CHAPTER 11

2 2 0
                                    

Arthur dan Kenzie pergi dari rumah Olivia, mereka mengendarai motor dengan sedikit candaan. Saat mereka sedang asyik mengendarai motor mereka, tiba-tiba datang sebuah mobil yang menghalangi jalan mereka, Kenzie dan Arthur yang melihat itu pun langsung mengrem mendadak karena kaget.

“Woii apa-apaan lo sialan?!!” Teriak Arthur kesal. Tiba-tiba keluar banyak preman yang turun dari mobil itu, dari banyaknya preman itu, ada yang memegang balok besar. Kenzie dan Arthur pun segera turun dan bersiap melawan mereka. Salah satu preman itu memberikan aba-aba ke bawahannya untuk memulai penyerangan, Kenzie dan Arthur berusaha sebisa mungkin untuk menumbangkan lawan mereka.

Tubuh Arthur mulai kelelahan, ia lengah sehingga tubuhnya dipukul menggunakan balok dengan sangat keras, “ARTHURR!!” Teriak Kenzie yang melihat keadaan Arthur saat ini. Segera Kenzie memukul semua orang yang ada di sekitarnya dan segera berlari ke arah Arthur. “Turr!! bangun Turr!!” Ujar Kenzie sambil menepuk-nepukan tangannya ke wajah Arthur. Saat Kenzie lengah, tiba-tiba ada preman yang bersiap untuk memukulnya, namun dihadang oleh seseorang.

“Jangan pernah lo sakitin adek gue atau nyawa lo bakalan balik lagi ke yang maha kuasa” Ujar orang itu dan menendang preman itu hingga terjatuh. “Sialan siapa lo?” Tanya salah satu preman itu. “Gue? Gue setan yang bakal mengganggu lo jika lo berani-beraninya ganggu adek dan temen-temen gue” Ujar orang itu, “Pergi lo pada sekarang!!!” Ujar orang itu dengan nada datarnya. Para preman itu pun bergegas pergi karena ketakutan.

“Lo gapapa Ken?” Tanya orang itu, “Ya, gapapa, tapi bantuin Arthur Karel, dia pingsan, kepalanya keluar darah” Ujar Kenzie. “Oke lo tunggu di sini, lo usahain jangan sampe darah Arthur keluar lebih banyak, gue bakal minta bantuan ke warga sekitar sini” Ujar Karel, Kenzie pun mengangguk.

Kenzie segera merobek pakaiannya dan menjadikannya perban untuk menahan darah Arthur agar tidak keluar lebih banyak lagi. Selang beberapa menit, Karel pun tiba dengan mobil pinjamannya ke warga, beberapa warga di sana ikut membantu memasukan Arthur ke mobil dan membawanya ke rumah sakit terdekat, Karel segera menelpon seseorang, dan bersiap pergi. “Motor Arthur gimana Rel?” Tanya Kenzie. "Gue udah minta tolong ke Ari, sekarang ayo kita pergi ke rumah sakit” Ujar Karel dan Kenzie pun bersiap, dan mereka lekas pergi mengikuti mobil warga itu hingga sampai di rumah sakit, Arthur dibawa masuk ke dalam IGD, Kenzie dan Arthur sedang menunggu informasi dari dokter, tiba-tiba datang Ari dan Rizky.

“Gimana keadaan Arthur Rel? Ken?” Tanya Ari, “Dokter belum keluar, semoga aja Arthur gapapa” Jawab Kenzie. “Kenapa bisa jadi kayak gini Ken?” Tanya Rizky.

“Aku sama Arthur pulang bareng dari rumah Paramita dan Vio, tiba-tiba kami dihadang sama mobil besar, dan preman-preman itu keluar dan mulai menyerang kami. Mungkin karena kami terlalu lama bertarung, Arthur kelelahan, jadi ia diam saja, dan itu jadi kesempatan bagi preman itu untuk menyerang Arthur.” Jelas Kenzie. Ari dan Rizky yang mendengar itu pun mengangguk paham.

“Oh ya gue nemuin ini di deket motor Arthur” Ujar Ari sembari memberikan kertas yang bertuliskan huruf Y. Kenzie segera mengambilnya dan menyimpannya. “Biar aku aja yang simpan” Ujarnya dan yang lain pun mengangguk.

Selang beberapa menit dokter pun keluar, “Bagaimana keadaan teman kami dok?” Tanya Ari, “Beliau tidak mengalami luka yang serius, dan untungnya luka yang berada di kepalanya diikat, jadi dia tidak mengalami pendarahan” Ucap dokter itu. “Apa kami sudah bisa menjenguknya dok?” Tanya Rizky, “Ah yaa, sudah bisa, silahkan, tapi tolong jangan buat keributan ya” Ujar dokter dan mereka pun mengangguk.

Mereka semua masuk ke dalam ruangan Arthur, mereka melihat Arthur dengan tatapan iba. “Ken? Apa ga sebaiknya lo pulang? Ini udah malem, nanti lo dicari sama bunda, juga liat baju lo, baju lo robek, nanti lo masuk angin, mending lo pulang aja deh Ken. Lo juga Karel, temenin Ken pulang” Ujar Ari. “Tapi kalian? Arthur?” Tanya Kenzie, dan Rizky yang mengerti dengan ucapan Kenzie pun menjawab, “Gue sama Ari bakalan pulang juga, lagian tadi gue udah telpon nyokapnya si Arthur, dan katanya mereka lagi mau ke sini, jadi pas mereka ke sini, gue sama Ari pulang.” Kenzie yang mendengar itu pun mengangguk, lalu pergi.

Dear BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang