Chapter 3; -The Past-

168 12 0
                                    


Gavy tersentak kaget saat membuka pagar rumah dan melihat sebuah Ninja beserta pemiliknya sudah stay di depan rumahnya.

Ini kedua kalinya! Adri yang muncul tiba – tiba di depan rumah Gavy di pagi hari tanpa memberinya kabar terlebih dahulu.

Adri, yang sedari tadi di tatap Gavy dengan pandangan heran, malah nyengir tak bersalah. “Kok diem aja sih, Vy? Nggak mau ngucapin apa gitu?” tanya Adri

“Lo ngapain?” tanpa memperdulikan ocehan Adri, Gavy malah bertanya balik.

Adri tersenyum. “Jemput elo lah, Vy. Emang lo kira gue pagi – pagi kerumah lo ngapain? Mau minta sumbangan? Ayo ah naik cepet”

Gavy menggeleng. “Nggak ah. Gue berangkat sendiri aja.”

“Yah, kok gitu? Gue rela bangun pagi – pagi buat jemput elo. Eh, malah di tolak. Udah dua kali loh, Vy elo nolak gue. Sakit hati abang dek.” Adri memasang muka sok nelangsa yang malah mendapat tatapan jijik dari Gavy.

“Najis lo,” Gavy memutar bola matanya. “Udah dua kali juga lo asal nangkring di depan rumah gue tanpa ngasih kabar atau informasi dulu”

Adri mendengus pelan. “Gavy..Gavy.. gimana gue mau ngasih kabar ke elo kalo kontak lo aja gue nggak punya sama sekali. Gue nggak punya nomer telfon, pin BBM, id Line atau apapun yang bisa gue hubungin. Gue cuma punya username account twitter lo doang. Dan sekarang paket internet gue abis dan nggak bisa mention lo di twitter buat ngabarin kalo gue mau jemput lo.” Jelas Adri panjang lebar.

Gavy menatap Adri. “Lo kode? Biar gue ngasih kontak gue ke elo?”

Adri balas menatap Gavy. “Lo peka?” Gavy langsung memalingkan wajahnya. Dari dulu, ia tak pernah bisa jika di tatap balik oleh seorang cowok.

Adri tertawa melihat tingkah laku Gavy. “Cie salting gue liatin balik” ledek Adri

Gavy memutar bola matanya. “Udah deh, jadi berangkat gak nih? Ayo ah”

“Yee dasar, tadi bilangnya nggak mau”

Gavy tidak memperdulikan ucapan Adri, ia segera menaiki Ninja Adri dan sejurus kemudian mereka sudah meninggalkan rumah Gavy.

***

Gavy menatap Adri heran melalui kaca spion ketika Ninja milik Adri belok ke arah kanan yang seharusnya belok ke kiri ke arah tempatnya training.

“Heh, kita mau kemana? Tempat training gue ke kanan. Lo juga kan sama gue searah” tanya Gavy langsung.

Adri menatap Gavy melalu kaca spion juga dan tersenyum jahil. “Cabut training sekali – kali kan gapapa Vy.”

Adri lalu melajukan Ninjanya seacara tiba-tiba dengan kecepatan di atas rata – rata membuat Gavy yang masih belum mencerna ajakan Adri untuk bolos training, reflek mencengkram kedua lengan Adri karena tersentak kaget.

Tawa Adri berderai melihat wajah panik Gavy yang takut terjatuh tadi. “Adriell Raymond! Bisa pelan – pelan nggak sih? Gue kaget bodoh!” omel Gavy.

“Biarin aja biar lo pegangan ke gue”

“Modus dasar!”

Adri menghentikan Ninjanya di sebuah tempat yang Gavy sendiri tidak tau dimana. Sebuah taman yang masih asri, masih sejuk, bersih dan terdapat air mancur di tengah taman tersebut.

Gavy melihat ada beberapa bunga favoritenya di taman itu. Rumputnya yang masih berwarna hijau segar dan tidak ada sampah berceceran seperti taman yang ada di dekat rumahnya yang terlihat kumuh.

Di ujung taman terdapat sebuah danau kecil yang di pinggirnya ada rumah pohon yang terlihat nyaman membuat siapapun ingin segera ke rumah pohon itu.

Our FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang