baby ; 27

636 105 18
                                    

Matahari sudah tenggelam, mereka akan mengadakan api unggun sebentarnya lagi.

"Karena kita akan mengadakan api unggun, bapak minta tolong sama kalian, ambil kayu bakar yang ada di pos penitipan barang. Saling membantu yaa, semua harus ikut serta." Mereka pun akhirnya pergi ke pos, sejak tadi sore Wuyo dan Jongho benar-benar tidak bertemu karena berbeda kelompok.

Wuyo baru saja kembali dari kamar mandi, ia melihat ke aula yang mulai sepi. Kemana teman-temannya yang lain?

"Wuyo!" Wuyo menoleh ketika ada yang memanggilnya, ternyata itu adalah Rei.

"Rei, yang lain pada kemana? Kok cuman sedikitan?" tanya Wuyo penasaran.

"ah, Mereka lagi ngambil kayu bakar, kamu mau bantuin aku ga? Aku gak kuat bawa kayu nya." Wuyo tidak bisa menolak permintaan Rei.

"boleh, ayok Wuyo bantu."

"eh, Wuyo! Kayu bakarnya di deket hutan situ." Ucapnya sembari menunjuk ke arah hutan yang di dekat sungai yang tadi pagi Wuyo datangi.

Wuyo mengerutkan keningnya, "bukannya kita udah bawa kayu bakar ya?"

"iya! itu.. Kata petugasnya mereka simpen kayu bakarnya di deket hutan, jadi kita harus ngambil kesana deh, kamu mau bantu kan?" Ucapnya dengan wajah memelas.

Wuyo mengangguk saja, kasian juga kalau Rei bawa kayu sendirian, pasti berat.

Mereka berdua akhirnya berjalan ke arah hutan, hanya berdua. Itupun Wuyo berjalan pelan-pelan karena luka di kakinya.

Wuyo hanya terdiam, memikirkan kenapa disini sepi sekali, bukankah teman-temannya yang lain juga ikut membantu?

"sepi yaa Rei, yang lain kemana ya?"

Rei berjalan di belakang Wuyo, "eum mungkin udah balik lagi."

Sebenarnya Wuyo tidak seberani itu, masuk ke dalam hutan yang gelap, mereka bahkan tidak ada yang membawa senter.

"masih jauh ya Rei? Kayu bakarnya dimana?"

"udah jalan aja! Bentar lagi sampai." Jawab Rei sedikit ketus, Wuyo banyak tanya sekali.

"Wuyo, tempatnya di sana tuh yang ada tanda 'x' warna putih di pohon." Rei sedikit mendorong pelan tubuh Wuyo agar berjalan lebih dulu.

"Rei jangan kemana-mana yaa.. " Wuyo sempat menoleh ke arah Rei sebelum berjalan mendekati pohon yang Rei maksud.

bruk!

"Akh! Rei? Lepasin!!" Secara tiba-tiba Rei mendorong tubuh Wuyo dengan kencang sampai dirinya terjatuh, tangannya di ikat menggunakan tali yang entah dari mana Rei dapatkan.

"Rei! Lepasin Wuyo!!"

"bisa diem gak sih lu?!!"

Seketika Wuyo terdiam, "Rei kenapa? Wuyo ada salah apa sama Rei..?" Matanya memanas saat Rei mendekatinya dengan mata tajam.

"lu mau tau kesalahan lu apa? hm?"

"Rei jangan gini.. Wuyo takut.."

Rei mencengkram pipi Wuyo, "cowok lemah kayak lu itu gak pantes dapetin Eric! Gara-gara lu, Eric mutusin gua!"

Wuyo memberanikan diri menatap Rei yang masih memasang raut wajah marah, "Wuyo gak ada apa-apa sama Eric.. Wuyo minta maaf kalau Wuyo salah.."

"lu emang salah! Sialan." Rei menendang perut Wuyo sampai pria manis itu terbaring meringis.

"say goodbye to the world, mati lu di sini, haha." Rei mulai berjalan meninggalkan Wuyo yang masih meringis.

"hiks.. Rei! Rei hiks, jangan tinggalin Wuyo.." Wuyo bangkit dan berusaha untuk berjalan dengan tangan yang terikat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Baby ; Wooyoung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang