Gedung Uchiha Corporation menjulang tinggi di tengah kota Tokyo. Setiap lantai yang mengisi gedung itu dipenuhi dengan pekerja yang sibuk, rapat yang tiada henti, dan percakapan tentang transaksi bernilai jutaan yen.
Namun pagi itu, semua orang di dalam gedung mulai merasa ada sesuatu yang berbeda. Suasana seolah dipenuhi ketegangan. Dan ketegangan itu berpusat pada satu orang.
Sakura Haruno, dengan langkah cepat dan tegas, melintasi lobi gedung Uchiha tanpa memperdulikan pandangan karyawan yang terkejut melihat kehadirannya. Wajahnya tampak penuh amarah, matanya berkilat-kilat seperti nyala api yang membara. Rambut merah mudanya terurai, sedikit berantakan, menambah kesan bahwa wanita ini tidak sedang dalam keadaan baik. Dengan mengenakan setelan bisnis hitam yang menonjolkan aura gelap, dia langsung menuju ke lift eksekutif yang akan membawanya ke lantai paling atas, ruangan Sasuke Uchiha.
Dia tidak butuh janji atau izin. Ini bukan kunjungan bisnis biasa untuk ber haha hihi ria. Ini lebih dari itu. Sakura datang untuk berhadapan langsung dengan pria yang telah menghancurkan rencananya, sekali lagi, dengan langkah liciknya yang yang menjijikkan bagi Sakura. Dan kali ini, dia tidak akan pergi sebelum mendapatkan jawaban.
. .
..Sakura hampir meledak begitu lift terbuka di lantai tertinggi. Tanpa menyapa sekretaris Sasuke, tanpa basa-basi, dia langsung mendorong pintu besar yang menuju ruangan pribadi Sasuke. Sekretaris Sasuke hanya bisa terdiam, tak berani menghentikannya. Ia tahu ini adalah urusan yang di luar kendaliny.
Di dalam ruangan, Sasuke sedang duduk santai di kursinya, seperti raja yang mengawasi kerajaannya dari balik jendela besar yang memperlihatkan pemandangan kota Tokyo.
Ketika pintu terbuka dengan keras, dia tidak terkejut. Senyum tipis muncul di sudut bibirnya saat dia mendengar langkah cepat yang mendekat.
"Sakura Haruno," gumamnya pelan sambil memutar kursinya menghadap ke arah wanita itu. "Aku sudah menduga kau akan datang."
Sakura berhenti beberapa meter di depan meja besar yang memisahkan mereka. Nafasnya tersengal-sengal, tidak hanya karena marah, tetapi juga karena kecepatan langkahnya saat menuju kesini tadi.
Dia menatap Sasuke dengan penuh kebencian. Pria itu duduk dengan tenang, tampak santai seolah-olah tidak ada masalah yang besar. Sikap dingin dan acuh tak acuh itu semakin memanaskan darah Sakura sampai ke ubun ubun.
"Kau benar-benar tidak punya rasa malu," suaranya bergetar, mencampuradukkan kemarahan dan rasa ingin membunuh. "Menyebarkan rumor busuk tentang keuangan perusahaanku, membocorkan informasi yang bahkan tidak ada, kau sudah terlalu jauh, Sasuke!" teriak Sakura tak bisa dibendung.
Sasuke mengangkat alis, senyumnya semakin lebar. "Rumor? Informasi bocor?" katanya dengan nada tenang, seolah tidak tau apa apa. "Aku tidak tahu apa yang sedang kau bicarakan."
"Jangan pura-pura bodoh!" bentak Sakura, suara tingginya menggema di ruangan itu. "Aku tahu betul apa yang kau lakukan. Kau selalu bersembunyi di balik akting burukmu itu, memainkan strategi licikmu dari jauh. Tapi tidak kali ini, Sasuke. Kau sudah melewati batas!"
Sasuke berdiri perlahan dari kursinya, masih dengan tatapan santai. Dia berjalan perlahan ke depan mejanya, mendekati Sakura dengan langkah ringan.
"Melewati batas?" Dia tertawa kecil, suaranya rendah dan hampir meremehkan. "Sakura, ini hanya bisnis. Jika kau tidak siap untuk menerima kenyataan, mungkin kau seharusnya mempertimbangkan kembali posisimu."
Nada dinginnya membuat Sakura semakin berang. Pria ini selalu berusaha memanipulasi keadaan, selalu menganggap dirinya berada di atas orang lain. Sakura merasakan detak jantungnya semakin cepat, amarahnya meluap tak terkendali.
"Kau benar-benar pria yang menjijikkan," bisiknya dengan suara rendah namun tajam. "Aku sudah muak dengan permainan kotor Sasuke. Kau pikir kau bisa terus menghancurkan orang lain hah? Kau pikir aku akan terus membiarkanmu menghancurkan perusahaanku?"
Sasuke mendekatkan dirinya pada Sakura, hingga jarak di antara mereka hanya tinggal beberapa langkah.
Matanya tajam, penuh misteri yang Sakura tidak paham itu apa, "Kau tidak bisa menghentikanku, Sakura," ucapnya dengan tenang. "Tidak hari ini, tidak besok, tidak selamanya."
Kata-kata itu adalah pemicu terakhir. Sakura, yang sudah di ambang batas kesabaran, mengangkat tangannya, siap untuk menampar wajah Sasuke yang penuh dengan arogansi itu.
Tangannya bergerak cepat, tetapi sebelum bisa menyentuh kulitnya, Sasuke sudah lebih dulu bertindak. Dalam sekejap, Sasuke menangkap pergelangan tangannya dan menarik tubuhnya lebih dekat.
Sebelum Sakura sempat bereaksi, Sasuke mengurungnya dengan satu gerakan yang cepat. Tubuhnya mendekat, lengannya melingkar di sekitar tubuhnya, membuat Sakura terperangkap di antara tubuh pria itu dan meja besar di belakangnya. Sakura terkejut, bukan hanya karena gerakan cepat Sasuke tapi juga karena posisi mereka yang sangat dekat bahkan saling bersentuhan.
Jantung Sakura berdebar kencang, terkejut karena tindakan tiba-tiba ini.
Tatapan mereka bertemu, hanya berjarak beberapa inci. Mata hitam Sasuke menatapnya dalam-dalam, penuh dengan sesuatu yang tak bisa dijelaskan.
Sakura, yang biasanya penuh percaya diri kini merasa tidak nyaman dan perasaan aneh didalam dirinya. Dia ingin marah, ingin melawan, tapi tubuhnya seakan membeku di tempat.
Untuk sesaat, tak ada yang bergerak. Hanya ada tatapan panjang dan keheningan yang mengisi ruangan itu. Sakura bisa merasakan napas Sasuke di wajahnya.
Sasuke perlahan menunduk, mendekatkan wajahnya ke wajah Sakura. Dan sebelum pikiran Sakura bisa memproses apa yang terjadi, bibir Sasuke sudah menyentuh bibirnya dengan lembut, cepat, dan membingungkan.
Sakura terdiam, jantungnya berdegup semakin kencang. Ciuman itu mengejutkannya, dia tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Segala amarah yang tadi membara seperti lenyap begitu saja dalam kekosongan yang ditinggalkan oleh ciuman itu.
Sasuke menarik diri, namun hanya sedikit, masih cukup dekat hingga napas mereka berdua bercampur. Mata hitamnya memandang ke dalam mata Sakura, dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Sakura," bisiknya pelan, namun penuh penekanan. "Jangan memancing diriku yang sebenarnya."
Sakura terengah-engah, masih mencoba memproses apa yang baru saja terjadi. Namun sebelum dia bisa mengatakan apapun, Sasuke melepaskan genggaman lengannya dan mundur beberapa langkah. Dengan satu senyuman licik, Sasuke kembali duduk di kursinya.
"Aku akan menunggu langkahmu selanjutnya, permainan kita baru saja dimulai" ucapnya santai, seolah tidak ada yang baru saja terjadi.
Sakura masih berdiri di tempatnya, tubuhnya kaku. Segala kata-kata yang ingin dia lontarkan tadi seakan hilang begitu saja. Dia benci pria ini lebih dari apapun, tetapi untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia merasa tidak tahu harus berbuat apa.
"Kau brengsek Sasuke!" Sakura berbalik, meninggalkan ruangan itu dengan langkah tergesa. Di dalam hatinya, amarah masih membara, tapi kini bercampur dengan banyak tanda tanya. Apa yang sebenarnya terjadi? Dan apa yang sebenarnya diinginkan Sasuke Uchiha darinya?
..
..
Tbc
..
..Vote dan komen ya hehehe

KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita (SASUSAKU)
FanfictionIni bukan cerita seorang CEO dan gadis polos. Bukan. Tapi ini adalah cerita 2 orang CEO yang saling bersaing dengan kekuatan yang sama kuat dan sama ambisiusnya, dan mungkin saja kamu bisa menemukan kisah cinta rumit diantara persaingan keduanya, mu...