BAB 22. RAHASIA TERBONGKAR!

28 9 3
                                    

“Dibalik wajah lo yang polos, ternyata lo adalah pemain yang udah pro ternyata.”
— LAURA IVANKA.

Sudah beberapa kali ketukan pintu terdengar dari luar kamar Ryder, namun tetap saja tidak ada sahutan dari sang empunya kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah beberapa kali ketukan pintu terdengar dari luar kamar Ryder, namun tetap saja tidak ada sahutan dari sang empunya kamar. Aruna, sebagai kakak yang baik harus membangunkan adiknya untuk ke sekolah.

Namun usahanya sepertinya tidak membuahkan hasil, karena pintu nya yang terkunci maka timbulnya ide di kepala Aruna untuk membangunkan Ryder dengan cara berbeda. Setelah menebak-nebak dan juga mempertimbangkan, Aruna langsung beraksi.

Aruna kemudian pergi dari depan kamar Ryder, entah pergi ke mana akupun tak tahu. Namun beberapa menit kemudian tercium bau asap mengepul dari dalam dapur, mungkin kalian tau siapa dalangnya. Yess, kalian benar. Aruna dia sedang membuat asap menggunakan kayu agar seolah-olah rumah mereka kebakaran.

"Kebakaran! Rumah kami kebakaran!" teriak Aruna yang sudah ada di depan kamar Ryder, tentu rencana kedua sudah ia siapkan.

"Kebakaran, Ryder bangun! Rumah kita kebakaran!" teriak histeris Aruna, berusaha menjiwai agar aktingnya berhasil.

Di dalam kamar dan juga asap yang sudah menyebar masuk kedalam mampu membuat mimpi indahnya terganggu, Ryder Terlonjak kaget saat kepulang asap sudah di depan mata.

"Kebakaran!" Ryder berlari dari kasur mencoba keluar dari dalam kamar, saat pintu kamar berhasil terbuka, semburan air tepat mengenai tubuh Ryder. Rencana kedua berhasil.

Air yang begitu dingin mampu membuat Ryder berhasil kedinginan. "Kak! Kok kakak siram Rey sih, rumah kan kebakaran!" ucap Ryder, mengusap wajahnya yang terkena air.

Aruna tertawa mendengarnya. "Bukan rumah yang kebakaran tapi kamu, siapa suruh lambat bangun, lihat jam berapa ini." Aruna memperlihatkan jam melalui handphone nya. Sudah menunjukkan pukul setengah delapan.

"Astaga, gue terlambat," dengan ekspresi kaget, buru-buru Ryder masuk kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap ke sekolah.

"Emang enak dikerjain?" tawa Aruna kemudian kembali ke dapur.

****

Setelah apel pagi dilaksanakan, Keynara bersama dengan sahabatnya, Geby dan juga Oliv terlebih dahulu ke kantin untuk mengisi perut. Entah kenapa, sejak tadi Keynara merasa ingin muntah-muntah dan tidak nafsu makan, namun karena ajakan Geby yang terus memaksanya maka tidak ada pilihan lain.

Sesampainya di kantin Key hanya duduk di samping Oliv, sedang Geby sedang memesan makanan untuk mereka. Oliv sejak tadi memang melihat perubahan Keynara. Hingga menimbulkan pertanyaan dari dalam dirinya.

"Key,"

"Iya Liv, ada apa?" Key berbalik menatap Oliv.

"Gue liat-liat akhir-akhir ini lo seperti orang kecapean deh Key, sebenarnya lo kenapa sih..."

S.M.ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang