12. Pengakuan

914 62 3
                                        

Tidak peduli dengan latar belakangmu. Apapun yang berhubungan tentangmu, semuanya adalah canduku.
—𝟔𝟗𝟎  𝑨. 𝑱𝒂𝒏𝒏é

»» ♔ ««

"Lah, bocah?" Lio menatap heran. "Ngapain lo disini?"

Zian berkacak pinggang karena Lio kembali bertanya. "Adalah! urusan apa lo nanya-nanya." cetusnya.

"Bang, ajak gue ...." Dean menyambung.

Di dalam ruangan itu, Galaksi beserta kedua temannya masuk untuk menyelesaikan sedikit masalah yang tertunda tempo hari. Masalah yang seharusnya di selesaikan saat itu juga namun ada sedikit kendala.

Galaksi mengajak Zian untuk duduk di sebelahnya. Begitu juga Marvel, ia mengangkat Dean dari bawah agar duduk di sofa bersamanya. Sedangkan Angkasa memberikan tempat duduk plastik untuk di duduki Lio saat introgasi.

"Kita minta penjelasan lo. Waktu lo cuma sepuluh menit." papar Galaksi.

Zian mengerutkan keningnya. Ada apa disini? mengapa keadaan saat ini berubah menjadi tegang? dan, apa semua ini? kepala Zian menjadi pusing sekarang.

Lelaki itu menatap Galaksi yang ada di sampingnya. "Mau ngapain?" bisik Zian.

Galaksi merespon, "Introgasi."

Helaan nafas panjang keluar dari mulut Lio. Laki-laki itu melipat kedua tangannya di dada menatap satu persatu orang di depannya.

Lio menundukkan kepalanya lalu dengan entengnya ia berucap, "Gak sengaja."

"Hah?!" Laki-laki di sebelah Marvel menatap Lio tak percaya. "Ambil balik kata-kata lo, kampret!"

"Gue liat lo nodong pistolnya ke Angkasa, terus lo cepet-cepet tembak dia dan itu lo bilang gak sengaja?"

Galaksi memincingkan matanya melihat gerak-gerik Lio yang nampaknya tidak ada beban dalam hidupnya. Ntah apa yang di pikirkan Galaksi hingga ia tak sadar bahwa laki-laki pendek di sebelahnya malah menatap keduanya secara bergantian.

"Galak ngapain ngeliatin Lio begitu?"

Deheman Zian membuyarkan lamunan Galaksi. Tatapannya turun ke arah wajah Zian yang di tekuk. Galaksi tersenyum miring melihat Zian yang nampaknya cemburu pada Lio.

"Jelek banget mukanya." Galaksi berbisik namun malah mendapatkan bombastic side eye.

"Satu lagi! lo bukannya udah di penjara ya waktu itu? kok bisa kabur?!" Timpal Dean.

"Tch, lo pikir semudah itu gue masuk penjara?" Lio menatap datar Dean. "Lo salah orang,"

Rahang bawah Dean mengeras akan perkataan Lio. Ada rasa ingin menonjok wajah laki-laki itu namun ia masih mempunyai kesabaran yang besar.

"Ada lagi? kalau nggak, gue mau cabut."

Galaksi membuang nafasnya panjang. Ia melirik Angkasa dan Marvel berharap ada yang ingin mereka tanyakan pada Lio. Namun gelengan kepala di hadiahi oleh teman-temannya.

"Lo boleh pergi," Angkasa angkat suara membuat Lio berseru gembira dalam hatinya. "Bareng gue." Lanjut Angkasa.

"JINK!"

Tangan Lio di tarik langsung oleh Angkasa keluar hingga keduanya tidak lagi kelihatan. Terdengar suara deruman motor Angkasa melesat pergi dari tempat itu.

Sedangkan di dalam ruangan sana tersisa keempat orang yang sibuk dengan urusan masing-masing.

"Eyan," Panggil Galaksi.

RENEGADE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang