Chapter 2; -Target?-

182 13 1
                                    

Adri menepikan Ninjanya di depan pagar rumah Gavy. Gavy pun segera turun membuka pagar rumahnya. Adri melihat tingkah Gavy yang langsung turun tanpa mengucapkan "terima kasih" atau apa pun mengernyit heran.

Adri mengulurkan tangan menahan Gavy. Gavy menoleh dan menatap tangan Adri yang berada pergelangan tangannya dengan pandangan tak suka. "Apa?" tanya Gavy.

"Udah, gitu doang?" Adri malah bertanya balik. Gavy bukannya menjawab malah mengerutkan kening bingung.

Adri mendengus. "Elo. Turun gitu aja dari motor gue tanpa bilang 'makasih'" ujar Adri sambil mengutip kata "makasih" dengan kedua tangannya.

"Oh, iya gue lupa. Makasih tumpangannya" Gavy langsung melepaskan tangannya yang berada di cekalan Adri dan membuka pagar kemudian masuk ke dalam rumahnya.

"Vy?" teriak Adri sesaat sebelum Gavy masuk ke dalam rumahnya.

Gavy menoleh, menatap Adri dengan tatapan bertanya.

"Kok lo beda sih?"

"Maksud lo?"

"Iya, lo beda sama cewek - cewek kebanyakan yang sering gue anterin pulang. Mereka kebanyakan basa -basi dulu ke gue ngajak main ke rumahnya lah, atau apa lah. Kok lo engga?" tandas Adri

Gavy membuka pintu rumahnya dan langsung masuk ke dalam rumahnya seraya berkata. "Jangan samain gue sama mereka, gue beda dari mereka"

Adri tersenyum mendengar pernyataan Gavy. Berarti benar perkiraannya kemarin, bahwa Gavy berbeda dari yang lain dan Gavy bukan tipe cewek - cewek yang selama ini Adri kenal.

***

Gavy melangkahkan kaki menuju kamarnya sebelum ia mendengar suara mengagetkan.

"DOR!!!"

Gavy terlonjak kaget dan menoleh ke belakang melihat Dhea -adiknya- yang baru kelas 5 Sekolah Dasar itu tengah tertawa sambil makan es krim di tangannya.

"Apaan sih lo, Dhe! Gue kaget bego. Kalo gue jantungan gimana?" ujar Gavy seraya membuka pintu kamarnya.

Dhea menyusul Gavy menuju kamar kakaknya itu. "Yaelah lebay amat. Pulang sama siapa lo? Gue bilangin Mama ah kalo lo pulang sama cowok"

Gavy melirik adiknya sekilas. "Mending lo keluar. Gue capek"

"Ih kasih tau dulu sama siapa."

"Anak bocah nggak boleh kepo"

"Gue nggak bocah. Udah gede, Kak"

Gavy menatap Dhea jengkel. Kemudian menghampiri Dhea dan menyeretnya keluar dari kamarnya. "Bukan siapa - siapa" tandas Gavy kemudian menutup pintu kamarnya dan menguncinya.

Sesaat Gavy dapat mendenger suara Adiknya yang berkata dari luar kamarnya. "Kalo bukan siapa - siapa ngapain di tutup - tutupin? Sekarang emang bukan siapa - siapa, tapi nanti siapa tau bisa jadi siapa - siapa"

Gavy berdecak geli. Adiknya terlalu sering menonton FTV dan Sinetron. Jadi lah begitu. Korban Sinteron. Gavy lebih menganggap ucapan Gavy angin lalu dan mengabaikannya. Ucapan seorang anak SD emang suka ngaco.

Setelah membersihkan diri Gavy mendapati ponselnya bergetar tanda ada notification twitter yang masuk. Gavy membukanya.

@AdriellRaymond_: Besok2 jgn jutek2 neng, sayang muka imutnya @GavrillaNE :p

Gavy mengernyit heran. Adri mengiriminya mention seperti itu. Apa - apaan coba. Gavy tidak mau ambil pusing dan memilih membiarkan mention tersebut tanpa berniat membalas kemudian terlelap tidur.

Our FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang