07: Ice Cream

317 26 3
                                    

YOU POV

Dua hari berlalu...

Master memberiku sedikit waktu untuk beristirahat dari segala perintahnya. Aku habiskan dua hari itu dengan berbagai macam kegiatan, mulai dari berolah raga, menonton netflix, bercocok tanam hingga memasak makanan untuk kami berenam. Kami harus melakukan semua kegiatan itu bersama-sama, membuat hubungan diantara kami menjadi semakin dekat.

Hari ini, yang bertugas menemaniku adalah Sunoo oppa. Setelah melewati hari-hari bersamanya, lelaki itu ternyata memiliki kepribadian yang lucu dan menggemaskan. Walaupun terkadang usil, tapi berkat kehadirannya, suasana di rumah ini menjadi sangat menyenangkan.

Aku dan Sunoo oppa sedang bersiap-siap untuk berenang bersama para anggota VARIUM yang lain. Waktu masih menunjukan pukul delapan pagi, aku telah mengenakan bikini berwarna biru pastel, dengan luaran baju kaos putih kebesaran. Masih malu mengekspos bagian tubuhku padahal hampir dari mereka sudah pernah merasakan tubuhku ini.

Aku poleskan make up tipis di wajahku seperti bedak lalu merapikan alisku dan yang terakhir, aku poleskan liptint di bibirku.

"Apa kau punya lipgloss?" tanya lelaki yang habis mencuci wajahnya di sebelahku. Sembari ia mengeringkan wajahnya menggunakan handuk, aku cari keberadaan lipgloss milikku di dalam lemari kaca, setelah aku dapatkan langsung ku berikan padanya, "Ini oppa".

"Pakein dong~" pinta Sunoo dengan memajukan bibir tembamnya. Tanpa pikir panjang, aku buka penutup lipgloss tersebut, lalu mengoleskannya tipis ke bibir Sunoo. Setelah rata, aku isyaratkan dia untuk merapikan lipgloss tersebut menggunakan bibirnya sendiri.

"Gomawo~" ucapnya. Ia perhatikan wajahnya dari dari pantulan cermin dihadapan kami.

"Kalau oppa mau pakai lagi, aku taruh sini ya~" ucapku, menunjukan tempat aku menyimpan lipgloss tersebut.

"Ne~" jawab Sunoo. Kini, bibir lelaki itu terlihat semakin menggoda karena lebih berwarna dan bervolume. Ia tersenyum dengan bangganya di depan cermin.

Aku sisir surai hitam panjang milikku. Merasakan rambutku semakin panjang saja, begitu pula poniku yang telah melewati mata. Aku rapikan tatanan rambutku, sepertinya aku harus memotong poni ini agar terlihat lebih rapi.

"Oppa, aku mau potong poni." ucapku, masih memperhatikan rambutku dari pantulan cermin. Sunoo menoleh, lalu ikut memperhatikan rambutku.

"Mau oppa potongkan? Oppa ahli dalam bidang ini." tawarnya sambil mengelus rambutku pelan. Aku ragu, terutama setelah melihat senyuman menggoda di wajahnya saat mengatakan itu.

"Betulan?" tanyaku. Sunoo menjawab dengan anggukan kepala pasti, langsung ia beranjak dari kamar mandi guna mengambil perlengkapannya. Ia membiarkan pintu kamar mandi yang terbuka lebar, hingga akhirnya Sunoo kembali dengan membawa sebuah gunting dan kursi.

"Duduklah!" Perintahnya. Aku mendudukan diri di kursi tersebut. Sempat menoleh ke arah cermin yang berada di sampingku, berpikir ulang sebelum aku menyesal.

"Pejamkan matamu.." Aku ragu setelah melihat kekehan pelan di akhir perintahnya itu. Aku takut, ia hanya bermain-main dan malah membuat hancur rambutku.

"Jangan kependekan ya, oppa!!" ujarku. Sunoo hanya terus tertawa sambil membawa semua poniku ke depan wajahku. Ia menyisirnya pelan, perasaanku menjadi tak enak.

"Iyaa janji, kalau oppa ingkar, jatah es krim oppa untukmu semua deh." ucapnya masih dengan kekehan pelan. Aku merutuki diriku yang begitu lemah, setelah mendengar embel-embel es krim darinya. Aku sangat menyukai es krim, tapi tentu aku tidak akan mau mengikhlaskan rambutku ini hancur, demi sebuah es krim berukuran 750ml.

VARIUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang