Bayangan

3 1 0
                                    

Ternyata secara tiba-tiba aku mendapat bayangan tulisan “Kemampuan Baru”, aku gatau itu tertuju untuk siapa karna nggak ada petunjuk selain tulisan itu

“Jangan bengong!” ucap Samuel sambil melemparkan bantal yang di lempar Jeje
“Itai! (Sakit)” ucapku saat lemparan Samuel mengenai diriku
“Makanya jangan bengong!” ucap Samuel
“Gue nggak bengong ya” ucapku
“Terus kalau nggak bengong apa? Ngelamun? Itu sama aja Ogeb” omel Samuel

“Kenapa jadi ribut sih kalian berdua” ucap Jeje sambil bergantian melihatku dan Samuel
“Biarin!” ucapku dan Samuel bersamaan

“Eh btw, aku barusan dapat bayangan tulisan” ucapku
Auto mereka menoleh ke arahku. Aku yang paham dengan masud mereka langsung aja bilang

“Bayangan itu bertuliskan ‘Kemampuan Baru’” ucapku

Fyi, ini di basecamp sisa 3 orang ya, sedangkan yang lain pergi keluar karna ini hari Sabtu

“Kemampuan Baru?” tanya Jeje dan Samuel secara bersamaan
“Iya, tapi aku gatau siapa yang akan punya kemampuan baru di antara kita bersepuluh” ucap ku
“Mungkin itu kamu, kode untuk kamu kalau memang dirimu dapat kemampuan baru” ucap Samuel
“Nggak mungkinlah Sam, kemampuan Yosi itu meningkat bukan baru. Mungkin bisa jadi diantara kita berdelapan kecuali kamu dapat kemampuan baru, atau bisa jadi juga kamu dapat kemampuan baru” ucap Jeje
“Nah aku setuju sama Jeje” ucapku
“Masa aku dapat kemampuan baru? Kalau iya kemampuan apa?” tanya Samuel
“Ya mana tau kita, itu tugas kau untuk cari tau” ucap Jeje

“Udahan dulu ya, aku mau ke kamar, kalau kalian mau lanjut ngobrol dipersilahkan” ucap Jeje sambil bangkit berdiri dan berjalan menuju kamarnya

Saat Jeje pergi ke kamarnya

“Sam aku rasa, bayangan tulisan yang aku dapatkan itu tertuju pada mu” ucapku
“Hah kok bisa? Tertuju ke diriku?” tanya Samuel
“Gatau ya ini kebetulan atua gimana, tapi pas kamu dilempar bantal sama Jeje terus kamu menghindar tepat sebelum tuh bantal kena, nggak lama dari itu aku mendapat bayangan tulisan itu” ucapku
“Halah kebetulan itu, Jeje lempar bantal ke aku mah sering dan selalu nggak kena” ucap Samuel

‘Sebenernya apa yang disampaikan Samuel itu betul juga tapi entah kenapa aku sangat yakin bahwa Samuel akan memiliki kemampuan baru’ ucapku dalam hati

“Bengong lagi… Are you okay?” tanya Samuel
“Yes. I’m okay. Don’t worry” ucap ku

Singkat cerita, keesokkan harinya, seperti yang dibilang oleh Jeje, aku dan Samuel pergi ke Rumah Sakit Marhas Rebellion. Kami berangkat ke Rumah Sakit Markas Rebellion sekitar pukul set 10 bersama dengan Jeje, lebih tepatnya dengan menggunakan Kyu Voyanger Washi. Sesampainya di sana, kami mengikuti Jeje menghampiri Meja Resepsions.
“Sumimasen, kyuurenjājunia no jejedesu. Kinō Tōma-san ni aitai to renraku ga ari, koko de yoyaku shite byōin no uketsuke ni denwa shite kudasai to no koto. (Permisi, saya Jeje, dari Kyuranger Junior. Kemarin saya mendapat pesan untuk bertemu dengan Touma-san dan beliau bilang untuk janjian di sini dan ngabari meja respsionis Rumah Sakit.)” ucap Jeje
“Ā naruhodo. Wakarimashita, mazu kare ni shirasete mimasu. Soko ni suwatte kudasai. (Oh, begitu. Baik saya akan mencoba kabari beliau terlebih dahulu. Silahkan duduk disana)” ucap Suster yang menjaga di meja Resepsionis sambil menunjuk tempat duduk
“Arigatou Gozaimasu (Terimakasih)” ucap Jeje
Kemudian mengajakku dan Samuel untuk duduk di tempat duduk

“Kita tunggu Touma-san di sini ya!” ucap Jeje
Aku dan Samuel hanya mengangguk

Tak berapa lama, datanglah Touma-san menghampiri kami bertiga
“Yosshī to Samyueru o koko ni tsurete kite kurete arigatō (Terimakasih sudah mengantarkan Yosi dan Samuel ke sini)” ucap Touma-san
“Dōitashimashite.Dattara kaera sete moraimasu (Terimakasih kembali. Kalau gitu saya ijin kembali)” ucap Jeje
“Anata wa isoide imasu ka? Sōdenainara,-go de issho ni kite mo ī yo. Watashi wa karera o chiryō shita Yoshi ishi to Samyueru ishi ni denwa shita nochi (Lagi terburu-buru? Jika tidak, bisa ikut saya nanti. Setelah saya memanggilkan dokter Yosi dan Samuel yang pernah merawat mereka)” ucap Touma-san
“Nani ka iitai koto wa arimasu ka? Watashi ga karera o matte iru ma? (Ada yang ingin anda sampaikan kepada saya? Selama saya menunggu mereka?)” tanya Jeje
“Hai, osoraku atode, sugu ni ishi ni denwa shimasu. (Ya mungkin ada nanti, sebentar ya saya manggil dokternya mereka.)” ucap Touma-san sambil pergi ke Meja Resepsionis sebentar
Kami hanya mengangguk

‘Feelingku nggak enak anjir, ada apa ini?’ ucapku dalam apa

Tak berapa lama, Touma-san kembali ke kita bertiga
“Chotto matte kudasai (Tunggu sebentar)” ucap Touma-san
Kami mengangguk lagi

5 menit kemudian datanglah dokter yang merawat diriku dan Samuel

“Tōma-san ga watashi ni denwa shita no? (Touma-san memanggil saya?)” tanya Dokter itu
“Hai,-sōdesu. Sō sō, mazu saisho ni, yosshī to Samyueru o chiryō shite iru shota ishi o 紹  Kaisa sete kudasai. Kare wa monsutā no higaisha o chiryō suru ishi no hitori desu. (Ya betul. Oh ya sebelumnya kenalin dia Dokter Shota yang merawat Yosi dan Samuel. Dia, salah satu dokter yang menangani pasien yang menjadi korban dari monster)” ucap Touma-san memperkenalkan dokter tersebut
Kemudian Dokter Shota membungkuk dan otomatis kami bertiga juga ikut membungkuk

“Shota isha, yosshī to Samyueru o shinsatsu ni tsureteitte kudasai. Karera no karada ni wa arufatsuinmonsutā no nōryoku ga nokotte imasu ka? (Dokter Shota tolong antarkan Yosi dan Samuel untuk check up ya, apakah masih ada kemampuan Monster Kembar Alpha yang tersisa di tubuh mereka)” ucap Touma-san
“Hai. Watashi ga yarimasu. Watashi ni shitagatte kudasai. (Baik, akan saya laksanakan, mari ikut saya)” ucap Shota Isha
Aku dan Samuel mengangguk

“Kita duluan Je” ucapku
“Oke… Jangan lupa kalau ada info apapun kabari” ucap Jeje
Aku dan Samuel hanya mengacungkan jempol sebagai tanda mengiyakan. Setelah itu, kami mengikuti Shota Isha, sedangkan Jeje mengikuti Touma-san

Beberapa saat kemudian, Shota Isha mendapatkan telpon
“Chotto Matte Kudasai,-saki ni denwa ni demasu (Tunggu sebentar, saya angkat telepon dulu)” ucap Shota isha
Kami mengangguk, kemudian Shota isha mengangkat teleponnya

Sedangkan aku dan Samuel menunggu. Beberapa detik kemudian, aku dapat bayangan ada banyak orang yang pingsan karna ulah dari salah satu monster Wakil Boss, dan bayangan itu sangat jelas yang tentunya membuatku pusing
“Sam!” ucapku sambil pegang lengan Samuel
Samuel yang udah tau kebiasaanku langsung nebak

“Dapat bayangan apa kamu? Coba bilang” ucap Samuel
“Bayangan tentang banyak orang yang pingsan karna ulah salah satu monster Wakil Boss” ucapku sambil lihat ke Samuel
“Pingsan? Mereka pingsan dimana?” tanya Samuel sambil menahanku agar tidak pingsan
“Aku gatau, tapi wait, barusan aku dapat bayangan ada rumah sakit sama mereka yang pingsan.” ucapku
“Rumah sakit, bentar, rumah sakit yang bisa nangani monster kan Cuma ini. Apa jangan jangan bentar lagi ada pasien akibat tuh monster?” tanya Samuel
“Bisa jadi Sam” ucapku

Best Partner Season IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang