BONJOUR MOTHERFUCKERS 🖤
.
.
.
Tinggalkan vote dan komen disini✯ᴗ✯
17. Kembali
“Cill, balik ya kita.”
Ketiga teman Zian bersiap untuk pulang. Jedan barusan di telfon mamanya untuk pulang, menemani mamanya yang sendirian di rumah. Aji pun begitu. Keluarga besarnya tengah berkumpul di rumahnya.
“Lo gak pulang?” Zian menatap Azra yang duduk melantai di teras rumahnya. Ia melirik jam tangannya, menunjukkan pukul 21.10 malam.
“Nginep deh, ya? males banget pulang rumah.” Kata Azra.
Zian menimang-nimang sebentar. Orang tuanya belum datang dari luar. Ada kemungkinan pulang besok, jadi Zian sendirian malam ini. Dan, jika ada Azra, ia tidak jadi sendirian. Ada sepupunya yang menemaninya bermain PS sampai pagi.
“Iyaudah, boleh deh.” Putus Zian.
Kedua teman mereka beranjak pulang setelah berpisah dari rumah Zian. Tersisa Azra dan Zian di teras. Baru ingin menutup pintu, suara klakson mobil terdengar dari depan gerbang. Zian mengerutkan keningnya saat terbang terbuka otomatis, menampilkan sosok laki-laki bertubuh tinggi dan berotot.
“Galak?” Gumam Zian.
Di sampingnya, Azra pun ikut menatap Galaksi yang berjalan menuju Zian. Acara menginapnya harus ia batalkan karena ia tidak mau menjadi nyamuk diantara mereka. Azra memutuskan untuk ikut pulang saja.
“Gue cabut, deh.” Azra berucap. Seketika Zian menoleh.
“Loh? si anying. Tau gitu barengan sama Aji Jedan tadi.” Apalah Azra ini.
Azra betulan pulang. Ia melesatkan motornya menuju tak terbatas, meninggalkan Zian kini berdua dengan Galaksi. Di teras kini hanya ada mereka berdua, ditemani cahaya lampu yang menerangi mereka.
Wajah Zian bersemu. Hatinya berdebar kencang. Perasaan gugup melanda. Namun Zian tidak mengetahui apa maksud dari semua itu karena datang secara tiba-tiba saat Galaksi datang kerumahnya. Berdiri di hadapannya. Sambil menatapnya.
“Kok disini–”
Grepp…
Tanpa aba-aba, Galaksi langsung memeluk tubuh sedikit berisi di depannya. Pelukannya sangat erat seperti menandakan bahwa ini adalah miliknya. Hembusan nafasnya membara menerpa leher samping Zian.
“L-lepas–”
“Diem.” Zian memberontak, namun Galaksi makin mengeratkan pelukannya. Sontak Zian terdiam sejenak.
Lama posisi mereka seperti ini hingga Zian kembali bersuara kala dirinya sesak dan panas. Samar-samar suara Zian terdengar karena wajahnya tenggelam di dada bidang Galaksi.
“Sesek …,” Suara Zian sedikit parau.
Pemuda bongsor itu segera melepaskan pelukannya. Ia terkekeh kecil melihat wajah Zian yang memerah karena ulahnya. Sialnya wajah Zian semakin memerah karena suara bariton Galaksi saat tertawa. Serak-serak basah.
“Sorry,” Tangan Galaksi terarah mengusap pipi gembul Zian. Ya, jika di bandingkan dengan teman-temannya, pipi Zian agak berisi di tambah dengan wajahnya yang bulat.
“Kok balik? udah selesai?” Tanya Zian.
Galaksi menggelengkan kepalanya. “Belum,” Ucapnya.
“Terus? diihh, bolos latihan si anying.” Galaksi ketahuan! wajah Zian sangat lucu saat marah, seperti kucing.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENEGADE
Novela Juvenil❝𝑲𝒊𝒕𝒂 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂, 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒅𝒖𝒏𝒊𝒂 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒏𝒐𝒓𝒎𝒂. 𝑴𝒂𝒌𝒂, 𝒎𝒂𝒓𝒊 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒅𝒖𝒏𝒊𝒂 𝒃𝒂𝒓𝒖 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒌𝒊𝒕𝒂.❞ -𝐀 𝐉𝐚𝐧𝐧é, 𝐌𝐚𝐫𝐜𝐡 𝟐𝟎𝟐𝟑 »»𓆩♡𓆪«« cr : pinterest !¡RANK IN 2023...