BAB 17. MUNTAH-MUNTAH

44 13 0
                                    

“Tidak semua hal harus lo tau. karena itu adalah privasi seseorang. ”
— RYDER VALENTINO VINCENT.

Huek huek huek, Ryder dan Sindy heran kenapa Key tiba-tiba ingin muntah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huek huek huek, Ryder dan Sindy heran kenapa Key tiba-tiba ingin muntah. "Lo kenapa Key? Lo mau muntah?" Ryder mendekati Key, memegang bahunya.

Key menggeleng. "Nggak, gue mau ke kamar mandi dulu, keknya gue muntah-muntah!" katanya.

"Sindy, kamu main di sini dulu yan. Kakak ganteng mau temenin kakak cantik dulu ke kamar mandiri," ucap Ryder, agar Sindy tidak merasa tertinggal kan.

"Siap kakak ganteng! Hati-hati yah," Sindy menatap Key wajahnya begitu pucat, seperti orang yang sedang kekurangan darah. Apakah ini termasuk gejala-gejala orang hamil.

Ryder mendampingi Key berjalan ke kamar mandi, ia tak tega melihat Key sendirian. Karena ini juga perbuatannya sihh. Siapa suruh kebelet ngentot.

Di dalam kamar mandi, Key mengeluarkan semua isi perutnya. Tentu membuat Ryder kewalahan, mengambil tisu dan juga air putih agar Key lebih baikan.

"Ini air putih, minum dulu." Kata Ryder memberikan segelas air putih untuk Key, Key mengambil gelas yang diberikan Ryder lalu meneguk airnya sampai habis, setelah beberapa saat, perasaan nya mulai membaik lalu keluar dari dalam kamar mandi.

"Lo udah enakan kan?" Key hanya tersenyum. Lalu menemui Sindy. Perempuan kecil itu sedang bermain di atas kasur.

"Hai cantik, maaf yah kakak ganteng tadi lama," Ryder tahu kalo mereka lama di kamar mandi. Sindy menganggukkan kepala, tanda mengerti.

"Kakak cantik udah nggak kenapa-napa kan?" Sindy mendekati Key, seperti mencoba memeriksa Key dari dekat.

Key tersenyum lalu mengelus rambut Sindy. "Nggak cantik, kakak cantik nggak kenapa-napa kok, enggak khawatirin kakak cantik."

Sindy tiba-tiba memeluk Key. Entah kenapa ia merasakan kehangatan saat dipeluk Sindy. Apakah ini rasanya jika di peluk oleh seseorang apalagi anak mereka nantinya. Oh iya bentar lagi kan Key bakal punya anak.

"Sindy sayang sama kaka cantik, jadi sehat-sehat terus yah," Sindy mendongak menatap Key lalu memeluknya kembali. Key lagi-lagi hanya bisa tersenyum. Begitupun Ryder, ia merasa terharu melihat kedekatan mereka berdua.

'Emang Key udah pantas jadi Ibu, aura keibuannya udah terasa banget, terbuktii Sindy nyaman pada Key.'

****

Sepulang Ryder dan Geby yang sudah menjemput adiknya, Sindy. Kini Key hanya sendirian di rumah. Salma mungkin baru pulang setelah maghrib.

Karena bosan, Key tiba-tiba terlintas untuk menonton youtube, bagaimana cara agar menjaga kehamilan di usia kandungan yang sudah beberapa minggu ini. Eh bentar dulu, Key belum pernah cek ke dokter kandungan yah?

"Usia kehamilan aku udah berapa minggu yah? Aku mau ajak Ryder besok deh ke dokter kandungan."

Key, bukan perempuan biasa yang mengeluh. Ia termasuk perempuan yang tabah dengan juga pasrah dengan takdirnya. Apalagi Ryder berjanji untuk bertanggung-jawab nantinya.

S.M.ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang