19. Secret Admirer?

318 28 3
                                    

BONJOUR MOTHERFUCKERS 🖤
Baca tinggal baca, vote tinggal vote, komen tinggal komen. Gratis tanpa bayar.
.
.
.
Baca Renegade sekarang!!

»»𓆩♡𓆪««

19. Secret Admirer?

Hari Pertandingan Basket antar sekolah telah dimulai. Ini saatnya Galaksi dan timnya kembali memenangkan kejuaraan basket yang sudah mereka siapkan dari jauh-jauh hari. Harapan pertandingan cabang olahraga basket SMA Letvian berada di tangan para Tim Leviant, yakni nama tim anggota basket SMA Letvian.

Menunggu giliran untuk bertanding, para panitia yang ada mengumumkan agar Tim Leviant tidak lagi terpencar jauh hingga dapat memudahkan satu sama lain dan tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. 

Didampingi oleh Coach Herman, Bapak Ginanjar selaku kepala sekolah, beberapa anggota osis, dan cheerleaders, Tim Leviant kini berinisiatif untuk pemanasan ringan dan latihan kecil-kecilan. 

Di sela latihannya, Galaksi dikejutkan dengan kedatangan Abi yang tiba-tiba sudah ada di sampingnya. Ya, salah satu anggota osis yang ikut menyaksikan pertandingan ini, ya, Abi. “Kak, Marvel mana?” Abi bertanya.

Galaksi menoleh sedikit kekanan. “Ni anak ikut?” Batinnya.

Galaksi mengedarkan pandangannya ke arah tribun penonton samping kanan di pintu masuk para peserta. “Itu,” Jarinya menunjuk ke arah Marvel. 

Abi mengikut arah pandang kakak kelasnya. Ternyata Marvel tengah duduk sendiri sambil memegangi handphonenya. “Oh, iya. Makasih, Kak.” Pamit laki-laki itu.

Di bagian atas tribun, Samudra yang tengah duduk di samping Pak Ginanjar ternyata dari tadi melihat gerak-gerik Abi. Pandangannya tak mau jauh dari laki-laki beralmamater longgar itu. 

Tak ada reaksi apapun dari Samudra. Ia melihat Abi yang mengambil sebotol minuman di dalam tasnya. Minuman yang mungkin ingin diberikan kepada Marvel.

Benar saja. Langkah kaki Abi menuju tempat Marvel duduk sembari membawa sebotol air mineral kemasan yang ia beli di minimarket. “Vel?” Panggilnya.

Marvel menoleh. Abi duduk tepat di sampingnya, hanya menyisakan jarak sejengkal. Marvel menaikan satu alisnya sebagai jawaban. “Minum,” Abi menyodorkan minuman yang ia bawa.

“Udah ada.” Sembari Marvel memperlihatkan tumbler hitam dengan stiker tulisan MARVEL bercampuran warna di penutupnya serta coretan spidol putih yang ada tanda tangan Dean disana.

Matanya melirik sekilas botol minum tersebut. “Oh? bawa dari rumah, ya?”

Marvel mengangguk. “Punya Dean, sebenarnya.”

Dengan raut wajah yang perlahan berubah sendu, Abi merespon, “Bagus tumblernya. Lucu.” Jedanya. “Kalau gitu, ini titip aja. Siapa tau nanti airnya habis, bisa minum ini.”

Marvel berdiri di tempatnya sesekali berlari kecil. Pertandingan akan segera dimulai. Ia menyuruh Abi untuk menaruhnya saja di tempat ia duduk tadi. 

“Semangat, Vel!!” Sorak Abi. “Semoga menang.”

Pemandu sorak telah bersiap untuk menyoraki Tim Leviant. Galaksi dan beberapa temannya yang lain masih mengatur posisi dan tempat mereka masing-masing. 

Di tengah lapangan, Galaksi yang menjadi ketua kini berdiri di lapangan untuk menentukan siapa yang memegang bola duluan. Di hadapannya sudah ada ketua tim lawan dan disampingnya ada panitia yang memegang koin dan bola basket.

RENEGADE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang