Keesokan harinya, Sakura terbangun lebih lambat dari biasanya. Mengingat tadi malam, ia hampir tidak tidur. Setiap kali memejamkan mata, ingatan masa lalu terus menghantuinya, dan juga ciuman yang terjadi di kantor pria itu kemarin.
Sakura menyadari dengan jelas. Sasuke bukanlah pria yang melakukan sesuatu tanpa alasan. Ada motif di balik semua gerak-geriknya, termasuk ciuman mereka kemarin, setidaknya itulah yang bisa dipikirkan Sakura.
Setelah berdiri di depan cermin dan menatap wajahnya yang lelah, Sakura memutuskan untuk mencoba melupakan semuanya. Dia tidak akan membiarkan Sasuke menghancurkan fokusnya, baik bisnis maupun perasaannya. Sasuke mungkin berpikir dia bisa mengendalikan keadaan, tetapi kali ini, Sakura bertekad untuk tidak memberikan celah.
..
..Pagi itu, di kantor Haruno Enterprises, tim Sakura sudah berkumpul untuk rapat mingguan. Tetapi di ruangan rapat yang luas itu, ada sesuatu yang berbeda kali ini. Sakura duduk di ujung meja dengan ekspresi serius yang bahkan lebih tajam dari biasanya.
Matanya menyapu satu per satu wajah timnya, membaca setiap raut wajah mereka. Stelah beberapa menit yang menegangkan. Akhirnya Sakura menarik nafas pelan.
"Kita tidak bisa membiarkan Uchiha Corporation terus mendominasi pasar," kata Sakura tegas, tanpa basa-basi. "Mereka telah menggunakan taktik kotor dan manipulasi untuk merebut klien kita. Sudah saatnya kita melawan dengan cara kita sendiri."
Timnya terdiam, mendengarkan dengan penuh perhatian. Semua orang tahu betapa seriusnya situasi ini. Sejak Uchiha Corporation mulai bersaing langsung dengan mereka dalam berbagai proyek, keadaan semakin sulit. Klien yang sebelumnya setia kepada Haruno Industries kini mulai goyah karena janji-janji manis dari Sasuke Uchiha. Sakura tidak bisa membiarkan hal itu terus berlanjut.
"Kita perlu strategi baru," lanjut Sakura. "Aku ingin kita menggali setiap informasi tentang Uchiha Corporation. Cari tahu kelemahan mereka, kesalahan mereka. Aku tidak peduli seberapa kecil itu harus tetap kita dapatkan, mereka pasti menyembunyikan sesuatu di balik permainan mereka"
Sakura mendengar bisikan persetujuan dari beberapa orang di ruangan itu, namun ada juga yang tampak khawatir. Strategi yang ia usulkan mungkin tampak agresif, tetapi mereka tahu itu adalah satu-satunya cara untuk melawan Uchiha Corporation yang kini semakin mendominasi.
..
..Setelah rapat selesai, Sakura kembali ke ruang kerjanya. Di dalam hatinya, dia tahu Sasuke tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan apa yang diinginkannya.
Belum lama dia duduk, telepon di mejanya berdering. Sekretarisnya masuk ke ruangan dengan wajah gugup.
"Nona Haruno," katanya pelan. "Ada seseorang yang ingin bertemu dengan Anda."
Sakura mengerutkan kening. "Siapa?"
"Ini... Tuan Sasuke Uchiha."
Nama itu langsung membuat jantungnya berdetak lebih cepat, tetapi Sakura berusaha tetap tenang. Tentu saja Sasuke akan muncul di saat seperti ini, seperti predator yang mengendus mangsa yang sedang terluka. Dengan sedikit gerakan tangan, dia mengisyaratkan sekretarisnya untuk membiarkannya masuk.
Tak lama kemudian, pintu terbuka, dan Sasuke melangkah masuk dengan kepercayaan diri yang sama seperti biasa. Setelan hitam yang sempurna, langkahnya ringan namun tegas, dan senyum tipis yang menghiasi wajahnya begitu dia melihat Sakura.
"Sakura," sapanya dengan nada rendah yang penuh kendali, "Kau tampak sibuk."
"Apa yang kau inginkan, Sasuke?" balas Sakura tajam tanpa basa-basi. Dia tidak punya waktu untuk bermain-main. Dia tahu Sasuke tidak akan datang tanpa tujuan yang jelas.
Sasuke mendekat dan duduk tanpa menunggu diundang. "Langsung ke inti masalah, seperti biasa," katanya dengan nada menggoda. "Aku datang untuk menawarkan sesuatu. Kerjasama."
Sakura tertawa kecil, meskipun tidak ada humor dalam suaranya. "Kerjasama? Denganmu?" Dia menatap Sasuke penuh rasa curiga. "Apa kau pikir aku begitu bodoh untuk percaya pada kata-katamu?"
Sasuke hanya tersenyum, seolah menikmati reaksi Sakura yang berapi-api. "Aku tidak meremehkanmu, Sakura. Sebaliknya, aku menghormatimu. Kau dan aku, kita sejatinya sama. Keras kepala, fokus, ambisius. Tapi coba pikirkan, jika kita bekerja sama, kita bisa menguasai pasar ini sepenuhnya. Tidak ada yang bisa menghentikan kita."
Sakura merasakan darahnya mendidih. Dia tahu Sasuke terlalu licik untuk sekadar menawarkan kerjasama tanpa ada niat tersembunyi di baliknya. Apa yang dia inginkan sebenarnya? Menggabungkan kekuatan atau hanya ingin menghancurkan Haruno Enterprises dari dalam?
"Kenapa tiba-tiba menawarkan ini?" Sakura mendekatkan tubuhnya ke arah meja, menatap langsung ke mata Sasuke yang hitam pekat. "Apa rencanamu kali ini? Aku tahu kau tidak pernah melakukan sesuatu tanpa motif tersembunyi."
Sasuke menyandarkan punggungnya ke kursi, bersikap lebih santai dari sebelumnya. "Tidak ada rencana tersembunyi, Sakura. Ini murni bisnis. Jika kita bergabung untuk satu tujuan, keuntungan yang bisa kita dapatkan jauh lebih besar daripada kerugian yang kita tanggung akibat persaingan ini."
"Dan kau pikir aku akan begitu saja mempercayai kata-katamu?"
"Kepercayaan?" jawab Sasuke tenang. "Tapi kita tidak harus saling percaya untuk bekerja sama. Kita hanya perlu tujuan yang sama."
Sakura menahan diri agar tidak tertawa sinis. Pria ini benar-benar gila jika berpikir dia akan menyerah begitu saja dan membiarkan dirinya jatuh dalam perangkap licik Sasuke.
Tapi di sisi lain, tawaran ini terlalu menggiurkan untuk diabaikan begitu saja. Jika Sasuke serius, keuntungan dari kerjasama itu bisa mendongkrak posisinya dalam industri. Namun, dia tahu tidak ada yang sesederhana itu ketika berurusan dengan Sasuke.
"Tidak, Sasuke," akhirnya Sakura menjawab dengan tegas. "Aku tidak akan bekerja sama denganmu. Aku tahu apa yang kau inginkan dan aku tidak akan membiarkan diriku terjebak dalam permainanmu."
Sasuke hanya menatapnya dalam diam selama beberapa detik, sebelum akhirnya tersenyum tipis. "Kau keras kepala, seperti biasa," katanya sambil berdiri. "Tapi aku tidak akan memaksamu. Tawaran ini tetap terbuka. Kau bisa datang padaku kapan saja jika berubah pikiran."
Sebelum Sasuke berbalik untuk pergi, dia menambahkan dengan nada yang lebih lembut, hampir seperti peringatan. "Sakura, kau tahu sekeras apapun kau melawan, aku selalu selangkah di depan. Kau boleh menolakku sekarang, tapi ingatlah, pada akhirnya, hanya ada satu pemenang dalam permainan ini."
Sakura menatap punggung Sasuke yang keluar dari ruangannya dengan perasaan campur aduk. Dia tahu Sasuke tidak akan berhenti di sini. Pria itu selalu punya cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Sakura menghela napas panjang. Di balik amarah dan kebenciannya pada Sasuke, dia tidak bisa mengabaikan sebuah perasaan lama yang pernah ada, yang telah ia kubur dalam dalan. Tapi satu hal yang pasti, dia tidak akan menyerah begitu saja.
Tanpa membuang waktu, Sakura memanggil sekretarisnya dan meminta semua laporan terbaru tentang Uchiha Corporation. Jika Sasuke ingin perang, maka dia akan memberikan perang yang layak. Tapi kali ini, dia akan lebih siap
..
..
Tbc.
..
..
Vote dan komen jika ada orang π_π
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita (SASUSAKU)
FanfictionIni bukan cerita seorang CEO dan gadis polos. Bukan. Tapi ini adalah cerita 2 orang CEO yang saling bersaing dengan kekuatan yang sama kuat dan sama ambisiusnya, dan mungkin saja kamu bisa menemukan kisah cinta rumit diantara persaingan keduanya, mu...