CHAPTER 10

2 2 0
                                    

Selang beberapa jam, akhirnya Kenzie pun sadar. "Hm? Di mana ini?" Gumam Kenzie. "Ken? Kamu udah bangun nak? Kamu butuh apa?" Tanya Carolline. "Minum Bun, Ken mau minum" Jawab Kenzie, dan segera Carolline mengambilkan minum untuk Kenzie.

Karel segera bertemu dengan dokter agar Kenzie bisa dipindahkan ke ruang inapnya. "Halo dek Kenzie, gimana keadaannya sekarang? Sudah lebih baik atau masih ada yang sakit?" Tanya Dokter tersebut. "Aku udah jauh lebih baik Dok, makasih ya" Ujar Kenzie. "Iya, sama-sama dek, ya sudah kalau begitu kita pindah ke ruang inap ya? Kamu belum boleh pulang untuk beberapa hari ke depan" Ujar Dokter.

"Pindahkan Kenzie ke ruang VVIP" Ujar Carolline dan dokternya pun mengangguk. Sesampainya di ruang inap, Kenzie menatap sekeliling. "Di mana Kak Karel bun?" Tanya Kenzie. "Karel? Dia lagi pulang nak, mau mandi dulu katanya, terus temen-temen kamu udah pulang juga, soalnya ini udah malem" Jawab Carolline.

"Kenapa kamu bisa makan kacang nak?" Tanya Carolline. "Ken ga tau pasti Bun, tapi tadi pagi Ken dikasih bekal sama kakak kelas, katanya itu titipan dari temennya untuk Kenzie, daripada Ken buang jadi pas istirahat Kenzie makan aja bekalnya, ga lama dari situ Ken susah napas Bun, kayak ada yang ngehambat hidung Ken buat ngehirup udara" Jelas Kenzie.

"Kakak kelas? Kamu tau siapa orangnya?" Tanya Carolline, "Ga tau Bun, tapi Ken inget ciri-cirinya, dia itu tinggi, rambutnya di urai, terus selalu pake bando warna merah, oh ya Ken baru inget, Ken waktu itu ga sengaja liat name tagnya namanya itu Ruby tapi kepanjangannya ga tau" Kata Kenzie. "Yaudah lain kali jangan terima makanan sembarangan dari orang lain ya, ga baik, kalau kamu di kasih makanan sama orang lain, tanya ke Karel boleh dimakan atau engganya tunggu keputusan Karel" Ujar Carolline dan Kenzie pun mengangguk paham.

"Yaudah sekarang kamu tidur ya, udah malem ini" Ujar Carolline. "Iya Bun" Jawab Kenzie. Sementara itu, ada seorang wanita yang mendengar percakapan antara ibu dan anak itu dari depan pintu.

"Ckk sialan lo Kenzie, kenapa lo masih hidup aja sih, nyusahin banget" Ujar wanita itu menatap kesal ke arah pintu kamar Kenzie.

"Woi!!" Ujar Karel dari jauh saat melihat gerak-gerik aneh dari seorang wanita yang berada di depan kamar inap Kenzie. Sedangkan wanita itu yang mendengar teriakkan Karel pun segera berlari kabur dari sana.

"Siapa dah?" Gumam Karel menatap heran orang yang sudah berlari jauh itu, kemudian ia membuka pintu kamar inap Kenzie.

"Bun? Bunda kalau mau pulang, pulang aja Bun, biar Karel yang jagain Ken di sini, bunda istirahat aja di rumah" Ujar Karel, dan Carolline pun mengangguk, "Bunda titip Ken ya Rel" Ujar Carolline, "Iya Bun" Balas Karel.

"Ken, maafin gue, gue ga bisa jaga lo " Kata Karel meminta maaf pada Kenzie. "Ngapain kakak minta maaf? Kan ini bukan salah kakak" Ujar Kenzie yang ternyata ia belum tidur sama sekali.

"Loh Ken? Lo belum tidur?" Tanya Karel dan Kenzie pun menggeleng. "Ya gue minta maaf soalnya gue ga bisa jagain lo untuk ga makan makanan kacang itu" Ucap Karel. "Gapapa Kak, ini bukan salah kakak, ini salah Ken karena Ken ga bisa jaga diri, maaf ya kak udah nyusahin kakak" Kata Kenzie dan Karel pun menggeleng.

"Ga, ini bukan salah lo" Balas Karel. "Yaudah, di sini ga ada yang salah, ini semua udah jadi takdir, lagi pula Ken masih bisa bernapas sekarang" Ujar Kenzie sambil tersenyum manis, dan Karel pun mengacak-acak rambut Kenzie karena saking gemasnya.

"Ken gue mau cerita" Ucap Karel, "Mau cerita? Cerita apa?" Tanya Kenzie. "Eh kaga jadilah" Ujar Karel. "Loh kok ga jadi sih" Balas Kenzie dengan tatapan kesalnya. "Hehehe lupa gue" Jawab Karel dengan senyum tipisnya, "Dah sekarang lo istirahat aja, gue bakal jagain lo di sini" Ucap Karel dan Kenzie pun mengangguk.

Dear BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang