Bab 21: Perjamuan Musim Panas

164 5 0
                                    

Hari itu, cahaya matahari musim panas menyinari halaman istana Clairmond dengan kehangatan yang lembut. Elara duduk di ruang baca, ditemani oleh secangkir teh dan buku klasik yang membahas sejarah politik kerajaan tetangga. Pikirannya terfokus pada persiapan perjamuan musim panas yang akan diadakan di kerajaan tetangga, kerajaan Valleria. Perjamuan itu dihadiri oleh para bangsawan terkemuka dari berbagai wilayah, dan kali ini, Elara dan Sebastian diundang secara khusus oleh Raja Valleria.

"Raja Valleria sangat jarang mengundang orang asing ke perjamuan musim panasnya," kata Sebastian, yang masuk ke dalam ruang baca dengan langkah tenang. "Ini pasti bukan sekadar undangan biasa."

Elara menutup bukunya dan menatap Sebastian. "Kau benar. Mungkin ada agenda tersembunyi di balik undangan ini. Tapi bagaimanapun juga, kita harus menghadirinya."

Sebastian mengangguk, lalu berjalan ke jendela dan melihat ke luar. "Aku mendengar bahwa banyak bangsawan dari berbagai kerajaan juga diundang. Termasuk beberapa yang memiliki hubungan rumit dengan kita."

Elara tersenyum tipis. "Itu artinya kita harus lebih berhati-hati. Perjamuan ini mungkin terlihat seperti pesta biasa, tapi di balik topeng kesopanan itu, pasti ada politik yang bermain."

Dengan tekad yang kuat, mereka berdua mulai mempersiapkan diri untuk perjamuan tersebut. Elara memilih gaun berwarna biru lembut yang anggun, sementara Sebastian mengenakan setelan hitam yang menunjukkan keanggunannya sebagai Duke. Mereka tahu bahwa malam itu akan menjadi ujian besar, bukan hanya untuk kemampuan sosial mereka, tetapi juga untuk kekompakan mereka sebagai pasangan.

***

Perjamuan musim panas di istana Valleria berlangsung meriah. Musik lembut mengalun di udara, menciptakan suasana yang santai dan menyenangkan. Para tamu yang hadir mengenakan busana mewah, bercakap-cakap dengan senyum ramah, namun di balik itu semua, percakapan yang terjadi penuh dengan taktik dan strategi.

Elara dan Sebastian berjalan bergandengan tangan memasuki aula besar, langsung menarik perhatian banyak tamu. Beberapa dari mereka menyapa dengan senyum ramah, sementara yang lain menatap mereka dengan mata penuh perhitungan. Di antara mereka, ada Viscount Lucian, seorang bangsawan berpengaruh dari Valleria yang dikenal dengan ambisinya yang besar.

"Ah, Duke Sebastian dan Duchess Elara, sungguh kehormatan bisa bertemu kalian di sini," sapa Viscount Lucian dengan nada yang manis, meskipun senyumnya tidak mencapai matanya. "Bagaimana kabar kalian di Clairmond?"

"Kami baik-baik saja, terima kasih," jawab Sebastian dengan sopan, namun dingin. "Dan Anda sendiri, Viscount? Saya mendengar Anda baru saja mendapatkan tanah baru di wilayah barat."

Lucian tersenyum lebar. "Oh, itu hanya investasi kecil. Tapi saya lebih tertarik dengan bagaimana kalian berdua mengelola istana Clairmond. Banyak rumor yang beredar, dan saya yakin kalian punya cerita yang menarik."

Elara menyadari bahwa ini adalah awal dari serangan halus. "Rumor selalu menarik, tetapi kenyataannya seringkali jauh lebih membosankan. Kami hanya melakukan apa yang terbaik untuk rakyat kami," jawab Elara dengan senyum ramah, sambil menatap langsung ke mata Lucian.

Viscount Lucian tertawa kecil. "Tentu saja, Duchess. Tetapi, saya yakin kalian menghadapi banyak tantangan. Misalnya, bagaimana kalian menangani... masalah kepercayaan?"

Sebastian menegang sedikit, namun Elara menanggapinya dengan tenang. "Kepercayaan adalah fondasi dari setiap hubungan, baik itu hubungan antara suami dan istri, maupun antara pemimpin dan rakyatnya. Kami selalu berusaha menjaga kepercayaan itu dengan baik."

Lucian mengangguk, tampaknya puas dengan jawabannya, meskipun Elara tahu bahwa ini hanya permulaan dari konfrontasi yang lebih besar.

Sepanjang malam, Elara dan Sebastian menghadapi berbagai tantangan dari para bangsawan lain yang mencoba menjatuhkan mereka melalui pertanyaan-pertanyaan yang licik dan percakapan yang bernada merendahkan. Namun, dengan kecerdasan dan kekompakan mereka, Elara dan Sebastian berhasil mengatasi setiap rintangan, bahkan membuat beberapa lawan mereka mundur dengan sopan.

Di tengah keramaian, Raja Valleria mendekati mereka dengan anggun. "Duke Sebastian, Duchess Elara, kalian tampak luar biasa malam ini. Saya senang melihat kalian menghadiri perjamuan kami."

"Terima kasih atas undangannya, Yang Mulia," jawab Sebastian dengan hormat.

Raja tersenyum bijak. "Saya selalu menghargai pasangan yang kuat. Sebagai pemimpin, kalian berdua memiliki tantangan besar, tetapi saya percaya bahwa kekompakan kalian adalah kunci kesuksesan."

Kata-kata itu bukan hanya pujian, tetapi juga pengakuan dari seorang penguasa. Elara menyadari bahwa perjamuan ini bukan hanya ujian, tetapi juga peluang untuk memperkuat posisi mereka di mata kerajaan lain.

***

Malam semakin larut, dan perjamuan mulai mencapai puncaknya. Para tamu mulai berdansa di bawah langit malam yang bertabur bintang. Elara dan Sebastian bergabung di tengah aula dansa, menarik perhatian banyak orang dengan gerakan mereka yang anggun dan selaras.

Saat mereka berdansa, Elara berbisik, "Malam ini adalah malam yang penting, Sebastian. Kita telah menunjukkan kepada mereka bahwa kita bukan pasangan yang mudah digoyahkan."

Sebastian menatapnya dengan lembut, sesuatu yang jarang terlihat sebelumnya. "Kau benar, Elara. Dan semua ini berkat dirimu. Kau membuatku menyadari bahwa kita bisa lebih kuat jika kita bekerja sama."

Elara tersenyum, merasa senang mendengar pengakuan itu dari suaminya. "Aku selalu di sisimu, Sebastian. Apa pun yang terjadi, kita akan menghadapinya bersama."

Dansanya berlanjut, dan di tengah keindahan malam itu, Elara merasakan hubungan mereka semakin kuat. Di mata para bangsawan yang menyaksikan, pasangan ini tampak tak tergoyahkan—sebuah simbol kekuatan dan persatuan yang sulit ditandingi.

Saat perjamuan berakhir, Elara dan Sebastian meninggalkan istana Valleria dengan perasaan lega. Mereka tahu bahwa malam itu bukan hanya tentang menghadiri perjamuan, tetapi juga tentang menunjukkan kepada dunia bahwa mereka adalah pasangan yang solid, yang mampu menghadapi segala tantangan bersama.

Dan di saat-saat terakhir sebelum mereka kembali ke Clairmond, Sebastian meraih tangan Elara, menahannya sejenak, lalu berkata dengan suara yang penuh makna, "Terima kasih, Elara. Untuk segalanya."

Mereka saling menatap, dan dalam keheningan malam, tanpa kata-kata lebih lanjut, mereka mengerti bahwa masa depan mereka kini lebih kuat dari sebelumnya. Dengan tangan yang saling menggenggam erat, mereka melangkah maju, siap menghadapi apa pun yang akan datang.

The Villainess BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang