06. Gelud

874 69 1
                                    

Double up!! Horeee!!

Berterima kasihlah pada Arbie Janné yang paling kece dan cantik smriwing ulala baby.

Oh ya, setau gue kalian yang beragama muslim udah mulai puasa ya? semangat, semangat, oke oke!! semoga puasa kalian lancar sampai selesai.

Jangan ada yang sengaja minum/makan dengan kata 'tidak sengaja' bisa jadi pas lo mati, di neraka Tuhan lo bilang 'ehh, maaf ya. Enggak sengaja coblosin kamu di sini' hmm mampus lo.

••

6. Gelud.

"Pelan-pelan aja makanya." tutur Galaksi pada Zian yang tengah memakan bakso bakar dengan terburu-buru.

"Nwanwti lwo ambwil." Zian menjawab dengan mulut penuh. (Y/N siblings😏)

Galaksi terkekeh pelan mendengar perkataan Zian. Sebagai pacar yang baik-pacar? affah iya bang?-ia dengan inisiatif mengambil susu kotak yang ia sediakan di laci mejanya.

"Minum dulu." titah Galaksi.

Zian mengambil susu kotak itu lalu meminumnya dengan rakus sampai habis. Ia bersendawa kecil. "Puji Tuhan Alhamdulillah.. kenyang," gumam Zian seraya menepuk-nepuk perut agak buncitnya itu.

Drrtt.. Drrtt..

Galaksi meraba saku celananya hingga layar handphone merek Apple itu tertera nama Marvel di sana. Segera ia menekan ikon hijau di handphonya.

"Halo, Vel?"

"Ke RS sekarang. Angkasa siuman."

Galaksi buru-buru mematikan sambungan teleponnya. Ia menatap Zian yang mungkin sedikit lagi akan tertidur pulas. Salah satu kebiasaan Zian yang di ketahui Galaksi saat ini yaitu sehabis makan langsung tidur.

Mata Zian sudah tidak kuat. Matanya yang sipit sudah tertutup sempurna. Galaksi memposisikan Zian dengan benar agar tubuh anak itu tidak remuk-remuk saat bangun.

"Gue pergi dulu," ucap Galaksi lalu memberikan kecupan hangat di dahi, pipi, dan hidung Zian.

Selepas kepergian Galaksi, senyuman manis merekah di bibir mungil milik Zian tanpa ia membuka matanya. Ntah ia sadar ataupun tidak, saya tidak tahu.

Galaksi berjalan dengan terburu-buru ke arah parkiran mobilnya. Setelah meminta izin kepada satpam dengan alasan di suruh oleh Ginanjar, Galaksi dengan kecepatan penuh membelah jalanan yang ramai dengan kendaraan.

Tujuannya saat ini adalah rumah sakit Bakti Jaya yang tak lain dan tak bukan adalah milik keluarga Angkasa. Setelah tertembak oleh Lio, empat bulan yang lalu Angkasa di larikan ke rumah sakit dan mengalami koma.

Itulah mengapa Lio, Galaksi dan Angkasa terlibat permasalahan yang berat hingga mengharuskan Lio masuk kedalam jeruji besi. Tapi itu hanya berlaku sesaat karena polisi sangat susah menangkap Lio dan sekalinya tertangkap, sangat mudah bagi Lio untuk keluar.

Tak butuh waktu lama, mobil Galaksi sudah tiba di parkiran rumah sakit Bakti Jaya. Pemuda itu langsung saja menuju ke arah ruangan tempat Angkasa berada yaitu lantai tiga, di kamar nomor 1.

RENEGADE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang