Malam itu, Tokyo diselimuti oleh gelapnya langit yang berbintang, menciptakan suasana yang tenang di luar gedung Haruno Enterprises. Namun, di dalam, suasana terasa jauh lebih kelam. Sakura Haruno duduk sendirian di didalam ruangannya dikantor, para karyawannya telah pulang yang mungkin kini hanya menyisakan satpam yang menjaga dipost depan, dikelilingi oleh tumpukan dokumen dan cahaya lampu yang temaram, Sakura memilih lembur sendirian untuk menyibukkan pikirannya. Namun, meski fokusnya tertuju pada pekerjaannya, pikiran tentang Sasuke Uchiha tidak pernah bisa diabaikan. Sangat menyebalkan dan membuat Sakura frustasi.
Bahkan setelah pertemuan yang cukup intim antara ia dan Sasuke yang sudah lewat beberapa hari lalu, bayangan pria itu masih saja mengganggu pikirannya. Meskipun kebencian terhadap lelaki itu masih lebih membara di dalam hatinya.
Dengan frustasi, Sakura menyandarkan kepalanya ke meja, mengingat senyum menyebalkan Sasuke, jari-jarinya yang bermain dititik sensitifnya seolah menghantui setiap sudut pikirannya. Sialan.
Tok tok tok.
Tiba-tiba, pintu kantornya diketuk pelan. Sakura mengangkat kepalanya, siap untuk mengusir siapa pun yang mengganggu konsentrasinya. Namun, saat pintu terbuka, sosok yang sangat dikenalnya muncul di depan matanya, wajah dingin dan penuh percaya diri,
Sasuke Uchiha. Sakura melongo tak percaya, pria yang paling ia hindari saat ini, pria yang terus mengusik pikirannya. Kini berdiri tepat dia depan pintu ruangannya, dengan kemeja putih yang lengannya tergulung hingga siku, serta jas hitam yang ia sampirkan dibahu kanannya. Yang walaupun enggan Sakura akui Sangat tampan untuk dipandang.
"Terpesona. Sayang?" tanya Sasuke dengan nada sarkastik dan senyum licik andalannya. Dengan tangan di saku celana, ia melangkah masuk tanpa menunggu jawaban.
"Apa yang kau lakukan dikantorku. Dan bagaimana kau bisa masuk? Sasuke" tanya Sakura ketus, berusaha mempertahankan sikap dinginnya. Namun, suaranya tidak sepenuhnya mencerminkan ketidakpeduliannya. Dia tidak bisa memungkiri bahwa kehadiran Sasuke membuat detak jantungnya berdebar lebih cepat.
Sasuke hanya tersenyum, senyuman yang selalu membuat Sakura merasa terjebak. "Memangnya itu penting? Lagipula aku disini untuk menemani lemburmu." Dia menutup pintu di belakangnya dan berjalan lebih dekat, tatapannya tidak pernah meninggalkan wajah Sakura.
"Dan apa yang kau harapkan, Sasuke? Apakah kau berharap aku akan mengucapkan terima kasih?" Sakura berusaha untuk tetap tenang, tetapi suaranya bergetar.
"Oh, aku tidak mengharapkan terima kasih," Sasuke menjawab, menyandarkan tubuhnya ke meja kerja Sakura, cukup dekat sehingga ia bisa merasakan kehangatan tubuhnya. "Aku hanya ingin tahu seberapa lama kau bisa menahan diri sebelum menyerah pada pesonaku."
Sakura menelan ludahnya, berusaha menjaga ketenangan. "Pesona? Apakah itu yang kau sebut? Satu-satunya yang aku lihat adalah pria licik yang selalu berusaha menjatuhkanku."
"Mungkin itu salah satu daya tarikku," Sasuke menjawab dengan nada menggoda, matanya bersinar penuh tantangan. "Menghancurkan ego seseorang bisa menjadi sangat menyenangkan, terutama jika orang itu secantik dan sesexy dirimu."
Sakura merasa darahnya mendidih. "Kau sudah tidak waras! Sekarang keluar dari ruanganku atau aku panggilkan satpam," katanya tegas, tak habis pikir dengan jalan pikiran pria di hadapannya.
Sasuke mengangkat alisnya, jelas terhibur oleh kemarahan Sakura. "Apa kau marah hm," ia melangkah lebih dekat, jarak di antara mereka kini semakin sedikit. "Jangan marah dan membenciku seperti itu Sakura. Itu membuatku semakin ingin memakanmu" Lanjut Sasuke dengan nada menggoda.
Sakura merasa hatinya berdegup kencang. "Benci? Sasuke, ya aku sangat membencimu. Cara kau selalu mencoba mengalahkanku, cara kau mendekati ku... itu membuatku muak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita (SASUSAKU)
FanfictionIni bukan cerita seorang CEO dan gadis polos. Bukan. Tapi ini adalah cerita 2 orang CEO yang saling bersaing dengan kekuatan yang sama kuat dan sama ambisiusnya, dan mungkin saja kamu bisa menemukan kisah cinta rumit diantara persaingan keduanya, mu...