24. Menyelesaikan yang Belum Usai

115 10 0
                                    

"Kebencian hanya akan melahirkan dendam yang tertanam di dalam hati tanpa bisa dimusnahkan."

Tak henti-hentinya Rani selalu mengingatkan sang sahabat untuk meleburkan dendam yang bersarang di dalam dadanya. Karena membalas dendam hanya akan membawanya pada sebuah kehancuran. Tentu saja Rani tak ingin sang sahabat terjerumus pada lembah kehancuran yang siap melahapnya tak bersisa. Siapa yang tidak tahu jika orang yang menjadi sasaran adalah orang yang memiliki reputasi tidak main-main. Mungkin di tangan pria itu dia hanya akan diperingatkan, tapi tidak dengan orang di baliknya. Sosok yang jauh lebih kuat dan menakutkan. Makanya ia selalu mengingatkan Rumi untuk mengurungkan niatannya, hanya saja sang sahabat itu sudah membulatkan tekadnya.

Siapa yang tidak takut jika berurusan dengan orang yang memiliki kekuasaan. Bagi mereka yang tak memiliki kekuatan melawan ataupun menatang hanya akan membawa mereka pada kehancuran. Bukan sekali dua kali pria itu membuat orang itu tak lagi hadir. Kabar burungnya pun, dia sering menghabisi orang lain yang tak sejalan. Jelas hukum pun tak ada yang menyentuh mereka, dengan alasan kurangnya bukti. Entah itu sebuah kebenaran atau hanya kabar burung yang beredar. Namun, Rani tentunya khawatir jika sang sahabat akan berakhir sama.

"Sebelum terlalu jauh lebih baik kamu hentikan Rum, itu hanya akan membahayakanmu saja," pintanya pada Rumi.

"Aku tidak akan berhenti sampai mereka hancur," sentaknya pada Rani.

"Bukan mereka yang hancur, tapi dirimu sendiri yang akan hancur. Kau tidak lupakan siapa yang sedang kau lawan."

"Aku tidak peduli, aku hanya ingin membuat mereka merasakan apa yang aku rasakan," tegas Rumi.

"Terserah, aku sudah berkali-kali mengingatkanmu. Mereka tidak akan hancur, karena yaang akan hancur hanya dirimu seorang diri."

Jelas apapun tak akan didengarkan oleh Rumi, dia akan tetap berpegang teguh pada keputusannya. Mau dinasehati seperti apapun tak akan mengubah keputusannya. Bingung kenapa harus mengusik kebahagiaan orang lain. Sedangkan sejak awal dia tak pernah diberikan harapan itu. Bahkan jauh sebelum dia menjalin hubungan sudah diingatkannya. Namun, apa semua perkataannya di dengarkan tentu saja tidak. Rumi sudah terlanjur terlena akan semua rasa fana itu. Kini ketika apa yang dilihat tak seperti yang dibayangkan dia marah seolah menjadi seorang paling tersakiti.

Lalu dengan membalaskan rasa sakit itu semuanya akan berubah, tentu saja tidak. Itu hanya akan mengantarkan hidupnya pada kesengsaraan. Membalas dendam itu harus siap hancur. Tak ada yang namanya balas dendam tanpa memakan korban. Jika tidak dirinya yang hancur ya lawannya. Hanya saja Rumi lupa siapa yang sedang di lawannya. Pria dengan kekuasaan di tangannya jelas mudah sekali menghempas pengganggu seperti sang sahabat. Tidak ada yang tidak bisa di endus oleh mereka. Mau serapi apapun rencana mereka jelas akan terbaca. Hal yang paling ditakutkan adalah Rumi dihabisi tanpa sisa. Meskipun kabar burungnya seperti itu tidak menutup kemungkinan hal itu akan direalisasikan.

"Mau kamu coba kayak apapun dia bukan tandinganmu loh Rum," sekali lagi Rani menegur sang sahabat.

"Walaupun akhirnya aku hancur, setidaknya mereka akan kuseret dalam kehancuran itu," ucap Rumi kelewat yakin.

"Mereka tidak akan tergubris dengan apa yang kau lakukan, yang ada kau akan dibuat tak berdaya."

"Aku tidak peduli Ran, aku tidak akan mundur apapun yang terjadi."

"Kamu hanya akan menghancurkan dirimu sendiri," Rani sudah sangat lelah mengingatkan.

Jelas orang yang sedang kesetanan dengan dendam tak akan mendengarkan apapun nasehat dari orang sekitarnya. Tak lagi mempedulikan keselamatan dirinya, sedangkan yang dihadapi bukan hal yang mudah. Mau di nasehati sampai mulut berbusa pun tak akan didengarkan. Kali ini Rani sudah benar-benar angkat tangan. Mau diberi tahu fakta apapun sahabatnya itu akan tetap terus menutup mata dan telinganya. Dia sudah dibutakan dendam yang menguasai jiwanya. Entah akan berakhir seperti apa, yang jelas tak akan ada akhir yang baik jika melawan mereka yang punya kekuasaan.

Ruang BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang