti sedang memanas sekarang. Dan Lareina juga tahu bahwa pria itu terlibat dalam mengatasi konflik tersebut karena statusnya sebagai Grand Duke kekaisaran.

Karena itulah, Lareina menjadi lebih sering pergi ke kuil untuk mendoakan keselamatan orang-orang di sekitarnya dan meminta belas kasih Sang Dewi agar peperangan tersebut tidak benar-benar terjadi dan konflik tersebut dapat diatasi dengan perjanjian damai.

Lareina tak melihat batang hidung suaminya itu hingga hari pernikahan Marquess Berwyn dan Stephanie pun tiba.

Pagi hari kala fajar menyingsing, Lareina terbangun dari tidurnya dan berniat untuk segera bersiap sebelum menghadiri pernikahan sang sahabat. Namun, dirinya baru menyadari kehadiran Grand Duke yang terbaring dengan wajah lelah di sampingnya.

Wanita bergaun putih itu memegang dadanya karena terkejut, namun raut wajahnya menyiratkan kebahagiaan setelahnya. Lareina menaikan sudut bibirnya, jemarinya ia gunakan untuk menyingkirkan rambut pirang pria itu yang menutupi kelopak matanya secara perlahan agar suaminya itu tak terbangun.

"Saya selalu berdoa agar anda senantiasa dalam keadaan baik." Lareina berbisik seraya menatap wajah lelah pria itu, sementara jemarinya mengusap surai pirang keemasan itu dengan sangat pelan.

"Aku juga selalu berdoa agar kau bisa hidup lebih lama." balas Sang Grand Duke tanpa diduga yang membuat Lareina menggigit bibir dalamnya menahan perasaan haru yang tiba-tiba menyeruak. Seolah dia tahu bahwa waktu yang kumiliki di kehidupan sebelumnya memang sependek itu.

"Apa kau bisa berjanji padaku bahwa kau akan menjalani hidup dengan tenang dan menjaga dirimu dari segala marabahaya?"

Lagi. Di kehidupan sebelumnya pun pria itu pernah mengatakan hal yang sama persis beberapa bulan setelah Lareina diangkat menjadi selir sang kaisar. Tepatnya ketika mereka berdua berbincang di taman Rosella.

Manik birunya berkaca-kaca tanpa bisa ia cegah. "Harusnya saya yang mengatakan itu pada anda, Yang Mulia. Tolong berjanjilah bahwa anda akan menjaga diri anda di tengah segala ancaman yang ada di sekitar anda. Di tengah beberapa orang yang menginginkan kematian anda. Tolong berjanjilah untuk tidak lengah dan senantiasa memperhatikan sekitar. Marabahaya bisa datang kapan saja mengincar anda. Satu lagi, jangan percaya siapapun. Termasuk orang-orang terdekat anda, termasuk saya."

Mission to Change Destiny [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang