24. Perihal Zian 2

131 13 1
                                    

BONJOUR MOTHERFUCKERS 🖤
TERIMAKASIH MASIH ADA SAMPAI SAAT INI.
TERIMAKASIH JUGA SUDAH MENUNGGU SAMPAI SEJAUH INI.

BERIKAN VOTE DAN COMMENT SEBAGAI BENTUK APRESIASI KALIAN UNTUK AKU🖤💖
.
.
.
Happy Reading 🖤

»»𓆩♡𓆪««

24. Perihal Zian (bagian 2)

Pukul setengah dua pagi, dan Zian sama sekali tidak ditemukan keberadaannya. Klub yang Jedan dan lainnya datangi masih sangat ramai pengunjung hingga sedikit sulit bagi teman-teman Zian untuk menemukan dirinya. Keringat bercucuran di pelipis ketiga lelaki yang datang setelah berpencar keseluruh sudut ruangan.

“Gak mungkin Zian balik duluan ninggalin kita.” Aji bertutur seraya mengisi pasokan oksigen di dadanya.

Begitu juga Azra, ia berucap, “Kalo pun iya, dia bakal ngabarin kita dulu di grup.” 

“Ada kemungkinan kalau Zian itu, diculik.” Jedan berkata seraya mengecek handphonenya.

Aji menghalau keras tutur kata Jedan. “Hoh! gila, lo. Siapa coba yang gabut nyulik itu bocah?”

“Gak ada yang tau masalah dia di kubu sebelah, Ji. Itu anak orangnya rese banget. Bisa aja itu dia diculik karena masalah dia yang laen.” Azra mencoba meluruskan.

“Trus, kita harus gimana?” Tanya Aji. “Gak mungkin, kan, kalo kita ngabarin Galaksi malem buta gini? yang ada malah makin berabe ini masalah.” 

“Kita sampe pagi aja dulu disini. Jangan ada yang balik.” Putus Jedan.

Di balik tembok sebelah kiri, ada sebuah pohon besar yang batangnya lumayan bisa menutupi badan manusia. Belakang batang itu ada seorang pria berbaju hitam dengan masker. Telinganya mendengar setiap ocehan teman-teman Zian berikan hingga sebelum ia pergi dari tempat ini, dirinya sempat menyunggingkan senyum miringnya.

Pria itu berlari kecil kesebuah mobil yang di parkir agak jauh dari lokasi klub itu. Ia memasuki mobil itu, tak lupa mengunci seluruh pintu mobil sekali klik. Mata pria itu menatap spion depannya hingga mendapati seorang laki-laki pingsan di kursi belakang. Masker yang ia kenakan dibukanya kasar hingga menampilkan wajah seramnya.

“Seorang ketua tidak pernah mencintai, Galaksi. Lo berhasil membodohi diri lo sendiri dengan cara menaruh hati pada bocah gak berguna ini.” Aiyer bermonolog seraya mempercepat laju mobilnya. 

Sesekali pandangan mata Aiyer melirik kearah spion untuk mengecek keberadaan korbannya. Aiyer membuang nafasnya panjang sambil tangannya menyetel lagu di sambungan handphonenya. Pria itu sedikit bergumam mengikuti irama lagu dimalam itu.

Tanpa di ketahui, sedari tadi Zian menguping pembicaraan Aiyer dengan dirinya sendiri. Zian tidak pingsan, tidak juga mabuk. Ia justru terlihat baik-baik saja. Ia juga tahu bahwa dirinya sedang di culik oleh kemungkinan musuh Galaksi. 

Tadi, ia sengaja pura-pura pingsan saat kepalanya dibungkus oleh kain hitam yang rupanya ada obat bius. Zian tidak bodoh, ia tidak hirup bau yang ada di kain itu sampai dirinya memutuskan untuk pura-pura pingsan. Setelahnya, ia dipapah keluar oleh seseorang sampai ke mobil dimana ia berada sekarang.

Sedep banget ini bau mobil. Gak mual gue.” Batin Zian sembari melihat-lihat isi mobil.

Matanya seketika melebar saat sebuah pistol dan pisau seharga organ tubuh berada disampingnya. Seketika anak itu mempunyai ide kecil yang sangat seru untuk dilaksanakan. Tangannya merambat untuk mengambil pistol dan pisau itu. 

RENEGADE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang