19 - Kebimbangan

403 46 9
                                    

Keesokan paginya, sinar matahari yang mulai meninggi merayap masuk melalui tirai jendela apartemen Sakura, menyinari ruangan yang sebelumnya dipenuhi dengan kehangatan malam. Saat cahaya lembut itu menyentuh wajah Sakura, dia perlahan membuka matanya, hanya untuk menemukan dirinya terbaring di sofa dengan Sasuke di sampingnya.

Kenyataan itu membuat ingatan Sakura tentang malam sebelumnya kembali berputar, ia ingat tadi malam dimana pertempuran antara dirinya dan Sasuke yang baru berakhir ketika jam menujukan angka 4 subuh.

Sakura tersentak, merasakan tubuhnya yang hangat dan terasa pegal-pegal bersandar pada tubuh Sasuke. Posisi mereka yang saling berpelukan, dengan kepalanya yang bersandar di dada bidang Sasuke yang juga tanpa atasan. Pipi Sakura terasa panas, cepat-cepat ia menarik diri, menyadari betapa intimnya mereka semalam, dan wajahnya langsung memerah.

Sasuke terbaring di sampingnya, wajahnya tampak tenang dan damai dalam tidur. Rambut hitamnya yang acak-acakan jatuh di dahi, dan bibirnya yang sedikit terbuka memberikan kesan seksi dan tampan yang sangat tidak nyata untuk seorang manusia.

Sakura merasakan pipinya semakin terasa panas dan tanpa sadar ia menahan nafas saat matanya menyusuri tubuh Sasuke yang tampak polos dengan hanya ditutupi sedikit selimut mulai dari pinggang hingga betisnya.

Merasa kurang nyaman dengan posisi mereka, Sakura perlahan berusaha untuk duduk tanpa mengganggu tidur Sasuke. Namun, saat dia bergerak bangun, selimut yang tadinya menutupi bagian atas tubuhnya jatuh bebas hingga memperlihatkan perut dan dadanya yang polos namun penuh dengan tanda kemerahan hasil karya Sasuke, Sakura seketika tersadar bahwa gaun tidurnya yang semalam kini sudah tak lagi menutupi tubuhnya. Rasa panik menyergapnya, dengan gerakan relfeks dengan cepat ia kembali menarik selimutnya yang jatuh untuk menutupi tubuh polosnya.

Di saat itulah, Sasuke terbangun. Dengan mata yang masih setengah terpejam, dia memandang Sakura dengan tatapan kebingungan, sebelum akhirnya menyadari situasi yang mereka hadapi. Senyum kecil muncul di wajahnya, sesuatu yang membuat Sakura kembali was was, "Selamat pagi," katanya dengan nada serak, suaranya berat dan menggoda..

"Y..ya Selamat pagi," ucapnya terbata-bata, berusaha mengatur napasnya yang tidak stabil. Ia menunduk, menatap jari-jarinya yang sibuk bermain di atas selimut, seperti anak kecil yang tertangkap basah melakukan sesuatu yang salah.

Sasuke menggerakkan tubuhnya, mengubah posisinya sehingga sekarang dia berbaring miring, menghadap Sakura. "Tidur nyenyak?" tanya Sasuke.

Sakura mengangguk, tanpa menatap Sasuke. "Sedikit"

Perlahan, jari-jari Sasuke yang panjang menyentuh dagu Sakura, mengangkatnya dengan lembut hingga tatapan mata mereka bertemu. Sasuke beranjak mendekat, mencium kening Sakura lembut, yang membuat gadis itu terkejut sembari menatap Sasuke yang kini juga sedang menatapnya.

Tatapan mata Sasuke yang lekat pada dirinya tidak membantu sama sekali. Pria itu tidak menunjukkan tanda-tanda rasa malu atau gugup. Sebaliknya, dia malah terlihat sangat tenang, seakan mereka tadi malam tidak saling medesahkan nama satu sama lain.

Jari-jari Sasuke kemudian turun, menyusuri leher Sakura yang masih ada bekas tanda kemerahan, sebelum akhirnya berhenti di pundak. Namun Sasuke tak tergesa-gesa, dia hanya tersenyum. Senyum yang jarang sekali dia perlihatkan.

Lalu, tangan Sasuke kini merangkulnya dengan lembut, menarik Sakura ke dalam pelukan hangat yang penuh keintiman "Be my girl, Sakura" Sasuke berbisik lagi sebelum menundukkan wajahnya, mencium puncak kepala Sakura dengan lembut.

..
..
..

Matahari mulai terik di luar jendela besar yang menghadap ke pusat kota Konoha. Gedung-gedung tinggi membentang sejauh mata memandang.

Antara Kita (SASUSAKU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang