• Chapter 21 •

1.2K 124 3
                                    

[WARNING‼️ Sebagian chapter ini tidak diperuntukan untuk pembaca di bawah umur]

[WARNING‼️ Sebagian chapter ini tidak diperuntukan untuk pembaca di bawah umur]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 21: Kissmark

*****

Begitu Lareina membuka mata, ia benar-benar menyesali semuanya.

Lengan Grand Duke yang membelit pinggang telanjangnya berusaha Lareina lepaskan karena hembusan nafas pria itu di lehernya sungguh mengganggu. Selain itu, ular yang semalam keluar masuk ke inti tubuhnya juga menempel di kakinya dan itu membuat Lareina ingin segera beranjak dari ranjang yang sangat berantakan ini.

"Kau sudah bangun?"

Suara serak suaminya itu menyapa gendang telinga Lareina dan sukses membuatnya merinding. "Y-ya. Tolong lepaskan lengan anda ini, Yang Mulia. Hari sudah siang dan kita harus segera kembali ke kastil utama."

Grand Duke tak menggubris permintaan istrinya itu, ia malah menanyakan hal lain. "Bagaimana semalam?"

Lareina menggigit bibirnya, bingung harus menjawab apa. "S-saya tidak terlalu ingat, Yang Mulia."

"Benarkah? Apakah kau ingin aku mengingatkanmu lagi, hm?" godanya dengan telapak tangan yang semula berada di pinggang dan kini menjepit salah satu puncak dada sang istri.

"Yang Mulia!"

Lareina kontan menggeplak tangan nakal pria itu dengan keras dan segera bangun dari posisi tidur. Merasa tak menemukan keberadaan gaun yang semalam membungkus tubuhnya, Lareina melirik sang suami tanpa membalikan tubuhnya yang polos.

"Dimana pakaian saya?" cicitnya menahan rasa malu yang membumbung tinggi.

Grand Duke memungut pakaian yang tergeletak di lantai tanpa bangun dari posisinya lalu memberikannya kepada Lareina sebelum wajahnya meledak karena rasa malu.

Dengan tergesa, Lareina segera memakai pakaiannya itu meski netra keemasan Grand Duke tak beralih darinya dan terus memperhatikan gerak-geriknya.

"Siapa yang mengambil pengalaman pertamamu?" tanya pria itu pada Lareina yang telah selesai mengenakan pakaiannya kembali.

Lareina mengernyit, "apa maksud anda?"

"Melihat kelihaianmu semalam, aku tahu bahwa kau sudah pernah melakukannya sebelumnya."

Itu memang benar, Lareina sulit untuk mengelaknya apalagi setelah apa yang ia lakukan pada pria itu tadi malam. Namun, Lareina yang bersamanya saat ini belum pernah melakukan hal-hal amoral itu dengan siapapun. Akan tetapi, sungguh aneh jika ia menjawab bahwa ia belum pernah melakukan hal itu dengan siapapun mengingat kemampuannya semalam.

"Saya belum pernah melakukan hal-hal amoral itu sebelumnya."

"Aku tidak percaya."

Tentu saja dia tidak akan percaya, Rein! Nah, sekarang penjelasan seperti apa yang harus aku paparkan? Batin Lareina.

Mission to Change Destiny [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang