06: Percobaan

494 41 0
                                        

YOU POV

"AKH!!" pekikku, saat merasakan sakit dari luka yang aku buat. Aku teruskan menggores pergelangan tanganku hingga ujung. Kepalaku terasa berputar, melihat begitu banyak cairan merah yang mengalir keluar. Tapi, aku masih bisa merasakan sakit hati itu..

"Kamu menyedihkan Y/n!" perkataan Niki itu terus memenuhi pikiranku. Membuatku tersadar, bahwa aku tak bisa lagi bertahan dalam keadaan seperti ini. Aku harus mengakhiri segalanya dan satu-satunya cara dengan mengakhiri hidupku sendiri.

Namun, saat aku ingin menggoresnya sekali lagi pisau di lenganku, tiba-tiba seorang lelaki menghentikanku. Ia ambil dan buang pisau itu ke lantai, lalu dibalik tubuhku secara paksa menghadap dirinya. Ia menangkup wajahku sambil memegang pergelangan tanganku yang telah basah oleh darah. Mata lelaki itu berkaca-kaca, sukses menyadarkanku dari tindakan gila yang telah aku lakukan.

"Oppa berjanji akan mengeluarkanmu dari sini kan? Jadi oppa mohon, jangan seperti ini.." pintanya dengan sangat. Aku menghembuskan napas panjang seiring tubuhku yang bergetar hebat. Tangisku pecah, saat melihat kekhawatiran yang tergambar jelas di wajah lelaki itu. Air mata juga mengalir membasahi wajahnya, menandakan ia tak bermain-main dengan ucapannya.

"Oh tuhan!" Aku mendengar pekikan orang lain di ruangan ini.

"Panggil Jake atau Sunoo! Hanya mereka yang tahu letak kotak P3K!!" Sunghoon langsung menuruti perintah lelaki itu. Perhatianku tertuju pada lantai yang telah basah oleh darah dari tanganku. Begitu banyak, sampai membasahi baju lelaki itu juga.

"Y/n-ah.." lirih Heeseung begitu bergetar. Aku remas bajunya kuat, ingin melepaskan diri dari pelukannya, "Heeseung oppa, aku harus mengakhiri segalanya".

"Tidak sayang, lihat oppa! Jangan berpikiran pendek seperti ini, ada oppa disini. Oppa akan melindungimu apapun yang terjadi.." Ia menangkup wajahku saat mengatakan itu. Aku merasakan darah dari tangannya yang mengenai wajahku. Langsung menyadarkanku dari segala hal.

Aku salah, tak seharusnya aku melakukan ini. Aku gelap mata hingga nekat melakukan tindakan yang dapat merugikan diriku sendiri, bahkan orang-orang di sekitarku. Berkat ucapan Heeseung itu, aku menjadi sadar, bahwa aku tidak sendirian melalui ini semua.

Masalah tidak akan selesai dengan aku mengakhiri hidupku. Kehidupan akan terus berjalan, dengan ada atau tanpa diriku. Heeseung dan lainnya akan tetap menjadi tahanan seksual di rumah ini, jadi aku tak boleh hanya memikirkan diriku sendiri.

"Kita lalui semua ini bersama, jangan pernah berpikir bahwa kau sendiri." ujarnya, membuat cengkramanku di baju lelaki itu perlahan melemah. Aku melupakan ini, kenyataan bahwa tak hanya aku yang tersiksa dalam situasi ini. Heeseung juga merasakan hal yang sama, tapi bedanya, ia tidak bertindak bodoh dengan mencelakai dirinya sendiri.

"Kenapa?" tanya Jake yang akhirnya datang bersama Sunoo dan Sunghoon. Lelaki itu tak kalah khawatir saat melihat begitu banyak darah yang mengalir dari luka di tubuhku. Langsung Jake lepas tubuhku dari pelukan Heeseung, guna melihat luka di tangan kiriku ini.

"Dia menggores lengannya sendiri." ujar Heeseung. Mereka langsung membawaku ke ruang makan untuk mengobati luka tersebut. Heeseung membersihkan tubuhnya yang terkena darahku, lalu ia membantuku membersihkan darah yang mengenai wajahku.

Sunghoon, bertugas membersihkan darah di area dapur sedangkan Sunoo, membantu Jake mengobati luka di tubuhku. Mereka tak henti memberikan kalimat penyemangat dan penenang untukku, membuatku semakin sadar bahwa aku tak sendirian melalui ini semua.

"""""""""""""""""'"'''""""""""""""

"""""""""""""""""'"'''""""""""""""

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
VARIUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang