Pagi itu, Sakura duduk di ruang kantornya, menatap layar laptop dengan penuh fokus. Setelah malam panjang yang dipenuhi dengan analisis dan perhitungan, Sakura akhirnya menemukan jalan keluar yang menurutnya bisa menyelamatkan perusahaannya dari gempuran Uchiha Corporation, yaitu mencoba bekerjasama dengan Sasori.
Sasori, pria yang dulu pernah menjadi seniornya di kampus, kini adalah CEO perusahaan teknologi yang berkembang pesat. Meski mereka pernah dekat, Sakura selalu menjaga jarak setelah perpisahannya dengan Sasuke. Namun, Sasori tidak pernah benar-benar hilang dari hidupnya. Mereka masih sering bertemu di berbagai acara bisnis, dan hubungan mereka tetap dalam jarak profesional meski ada masa lalu yang tidak terselesaikan.
Ponsel Sakura berdering, menginterupsi pikirannya. Nama yang muncul di layar membuat jantungnya berdebar sedikit lebih cepat.
"Selamat pagi, Sakura," suara Sasori terdengar ramah di seberang sana, seperti biasa. "Aku sudah memeriksa proposalmu, dan aku pikir ini bisa menjadi peluang besar untuk kedua perusahaan kita."
Sakura tersenyum tipis. "Aku senang kau berpikir seperti itu. Aku ingin kita memperkuat posisi masing-masing di pasar ini, terutama melawan Uchiha Corporation."
"Aku setuju," balas Sasori tanpa ragu. "Jika kita bergabung, mereka tidak akan mudah mengalahkan kita."
Sakura menarik napas lega. Ini adalah langkah yang berani, tapi juga berisiko. Sakura tidak benar-benar yakin apakah Sasori masih memiliki perasaan padanya, namun satu yang Sakura yakinini dengan pasti bahwa Sasori akan tetap bersikap profesional.
"Kapan kita bisa bertemu untuk membahas detailnya?" tanya Sasori, membuat Sakura tersadar kembali.
Sakura melirik kalender di mejanya. "Bagaimana kalau besok? Aku bisa datang ke kantormu."
"Tentu, itu akan bagus. Aku menantikan pertemuan kita," jawab Sasori terdengar senang.
Setelah menutup telepon, Sakura termenung sejenak. Ia tahu bahwa bekerja sama dengan Sasori bukanlah keputusan yang sepenuhnya terlepas dari resiko. Ada masa lalu di antara mereka, dan masa lalu itu bisa menjadi pedang bermata dua.
Namun, di dalam situasi seperti ini, perasaan pribadi harus dikesampingkan. Dia tidak bisa membiarkan masa lalunya menghalangi langkah besar ini. Sasori adalah sekutu yang kuat, dan dengan bantuannya, Sakura yakin bisa mengalahkan Sasuke yang semakin melangkah lebih jauh.
Di sisi lain kota, Sasuke duduk di kantornya, memandang keluar jendela yang memperlihatkan pemandangan gedung-gedung pencakar langit Tokyo. Di tangannya, sebuah laporan terbaru tentang Haruno Entreprises dan pergerakan bisnisnya. Senyum licik menghiasi wajahnya saat membaca informasi terbaru.
"Sakura, Sakura..." gumamnya pelan, matanya menyipit, penuh kalkulasi. "Jadi kau memutuskan untuk bekerja sama dengan Sasori?"
Sasuke sudah menduga langkah ini sejak lama. Sasori adalah pilihan logis bagi Sakura. Perusahaan teknologi milik Sasori memiliki banyak keunggulan yang bisa memperkuat posisi Haruno Entreprises, terutama dalam persaingan di bidang teknologi yang semakin ketat. Namun, Sasuke tidak pernah khawatir. Sebaliknya, dia menganggap ini sebagai sebuah permainan yang sudah dia perhitungkan sejak awal.
"Kau selalu berpikir bisa keluar dari bayanganku, tapi kau lupa, Sakura," kata Sasuke sambil mengetuk-ngetukkan jarinya di meja. "Semakin keras kau berusaha melawan, semakin mudah bagiku untuk membuatmu mengakui kekalahanmu."
Sasuke bukan hanya licik, dia juga ahli dalam memanipulasi situasi. Dia tahu bahwa aliansi antara Haruno Entreprises dan perusahaan Sasori tidak akan cukup untuk menghentikannya. Sasuke sudah menyiapkan strategi yang jauh lebih rumit dan mematikan dan Sasuke, seperti biasa, selalu beberapa langkah di depan.
Telepon di mejanya berdering. Tanpa melihat siapa yang menelepon, Sasuke mengangkatnya.
"Tuan, kami baru saja menerima laporan dari tim riset. Sasori dan Sakura akan bertemu besok untuk membahas kerja sama mereka."
Sasuke tersenyum lagi. "Bagus. Jangan lakukan apa-apa. Biarkan mereka berpikir mereka menang."
"Tentu, Tuan."
Sasuke menutup telepon dan kembali menyandarkan tubuhnya ke kursi. Dia tahu bahwa Sakura akan berjuang mati-matian untuk mempertahankan perusahaannya, dan itulah yang dia inginkan. Dia ingin melihat seberapa jauh Sakura akan melangkah, seberapa keras dia akan melawan. Dan ketika saatnya tiba, Sasuke akan memastikan bahwa dia tetap memegang kendali penuh atas permainan ini.
Keesokan harinya, Sakura melangkah masuk ke dalam gedung kantor Sasori dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, dia tahu bahwa bekerja sama dengan Sasori adalah keputusan bisnis yang cerdas. Di sisi lain, entah mengapa ia merasa ada sesuatu yang lain yang lebih besar sedang menunggunya.
Sasori menyambutnya dengan senyum hangat ketika dia masuk ke ruang rapat pribadi di lantai atas gedung itu. "Sakura, senang kau bisa datang," katanya sambil menawarkan jabat tangan.
Sakura membalas senyum itu dengan profesionalitas yang tak terbantahkan. "Terima kasih telah menerima undangan kerjasama ini. Aku yakin ini akan menjadi langkah besar untuk kita berdua."
Mereka duduk, dan pembicaraan segera dimulai. Sasori dengan cepat memaparkan rencana strategisnya, menawarkan teknologi terbaru yang bisa mendongkrak Haruno Entreprises ke level berikutnya. Dia juga memberikan opsi kerjasama yang tidak hanya melibatkan sektor teknologi, tetapi juga potensi merger di masa depan.
"Jika kita bergabung, Haruno Entreprises akan memiliki akses ke seluruh infrastruktur teknologiku. Ini akan mempercepat inovasi dan ekspansi kalian. Dengan posisi pasar kalian yang kuat di sektor manufaktur dan konstruksi, kita bisa menciptakan dominasi baru di industri ini," kata Sasori penuh keyakinan.
Sakura mengangguk, mencoba menelaah semua tawaran itu dengan hati-hati. Dia tahu ini adalah kesempatan yang berharga.
Setelah sesi pembicaraan yang intens, Sasori menawarkan makan siang di sebuah restoran mahal yang tidak jauh dari kantor itu. Meski ragu, Sakura akhirnya setuju. Di tengah obrolan santai di meja makan, Sasori tiba-tiba menyinggung masa lalu mereka.
"Dulu, aku selalu berharap kita bisa lebih dari sekadar teman," katanya dengan nada lembut, matanya menatap Sakura dengan penuh harap.
Sakura terdiam sejenak, merasa sedikit canggung. "Sasori senpai, aku menghargai perasaanmu, tapi... aku tidak ingin mencampuradukkan urusan pribadi dan bisnis."
Sasori tersenyum tipis, meskipun ada sedikit kekecewaan di matanya. "Aku mengerti. Tapi kau tahu, perasaan itu tidak pernah benar-benar hilang."
Sakura hanya bisa menatapnya tanpa kata-kata. Dia tahu ini akan terjadi. Sasori, meski seorang pebisnis profesional, tetaplah pria yang memiliki perasaan ketika berhubungan dengan dirinya. Tapi dia tidak bisa membiarkan hal itu mengganggu fokusnya.
Sementara itu, di gedung Uchiha Corporation, Sasuke duduk di mejanya, mengamati laporan terbaru dari timnya. Informasi tentang pertemuan antara Sakura dan Sasori membuatnya tersenyum lebih lebar.
"Kau mungkin berpikir ini akan berhasil, Sakura," gumamnya pelan, "tapi ini baru permulaan. Permainan sesungguhnya baru dimulai."
........................................
Bersambung.........
......................................
Vote dan komen ya hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita (SASUSAKU)
Fiksi PenggemarIni bukan cerita seorang CEO dan gadis polos. Bukan. Tapi ini adalah cerita 2 orang CEO yang saling bersaing dengan kekuatan yang sama kuat dan sama ambisiusnya, dan mungkin saja kamu bisa menemukan kisah cinta rumit diantara persaingan keduanya, mu...