14 - Pelajaran untuk Sakura

309 42 9
                                    

Di sebuah ballroom megah yang dipenuhi kilauan kristal dan rangkaian bunga mawar putih, acara pernikahan anak seorang CEO terkenal dihadiri para pebisnis kelas atas. Cahaya lampu gantung yang mewah memantul pada marmer hitam mengkilap, menambah suasana elegan dan prestisius. Tamu-tamu berdatangan dengan gaun dan jas terbaik mereka, membawa serta aura kekayaan dan kekuasaan.

Di salah satu meja VIP yang paling mencolok, tempat para eksekutif terpenting duduk, Sakura Haruno sudah berada di sana. Mengenakan gaun elegan berwarna merah maroon berpotongan paha yang tinggi sehingga setiap kali ia berjalan paha mulus tanpa cela itu akan terekspos, Sakura tampak anggun, menjaga postur dan senyum tenang di tengah percakapan basa-basi yang diselipi pamer status dan kekuasaan. Di meja panjang berlapis kain sutra putih itu, gelas-gelas kristal berdenting pelan, menyatu dengan suara obrolan para pemimpin korporasi yang saling berbagi pencapaian perusahaan mereka. Disampingnya Sasori juga terlihat sedang berdiskusi santai dengan seorang pria paruh baya yang juga menggunakan setelan jas mahal.

Dan saat itu juga lah dimana Sakura tidak lagi dapat menghindari Sasuke. Sasuke Uchiha, setelah berpisah dengan Naruto yang juga berkumpul di meja VIP lain khusus para artis, ia berjalan dengan percaya diri menuju meja dimana Sakura berada, tatapannya tidak lepas sedikitpun dari wanita itu itu.

Tanpa banyak bicara, ia menarik kursi di samping Sakura dan duduk tepat di sebelahnya, memaksa perhatian wanita itu beralih kepadanya. Hawa dingin yang memancar dari sikapnya yang tenang membuat Sakura sejenak tegang, tetapi dengan cepat ia mengontrolnya dengan sikap profesional, berusaha tidak mempedulikan keberadaan Sasuke disampingnya.

Sakura mengamati para eksekutif itu berbicara sembari memerkan aset dan klien besar mana saja yang telah mereka dapatkan, berusaha mengabaikan keberadaan Sasuke yang duduk hanya beberapa inci di sampingnya. Namun, detak jantungnya tak bisa ia kendalikan. "Tenang Sakura, Dia ada di sini hanya untuk mengganggu," pikirnya dengan frustrasi.

Diskusi di meja berubah menjadi lebih formal ketika CEO Yamada Corp sang tuan rumah, ayah dari pengantin, berdiri untuk memberikan sambutannya. "Terima kasih atas kehadiran Anda semua. Pernikahan ini bukan hanya tentang merayakan kebahagiaan keluarga kami, tetapi juga kesempatan untuk mempererat hubungan bisnis kita." Senyum tersungging di bibirnya, penuh dengan kebanggaan yang kentara.

Di sela-sela sambutan tersebut, Sasuke melirik Sakura dengan senyum miring memikirkan rencananya untuk memberi Sakura pelajaran karna sudah menjauhinya dan yang lebih penting datang kesini bersama pria lain. Sambil menyandarkan punggungnya ke kursi, tangannya yang tersembunyi di bawah meja perlahan menyentuh paha dalam Sakura yang cukup terekspos karena belahan paha gaun yang sangat tinggi, membuat tubuh wanita itu menegang seketika. "Santai. Sakura," bisik Sasuke pelan, nadanya rendah dan penuh godaan. "Bukankah kita bisa lebih rileks? Ini hanya pesta pernikahan, bukan rapat dewan direksi."

Sakura tetap menjaga postur tubuhnya agar tidak ada yang curiga, walupun sebenarnya ia sangat ingin menampar Sasuke yang sudah berlaku tidak sopan, namun ia tak boleh terpancing dan membuat keributan di sini.

"Jangan main-main Sasuke!" jawabnya tegas sambil berbisik, berusaha tetap fokus kedepan dan tangannya dibawah berusaha menyingkirkan tangan Sasuke.

"Dan aku tidak menghindarimu. Kau tidak sepenting itu untukku" Lanjut Sakura pelan, "Jadi jika kau ingin membahas sesuatu, pastikan itu penting."

Namun, Sasuke tidak menyerah. Ia menggeser kursinya sedikit lebih dekat, sehingga kini hampir tak ada jarak di antara mereka. "Jadi kau tidak menghindari ku ya, kalau begitu aku bisa membuat ini menjadi sangat penting," katanya, suaranya rendah dan intens. Tatapannya tajam, seolah menembus pertahanan Sakura yang ia tau mati matian menghindari tatapannya.

Para tamu lain di sekitar mereka tampak sibuk dengan obrolan masing-masing, Sasori yang berada di sisi lain kursi Sakura tidak menyadari apa yang terjadi dibawah meja namun ia cukup menyadari apa yang terjadi diatas.
"Kau baik baik saja Sakura? Kau sedikit pucat" Tanyanya penuh perhatian.

Antara Kita (SASUSAKU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang