• Chapter 26 •

793 109 4
                                    

• Chapter 26: Good Bye and Bloody Lake •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 26: Good Bye and Bloody Lake

*****

Keesokan harinya, Grand Duke bangun lebih pagi daripada Lareina.

Karena melihat kekosongan ranjang sebelahnya, Lareina segera bangun dan membereskan tempat tidur agar para pelayan tak melihat betapa kacaunya kondisi ranjang tersebut. Setelahnya, ia melesat menuju ruangan lain dengan memegangi gaun tidurnya yang terbuka karena resletingnya telah rusak.

Dengan bantuan kedua pelayan pribadinya, Lareina segera membersihkan diri dan mengenakan pakaian, kemudian segera turun ke lantai bawah karena mendengar suara ribut.

"Kurung dia di menara timur."

Suara Sang Grand Duke adalah yang pertama kali Lareina dengar ketika ia sampai di lantai bawah.

Selain itu, Lareina melihat tubuh Richard dipegangi oleh dua orang kesatria bertubuh tinggi besar yang menahannya agar tidak memberontak.

"Kakak! Kau keterlaluan! Apa maksudmu mengurungku?! Aku akan ikut denganmu! Aku akan membela tanah kelahiranku! Aku akan ikut ke medan perang, Kak!" Richard meraung, ia berusaha melepaskan kedua tangannya yang dipegangi dengan sekuat tenaga oleh dua kesatria tersebut.

"Kemampuanmu belum mumpuni untuk ikut ke medan perang, Richard. Karena itulah, diam dan patuhi perintahku. Jaga saja kakak perempuan dan kakak iparmu di Grand Duchy untukku. Atau jika kau masih bersikeras ingin ikut berperang, maka aku tak punya pilihan lain selain mengurungmu di menara timur."

"Bagaimana? Apa kau mau mematuhi perintahku? Jika kau mau mematuhinya, aku akan memerintahkan mereka berdua agar melepaskanmu," lanjut pria itu.

Richard terdiam untuk berpikir dan menenangkan emosinya. Tak lama, ia sudah bisa memutuskan. "Baiklah, aku akan menjaga kakak dan kakak ipar, lalu memboyong mereka ke Grand Duchy."

"Itu baru adikku."

Setelah mengatakan itu, Grand Duke Trophia tersenyum tipis sambil mengacak-acak rambut Richard dan memerintahkan kedua kesatria itu untuk segera melepas lengan sang adik.

Catherine yang baru saja terbangun karena mendengar suara ribut di luar kamarnya pun tersenyum lebar melihat interaksi kedua saudaranya. "Oh, lucunya. Aku jadi mengingat masa kecil kita bertiga, kau sering sekali mengacak-ngacak rambut keriting Richard seperti itu, kak. Apa kau masih ingat?"

"Hm."

Pria yang telah siap dengan mengenakan seragam militernya itu kemudian mendekat ke arah adik perempuannya. Rambut pirang Catherine yang mengembang karena baru saja bangun tidur itu diacak-acak oleh Sang Grand Duke dengan gemas. Senyuman indahnya terbit, sementara Catherine mengerucutkan bibirnya sebal.

"Jaga dirimu. Lalu, jangan lupa doakan aku agar pulang dengan selamat. Kemudian segeralah pulang ke Grand Duchy, ajaklah Lareine ikut agar jika sewaktu-waktu ada bahaya yang mengintai, kau akan tetap aman karena ia bisa membakar habis orang-orang itu."

Mission to Change Destiny [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang