9 - Noda Anggur

290 43 1
                                    

Sejak malam di mana Sasuke dengan lancang mengajukan tawaran gilanya, Sakura merasa ada dinding yang semakin tebal memisahkan mereka. Bukan hanya dinding kebencian dan persaingan, tetapi juga lapisan perasaan yang lebih dalam, lebih rumit, dan tidak diinginkan. Setiap kali ia memikirkan tawaran itu, bahwa Sasuke ingin dia menjadi miliknya demi berhenti bersaing kotor, emosi bercampur marah, kecewa, dan bingung selalu memenuhi hatinya.

Di salah satu ballroom paling mewah di pusat kota, tengah berlangsung acara amal yang dihadiri oleh para petinggi bisnis, politik, dan sosial. Acara itu bukan hanya sekadar ajang amal, lebih dari itu, acara seperti ini adalah tempat berkumpulnya kekuatan. Setiap orang di ruangan ini memiliki pengaruh, uang, atau kekuasaan, dan di tengah-tengahnya, seorang wanita berdiri tegak dengan gaun hitam elegan yang memeluk tubuhnya dengan sempurna.

Sakura Haruno. Dia tahu betul bahwa hadir di acara ini lebih dari sekadar kewajiban sosial. Ini adalah kesempatan untuk memperluas jaringan, memperkuat aliansi, dan menunjukkan bahwa Haruno masih tetap kuat di tengah persaingan sengit. Namun, apa yang dia tidak harapkan malam itu adalah pertemuan dengan pria yang menjadi pusat dari semua konflik yang dalam hidupnya.

Sasuke Uchiha.

Dia baru saja selesai berbincang dengan salah satu rekan bisnisnya ketika dia melihat Sasuke di ujung ruangan, dengan setelan hitam yang tampak sempurna membungkus tubuhnya yang tinggi dan tegap. Wajahnya tetap tenang, tidak menunjukkan emosi apa pun, seperti biasanya. Namun, tatapan tajamnya segera menangkap keberadaan Sakura, dan senyum liciknya muncul hanya sekejap sebelum dia mulai melangkah mendekat.

Sakura berusaha mengalihkan perhatiannya ke pembicaraan lain, tetapi detik demi detik, dia tahu bahwa Sasuke semakin mendekat. Ketenangannya mulai sedikit terganggu. Dia tidak ingin terjebak dalam permainan pikiran Sasuke malam ini. Bukan di sini, bukan di depan orang-orang penting ini.

"Sepertinya kita selalu bertemu di tempat-tempat yang tidak terduga, ya?" Suara rendah dan dalam Sasuke terdengar di belakangnya, begitu dekat hingga ia bisa merasakan hembusan napasnya di telinganya.

Sakura berbalik perlahan, memastikan dirinya tetap tenang. "Sasuke," balasnya singkat, mencoba menjaga formalitas. "Aku tidak menyangka kau akan hadir di sini."

Sasuke menyeringai, senyum tipis yang selalu membuat Sakura merasa waspada. "Ini acara penting, tentu saja aku ada di sini. Kau tahu betapa aku tidak ingin melewatkan kesempatan untuk bertemu dengan... orang-orang berpengaruh."

Kalimat itu diucapkan dengan nada yang ambigu, membuat Sakura menegang. Dia tahu betul bahwa yang dimaksud Sasuke bukan hanya orang-orang penting di acara ini. Sasuke selalu bermain dengan kata-kata, dan Sakura tidak bisa membiarkan dirinya terpancing terlalu cepat.

"Apa yang kau inginkan, Sasuke?" tanya Sakura dingin, menatap langsung ke matanya. "Aku yakin kita tidak perlu saling berpura-pura di sini."

Sasuke mendekat selangkah, dan Sakura bisa merasakan aura licik yang terpancar dari setiap gerak-geriknya. "Tidak ada. Aku hanya ingin mengobrol, tidak lebih. Bagaimanapun juga, kita berdua adalah rekan kerja di dunia bisnis, bukan?"

Sakura hampir tertawa mendengar kata-kata itu. "Rekan?" ia mengulang dengan nada sinis. "Sangat lucu, Sasuke. Kita berdua tahu bahwa itu adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi."

Sasuke tidak tersinggung oleh kata-kata itu. Malah, dia tampak semakin tertarik. "Kau tahu, aku selalu mengagumi kata-katamu dan... dirimu." bisiknya ditelinga Sakura.

Sakura menghela napas, mencoba menahan emosinya. Dia tidak ingin terjebak dalam perangkap psikologis Sasuke malam ini. "Aku tidak akan membiarkanmu memancingku, Sasuke. Jika kau hanya ingin bermain-main dengan kata-kata, aku tidak punya waktu untuk itu."

Antara Kita (SASUSAKU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang