Sakura menyerah, ia benar-benar tidak dapat mengingat apapun. Lelah berpikir, ia kemudian menggeser tubuhnya pelan-pelan, berharap tidak membangunkan Sasuke. Namun, justru saat itulah, pria itu membuka matanya. Sepasang mata hitam itu menatapnya langsung, membuat Sakura membeku di tempat.
Senyum kecil yang tidak biasa muncul di bibir Sasuke. "Kau sudah bangun?" suaranya serak, suara khas seseorang yang baru bangun tidur.
Sakura terdiam beberapa detik, sebelum akhirnya dia berdehem kecil lalu memaksa dirinya untuk berbicara. "Apa yang... apa yang terjadi semalam? Kenapa aku di sini?" suaranya bergetar antara gugup dan bingung.
Sasuke bangkit perlahan dari ranjang, gerakannya tenang namun penuh kendali, seolah situasi yang terjadi adalah hal yang biasa bagi dirinya.
"Kau mabuk berat tadi malam. Aku tidak tahu sandi apartemenmu, jadi aku tidak punya pilihan selain membawamu ke sini," katanya, seolah tak ada yang perlu dikhawatirkan. Mata hitamnya beralih sejenak pada kaos longgar yang dikenakan Sakura, kaos miliknya, sebelum ia menambahkan dengan nada santai, "Pakaianmu kotor, jadi aku menggantinya dengan milikku. Jangan khawatir, tidak ada yang terjadi."
Penjelasan Sasuke yang santai justru membuat darah Sakura berdesir. Wajahnya semakin memerah mendengar kata-kata Sasuke. 'Jadi dia yang menggantikan bajuku?!' Inner Sakura berteriak dalam hati, merasa malu. Matanya otomatis menyapu dirinya sendiri, memeriksa kaos longgar yang terasa asing di tubuhnya.
Namun, meski penjelasan Sasuke terdengar masuk akal, ada perasaan lain yang tidak bisa ia abaikan. Potongan-potongan ingatannya masih samar, seperti film buram yang tidak bisa ia putar dengan jelas. Dia mencoba mengingat dengan lebih keras, berusaha menemukan petunjuk dari kejadian semalam. Tapi setiap kali ia mencoba menelusuri ingatan, semuanya berakhir pada bayangan dirinya yang tertawa dan minuman yang terus mengalir, lalu... gelap.
Ia mendongak, menatap Sasuke yang masih duduk dengan tenang di tepi ranjang, seolah tidak ada beban di pikirannya. Di satu sisi, ia merasa lega karena Sasuke tidak melakukan sesuatu yang tidak seharusnya. Namun di sisi lain, ada dorongan dalam dirinya yang membuatnya bertanya-tanya. Mengapa dia merasa sedikit kecewa? 'Aku mabuk, tentu saja dia tidak akan melakukan apa-apa,' pikirnya, mencoba meyakinkan diri.
Sakura kembali menunduk, tidak tahu harus berkata apa. Rasanya aneh bangun di tempat Sasuke, terutama dalam keadaan kacau seperti ini.
"Kau mengingat sesuatu?" Sasuke bertanya, nada suaranya biasa saja, tapi Sakura bisa merasakan ada sedikit godaan tersirat di dalamnya.
Sakura mengerutkan kening, berusaha lebih keras mengingat. "Aku... aku ingat bersama Ino, karaoke, lalu... setelah itu, semuanya kabur." Dia melirik Sasuke dengan tatapan penuh tanya. "Apa aku melakukan sesuatu yang... bodoh?"
Sasuke tersenyum tipis, senyum yang khas seperti seringaian tapi menggoda. "Bisa dibilang begitu."
Pipi Sakura semakin panas. "Apa yang aku lakukan!?"
Sasuke tidak segera menjawab. Dia berdiri dari ranjang, berjalan pelan menuju nakas yang ada di kamar, mengambil segelas air, kemudian menatap Sakura dari kejauhan, memikirkan bagaimana ia akan menjawab pertanyaan itu.
"Kau mengatakan sesuatu," katanya santai, suaranya tenang namun penuh kesan menggodanya.
Sakura menahan napas, merasa lebih malu dari sebelumnya. "Mengatakan sesuatu?" dia mengulang kata itu dengan bingung. "Aku... aku mengatakan apa?"
Sasuke menyesap airnya, kemudian menjawab, "Banyak hal. Dari betapa tampannya aku menurutmu, sampai—" dia berhenti sejenak, kemudian melanjutkan dengan senyum yang lebih lebar, "—katamu kau selalu memikirkanku. apa itu benar, Sakura?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita (SASUSAKU)
FanficIni bukan cerita seorang CEO dan gadis polos. Bukan. Tapi ini adalah cerita 2 orang CEO yang saling bersaing dengan kekuatan yang sama kuat dan sama ambisiusnya, dan mungkin saja kamu bisa menemukan kisah cinta rumit diantara persaingan keduanya, mu...