04: Anggota

418 30 4
                                    

YOU POV

"Tarik napasmu panjang, lalu hembuskan.." Aku ingin mengikuti perintahnya, namun keberadaan lelaki yang berbicara itu mengalihkan seluruh perhatianku.

"Pak Jake?" tanyaku, masih dengan napas yang pendek. Lelaki itu mengelus punggungku pelan, ia tak menjawab, hanya terus memintaku untuk mengikuti arahannya. Menarik napas panjang lalu menghembuskannya, terus seperti itu hingga aku merasakan sesak di dadaku perlahan menghilang. Setelah keadaanku perlahan membaik, ia dudukkan diri tepat di sebelahku.

"Kamu mengingatku?" tanya pak Jake, seraya melepas jaket besar yang ia kenakan. Ia berikan jaket itu untuk menutupi tubuh telanjangku ini.

"Iya, bapak dosen di fakultas kami." jawabku. Langsung aku kenakan jaket tersebut, beruntung ukurannya sangat besar hingga dapat menutupi tubuh hingga bokongku.

"Kalau disini jangan panggil aku bapak dong, tua banget jadinya." ujar pria tampan itu diakhiri kekehan pelan. Aku beranikan diri menatapnya. Dalam hati bertanya, apa yang pak Jake lakukan disini? Apa ia juga anggota VARIUM? Atau ia adalah master gila yang selalu memerintah kami?

Pak Jake tersenyum ramah saat menyadariku yang terus menatap ke arahnya.

"Jake, saya ingin kau menggantikan Niki untuk malam ini." Master kembali berbicara. Berarti, dugaanku yang terakhir itu salah. Mungkin benar, ia salah satu anggota di VARIUM ini.

"Menggantikan apa, master?" tanya pak Jake begitu bingung.

"Bercinta dengan Y/n." Jantungku kembali memacu kencang dibuatnya. Ketakutan yang perlahan menghilang kini mulai menyelimutiku lagi. Aku tak mengerti apa yang master bangsat itu inginkan sebenarnya? Mengapa ia senang sekali melihatku menderita?!

Aku tertunduk, tak sanggup menahan tangisku lagi. Ku pejamkan mataku, menyandarkan tubuh yang bergetar hebat pada dinding di belakangku.

"Tapi master, saya tak bisa melakukannya." lirihku pelan. Aku tak ingin melakukan lagi, tubuhku benar-benar lelah, aku tak bisa mengontrol ketakutan yang aku rasakan.

"Lakukan atau kau akan menderita seperti sahabatmu itu!!"

Aku benci dibentak seperti ini!! Dadaku kembali sesak, ku gigit bibir bawahku kuat, agar tangisku tak terdengar semakin kencang.

"Gadis ini sesak napas, master." akhirnya pak Jake memberitahu kondisi tubuhku saat ini. Ia terus berusaha menenangkanku dengan mengelus punggungku pelan. Namun, itu tak banyak membantu.

"Dia tak punya riwayat penyakit apapun, ia hanya mengalami serangan panik yang berlebihan." ujar Master, maha mengetahui. Aku memang tak memiliki riwayat penyakit paru apapun, situasi menakutkan ini penyebab utamanya.

Tidak, aku tak bisa bercinta lagi. Apalagi, pak Jake adalah dosenku di kampusku menimba ilmu. Apa master itu sudah gila? Sudah cukup, Master sialan itu menjatuhkan harga diriku.

Aku terdiam, tak bisa melakukan apapun selain memohon atau melakukan perintahnya itu. Aku lebih memilih, tak perduli dengan apapun lagi.

Aku kuatkan diri bangkit dari dudukku, lalu bersujud di depan sebuah kamera pengintai yang tak jauh dariku.

"Aku mohon, masterr. Aku tak bisa melakukannya.." Pintaku, masih dengan bersujud. Aku gunakan bantal untuk menutupi bokongku ini.

"Apa yang kau lakukan?" pak Jake panik dan menyuruhku untuk berhenri memohon seperti itu.

"Saya hitung sampai tiga!!" Master sialan itu semakin murka. Baiklah, aku akan memakai cara yang terakhir yaitu mengiklaskan diriku di setrum lagi.

VARIUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang