25. Bahagianya Masing-masing

65 9 0
                                    

"Setiap kesakitan selalu menyimpan dendam di lubuk hati, namun setiap bahagia akan menjadi jalan cerita yang menggembirakan."

Tangis haru itu tak lagi dapat dibendungnya ketika ikrar akad di lantunkan. Bahagia dan rasa lega meliputi semua yang hadir pada acara pagi ini. Tak menyangka kini sahabatnya telah menyandang status barunya. Jujur setelah melewati banyak rintangan akhirnya mereka bisa hidup bahagia dengan pasangannya masing-masing. Rasanya begitu lega ketika semuanya sudah berbahagia sesuai dengan takarannya masing-masing. Melihat Dhara yang tersenyum dengan mata berkaca-kaca tentu saja membuat air matanya mengalir.

Banyak haal yang akan berubah nantinya, namun mereka sudah teramat siap untuk menempuh jalan berikutnya. Perasaannya teramat lega, karena menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri jika kedua sahabatnya telah berbahagia dengan pilihannya. Ya Kala ingin memastikan jika semuanya berbahagia bersama. Tak sekalipun dia melupakan jasa kedua temannya dalam kehidupannya. Maka saat ini rasanya dia teramat bahagia.

"Rasanya melihat mereka bahagia dengan jalan hidupnya masing-masing, aku pun ikut merasa bahagia."

"Karena mereka sudah berada bersama orang yang tepat dan di waktu yang tepat."

"Waktu itu kerasa cepet banget ya, tiba-tiba udah mau jafi orang tua," celetuk Kala.

"Waktu itu gak akan terasa lama jika dihabiskan bersama orang yang tepat loh," balas Praba.

"Karena kita menghabiskan hari penuh dengan suka cita, tentunya hati tidak akan dibenbani hal-hal yang menguras pikiran."

"Karena berumah tangga bukan tentang siapa yang mendominasi, tapi tentang cara kita beradaptasi dan saling menghargai."

"Makasih sudah memilihku," bisik Kala tulus.

"Mas yang harusnya berterima kasih, karena kamu sudah bersedia masuk ke dalam hidup Mas."

Untung saja mereka masih tau situasi, karena masih di ruang terbuka tentunya tidak bisa berbuat seenaknya. Ya walaupun Praba tentunya mana mau tahu dengan pandangan orang lain. Hanya saja tentu saja pria itu menahan diri menjaga perasaan sang istri. Jangan salah, karena Praba benar-benar merealisasikan sosok suami idaman. Ya meskipun di mata orang lain dia masih sosok pria yang kejam dan bengis.

Tampang sangarnya jelas tidak berlaku jika dihadapannya adalah sang istri, sudah pasti Praba akan melunak. Meskipun rasanya begitu canggung di tengah keramaian, hanya saja ketika melihat senyum indah di wajah sang istri tentu saja rasa keberatan yang sebelumnya menggelanyuti hatinya itu perlahan sirna. Baginya apapun yang bisa membuat sang istri tersenyum akan dilakukannya. Walaupun kini dirinya harus berkompromi dengan berbagai hal yang sebelumnya tak pernah dilakukannya.

Kini Praba hanya diam melihat sang istri sudah mengobrol asyik dengan sahabatnya. Kalau sudah begini jelas dia hanya diam dan mengamati sang istri. Ikut bergabung dalam obrolan hanya akan membuat mereka berada dalam kecanggungan. Mengingat dia tak begitu bisa dekat, jelas seeperti ada sekat. Lain halnya bersama Hardi dia bisa leluasa mengeluarkan apapun tanpa takut menyinggung orang lain.

"Sumpah tak kira suamimu gak bakalan ikut," ucap Agni setengah berbisik.

"Mana ada, pasti ikut dia mah."

"Padahal biasanya kayak gak pernah hadir di acara sejenis ini loh Kal," ucap Agni yang masih keheranan.

"Ya karena aku dateng, jadi Mas Praba mau gak mau juga ikutan. Katanya gak tega ngebiarin istrinya sendirian," terang Kala.

Ruang BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang