20 - Cemburu, bilang

376 51 15
                                    

Hari itu, ruang pertemuan di lantai tertinggi gedung Uchiha Corporation dipenuhi oleh sinar matahari yang menyelinap masuk melalui jendela-jendela besar, menciptakan suasana hangat yang bertolak belakang dengan atmosfer dingin di dalam ruangan. Ruangannya luas, dinding-dindingnya dihiasi dengan karya seni modern yang mengilustrasikan ketajaman bisnis dan kemewahan.

Sasuke duduk di ujung meja panjang, matanya yang dingin menatap layar proyektor dengan fokus penuh. Di seberangnya duduk Shion, CEO sebuah perusahaan kecantikan ternama, Radiant Skin. Wanita itu memiliki rambut pirang yang tergerai sempurna di atas bahunya, bibir merah yang tampak memikat, dan tubuh yang dibalut gaun formal namun tetap memperlihatkan kesan sensual. Shion berbicara dengan penuh percaya diri, menjelaskan potensi kolaborasi mereka yang bisa menggabungkan kekuatan dua perusahaan raksasa.

Namun, meski kata-kata Shion menggema dengan antusias, Sasuke tetap tenang dan serius. Ekspresinya tak pernah berubah, pandangannya hanya fokus pada layar dan data di depannya, seperti biasa, tak tergoyahkan. Dia adalah wujud nyata dari profesionalisme, tak terganggu oleh pesona atau kecantikan yang Shion bawa ke ruangan itu.

"Jadi, dengan kombinasi produk kami yang baru dan jaringan distribusi Uchiha Corporation, aku yakin kita bisa mendominasi pasar produk kecantikan di Asia dalam dua tahun ke depan," Shion menutup presentasinya dengan nada semangat, tatapannya dengan sengaja diarahkan pada Sasuke, berharap mendapatkan sedikit reaksi dari pria itu.

Sasuke menutup dokumen di depannya, mengangguk kecil, tapi tak memberikan banyak emosi. "Angka-angka ini masuk akal," ujarnya datar, "Namun, kita perlu menyesuaikan beberapa strategi pemasaran agar selaras dengan portofolio kami."

Shion mengangguk, namun pandangannya tidak pernah lepas dari wajah Sasuke. Senyumnya semakin lebar, menciptakan kesan sensual. "Tentu saja, Uchiha-san," katanya, suaranya lembut dan penuh daya tarik. Dia mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, seolah berusaha mengurangi jarak di antara mereka.

Namun, Sasuke tidak bergeming. Dia tetap memandangi dokumen, tidak menanggapi godaan halus dari wanita itu. "Kita perlu prioritaskan pemasaran digital dan fokuskan pada pasar internasional," lanjutnya tanpa ekspresi.

Shion tersenyum, meski dalam hatinya ia kecewa karena reaksi Sasuke yang begitu datar. "Tentu saja, kita bisa diskusikan lebih lanjut di pertemuan selanjutnya, atau mungkin dalam pertemuan yang lebih... privat." Kata terakhir itu diucapkan dengan nada menggoda, Shion mendekati Sasuke yang masih berada di meja rapat, dia berdiri cukup dekat hingga wangi parfum mahalnya menyebar di udara. "Kau punya rencana setelah ini? Mungkin kita bisa makan malam bersama. Ada restoran baru yang baru saja dibuka tidak jauh dari sini. Aku yakin kau akan suka."

Sasuke hanya melirik sekilas, lalu berdiri dari kursinya. "Aku sibuk," jawabnya tanpa basa-basi.

Shion tampak sedikit terkejut, namun dia tidak menyerah. "Kau terlalu keras pada dirimu sendiri. Sesekali keluar dan menikmati hidup tidak akan membunuhmu, kau tahu?"

Sasuke mengenakan jasnya dan menatap Shion dengan tatapan dingin. "Aku tidak punya waktu untuk hal-hal yang tidak relevan."

Shion mencoba menutupi rasa malunya dengan tersenyum lebih lebar. "Ah, kau benar-benar tipe pria yang serius, ya? Tapi aku menyukai pria seperti itu." Ia melirik Sasuke dengan tatapan mendamba, ya tentu saja wanita mana yang bisa lolos dari pesona seorang Uchiha.

Sasuke kemudian berdiri, menandai bahwa pertemuan mereka sudah selesai. "Aku rasa kita sudah menyelesaikan semuanya. Timku akan menghubungimu mengenai detail selanjutnya."

Shion mengangguk walaupun sedikit kecewa, ia tampak tak ingin pertemuan ini berakhir begitu cepat. "Baiklah, aku harap kita bisa rapat berdua lagi secepatnya." Dia berjalan mendekat, dengan langkah halus, berdiri di samping Sasuke, Sesaat, jarak di antara mereka begitu dekat, hampir menyentuh.

Antara Kita (SASUSAKU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang