Sakura berjalan cepat melewati lobi Uchiha Corporation, langkahnya berat dan terburu-buru, seolah-olah dia ingin segera melupakan apa yang baru saja terjadi di dalam kantor Sasuke. Namun seberapa keras pun ia mencoba, ada sesuatu yang tetap menganggu di pikirannya, kenangan yang sudah lama terkubur, perlahan-lahan muncul kembali ke permukaan.
Ketika pintu lift menutup di belakangnya, Sakura menunduk, memandang bayangannya di dinding cermin lift. Napasnya masih tersengal, tubuhnya masih sedikit gemetar. Dia berusaha meredam emosi yang berkecamuk dalam dirinya. Amarah, kebingungan, dan yang seharusnya tidak lagi ada di dalam hidupnya. Tapi ciuman tadi, tatapan Sasuke, semuanya memaksanya untuk kembali ke masa lalu yang ia pikir telah ia tinggalkan.
.
.
.12 tahun yang lalu
Di bawah sinar matahari musim panas yang terik, para siswa kelas 12 tampak sibuk berlalu-lalang dengan baju kelulusan mereka, ya hari ini adalah hari terakhir mereka menjadi seorang siswa sebelum berganti status menjadi mahasiswa.
Di antara mereka, Sasuke Uchiha dan Sakura Haruno berjalan berdampingan di sepanjang jalan setapak yang dikelilingi pepohonan rindang. Senyum lebar menghiasi wajah Sakura saat dia mendongak memandang Sasuke, mata gelapnya bersinar lembut setiap kali melihat Sakura.
"Kau yakin sudah mengambil keputusan ini?" tanya Sakura dengan nada ceria yang sedikit terpaksa.
Sasuke menoleh, memberi tatapan penuh keyakinan. "Ya, aku yakin. Ini kesempatan besar, Sakura. Aku harus melanjutkan kuliahku ke luar negeri. Kalau aku tidak pergi sekarang, aku mungkin tidak akan pernah mendapatkan kesempatan seperti ini lagi."
Sakura mengangguk pelan, mencoba tersenyum walaupun di dalam hatinya ada keraguan yang mulai tumbuh. Ia tahu betapa pentingnya hal ini bagi Sasuke.
Telah diterima di salah satu universitas terbaik di Amerika itu adalah impian Sasuke sejak lama. Tetapi semakin mendekati hari keberangkatan Sasuke, perasaan takut akan kehilangan mulai menyelinap dalam diri Sakura.
"Kau tahu aku mendukungmu, Sasuke. Tapi... apa kau yakin kita bisa tetap bersama dengan jarak yang begitu jauh?"
Pertanyaan itu menggantung di udara. Sasuke berhenti sejenak, memandang lurus ke depan, lalu menoleh ke arah Sakura. Dengan lembut, dia meraih tangan Sakura, menggenggamnya erat.
"Kita bisa melalui ini," kata Sasuke dengan penuh keyakinan. "Setelah aku kembali, semuanya akan seperti semula."
Sakura tersenyum kecil, meski hatinya masih bimbang. Ia ingin mempercayai kata-kata Sasuke.
Namun Jarak dan waktu bisa mengubah segalanya. Ia sudah mendengar banyak cerita tentang pasangan yang terpisah oleh jarak dan akhirnya perlahan-lahan hanyut dan hilang.
Beberapa minggu setelah percakapan itu, Sasuke berangkat ke Amerika, meninggalkan Sakura di Jepang. Pada awalnya, hubungan mereka berjalan baik. Mereka berbicara setiap hari, bertukar pesan dan telepon, berbagi cerita tentang kehidupan masing-masing di dua benua yang berbeda. Namun seiring berjalannya waktu, kesibukan Sasuke dengan studinya mulai menyita lebih banyak waktu. Frekuensi komunikasi mereka semakin berkurang, dan jarak di antara mereka semakin terasa.
Sakura mulai merasakan kesepian yang perlahan-lahan menggerogoti hatinya. Ia merindukan kehadiran Sasuke, merindukan kebersamaan mereka yang dulu begitu sederhana namun penuh makna. Setiap kali dia mencoba membicarakan perasaannya dengan Sasuke, pria itu selalu menenangkannya dengan kata-kata yang sama: "Ini hanya sementara. Aku akan kembali."
Namun, kepercayaan Sakura mulai terkikis sedikit demi sedikit. Setiap kali Sasuke tidak bisa membalas pesannya dengan alasan kesibukan, setiap kali panggilan telepon mereka dipersingkat karena Sasuke harus mengejar jadwal kuliah yang padat, Sampai akhirnya, pada suatu malam yang dingin, Sakura memutuskan untuk menghentikan semuanya.
"Ini terlalu sulit, Sasuke," suara Sakura terdengar pecah di telepon. "Aku tidak bisa terus seperti ini. Kau terlalu jauh... dan aku tidak tahu apakah kita bisa bertahan."
Sasuke terdiam di seberang, suaranya pelan namun tegas ketika akhirnya menjawab. "Sakura, ini hanya masalah waktu. Aku akan kembali."
Tapi saat itu, Sakura sudah terlalu lelah. "Aku tidak bisa lagi menunggu. Mungkin ini yang terbaik untuk kita berdua."
Malam itu, Sakura memutuskan hubungan mereka. Keputusan yang sangat sulit, tetapi ia merasa itu adalah satu-satunya cara agar tidak terus bergantung pada harapan yang semakin hari semakin jauh dari jangkauan.
Sasuke menerima keputusannya dengan dingin, tanpa banyak protes, dan itu semakin menyakiti Sakura. Dia berharap pria itu akan berjuang untuk mereka, akan meyakinkannya bahwa segalanya bisa diperbaiki. Namun Sasuke hanya berkata, "Baiklah, jika itu yang kau inginkan."
Setelah itu, komunikasi mereka terputus sepenuhnya. Sasuke melanjutkan studinya dan mulai fokus mengelola bisnis keluarganya Uchiha Corp, yang nantinya akan diwariskan ke dirinya.
Sementara Sakura membangun karirnya di Jepang dengan membangun kembali perusahaan keluarganya Haruno Enterprises yang hampir jatuh bangkrut, dengan begitu ia berusaha melupakan segala tentang Sasuke.
..
..
..Sakura terduduk di dalam mobilnya, masih di parkiran gedung Uchiha Corporation. Tangannya memegang setir erat, berusaha mengendalikan emosi di dalam dirinya.
Kenangan masa lalu itu menyeruak kembali ke permukaan, menghantamnya dengan keras. Dia tidak pernah mengira bahwa pertemuannya kembali dengan Sasuke kali ini akan membangkitkan begitu banyak perasaan lama yang telah ia kubur. Selama bertahun-tahun, dia berusaha keras untuk melupakan semua itu.
Setelah Sasuke kembali dari luar negeri dan mulai mengambil alih kepemimpinan Uchiha Corporation, Sakura memilih untuk tidak peduli dan tetap fokus pada perusahaannya sendiri.
Dia bekerja siang dan malam, mengisi setiap celah kosong dengan kesibukan, hanya untuk memastikan tidak ada ruang bagi kenangan lama yang menyakitkan itu untuk muncul kembali.
Namun Ketika akhirnya mereka bertemu kembali sebagai rival bisnis, dia berpikir bahwa mereka berdua sudah berubah. Sasuke bukan lagi pria yang pernah ia cintai, dan dia bukan lagi wanita yang rapuh menunggu kepastian.
Namun sekarang, setelah pertemuan tadi, Sakura merasa tembok yang dia bangun selama ini perlahan runtuh. Ciuman Sasuke, tatapan matanya, semua itu mengingatkannya pada sesuatu yang dia pikir telah hilang. Dia membenci kenyataan bahwa meskipun mereka kini adalah rival yang saling membenci, ada kenangan yang pernah ada dengan pria itu.
Sakura menutup matanya, berusaha menenangkan dirinya. "Aku tidak bisa seperti ini," gumamnya pelan. "Ini hanya permainan lain dari Sasuke. Dia tidak peduli padaku. Semua ini hanya bagian dari rencana liciknya."
Namun seberapa keras ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Masa lalu mereka mungkin telah terkubur, tetapi sekarang, di antara persaingan bisnis yang memanas dan dendam yang mendalam, bayang-bayang masa lalu itu kembali menghantui mereka.
Sakura membuka matanya, menarik napas panjang, dan memutuskan untuk mengabaikan perasaan itu. "Aku tidak akan membiarkan Sasuke mengendalikanku," katanya pada dirinya sendiri. Dia menghidupkan mesin mobil dan melaju cepat, meninggalkan gedung Uchiha Corporation di belakangnya, dan, untuk saat ini, meninggalkan masa lalu yang tak ingin dia hadapi.
..
..
..
Tbc
..
..
Lanjut gak? Eh Emang ada yang baca /pundung π_π
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita (SASUSAKU)
FanfictionIni bukan cerita seorang CEO dan gadis polos. Bukan. Tapi ini adalah cerita 2 orang CEO yang saling bersaing dengan kekuatan yang sama kuat dan sama ambisiusnya, dan mungkin saja kamu bisa menemukan kisah cinta rumit diantara persaingan keduanya, mu...