Sudah tiga bulan Gavy dan Adri dekat. Sudah tiga bulan pula mereka bersama – sama. Hanya saja, masih dalam artian sebagai teman.Kedekatan mereka belum banyak yang mengetahui, mungkin hanya Abigail dan Annisa yang mengetahuinya.
Abigail, teman satu training Gavy. Dan Annisa, teman satu training Adri.
Abigail, yang mengetahui kedekatan Gavy dan Adri terlebih dahulu malah terlihat bodo amat. “Yaudah, asal lo bahagia deh” kata Abigail saat itu ketika Gavy menceritakan kedekatan dirinya dengan Adri.
Berbeda dengan Annisa, yang dari awal sudah tahu kalau Adri akan mendekati sahabatnya, Gavy. Annisa terlihat lebih protektif. Ia takut jika nanti Gavy malah sakit hati jika dekat dengan Adri. “Mending jangan deh, Vy. Gue udah wanti – wanti nih. Dia nggak baik buat lo.” Ujar Annisa kala itu.
Tiga bulan, bukan waktu yang sebentar bagi Adri untuk meluluhkan hati Gavy. Meski Gavy sudah bersikap tidak jutek dan mencoba ramah pada Adri, tetapi bagi Adri sikap Gavy masih jutek.
Dan selama itu pula, Gavy sadar akan satu hal; bahwa ia telah melupakan Faby secara perlahan, yah walaupun belum seutuhnya.
Dan hari ini, adalah hari pertama mereka kembali ke sekolah menjalani aktivitas seperti biasa setelah tiga bulan menjadi anak training karena program sekolah.
Seperti biasa, Adri menjemput Gavy dan mereka berangkat ke sekolah bersama.
“Dri, kayaknya kalo kita bareng. Kita bakal jadi trending topic deh di Varity.” Ujar Gavy cemas sesaat sebelum mereka berangkat ke sekolah.
Adri menatap Gavy bingung. “Loh, emang kenapa?”
“Bukan apa apa,” Gavy menggigit bibir bawahnya yang menunjukan bahwa ia sangat mencemaskan hal ini. “Mantan lo, mantan gebetan lo kan banyak di Varity. Banyak juga yang masih sayang sama lo. Gue..gue nggak mau aja mereka ngelabrak gue atau apa.”
Adri tertawa pelan, meletakkan kedua tangannya di pundak Gavy. Menatapnya lembut. “Everything will be okay, Vy. Tenang aja kalo sama gue, semuanya aman. Lo nggak usah takut gitu.”
Akhirnya Gavy menggngguk dan mencoba mempercayai kata – kata yang Adri lontarkan barusan.
***
Benar saja, baru Adri dan Gavy memasuki gerbang sekolah menuju parkiran untuk memarkirkan Ninjanya, hampir semua pasang mata memperhatikan dua sejoli tersebut.
Kalau melihat Adri membonceng cewek baru lagi sih, bukan pemandangan aneh bagi anak Varity. Tapi, lihat hari ini siapa yang di bonceng Adri?
Gavrilla Nadia Evelyn! Cewek terjudes seantero sekolah. Semua orang tahu, Gavy sangat sangat sangatlah cuek kalau sama cowok. Kecuali sama guru dan satpam sekolah mungkin.
Semua orang juga tahu, bahwa mendapatkan hati Gavy tidaklah semudah membalikan tempe di atas penggorengan.
Hati Gavy sangatlah dingin. Pernah suatu ketika, Bayu. Salah satu most wanted di Varity mencoba mendekatinya dengan segala cara. Cara yang membuat semua murid perempuan SMK Varity luluh jika melihatnya.
Tapi, tidak dengan Gavy.
Sampai akhirnya, Bayu menembak Gavy dengan cara yang membuat siapa pun jika melihatnya akan menangis terharu. Tetapi, jawaban Gavy malah membuat Bayu telak.
“Oh, jadi lo suka sama gue? Gue enggak tuh. Hm sorry ya.” Jawab Gavy kala itu ketika Bayu meminta untuk menjadi kekasihnya.
Tentu saja hal ini membuat murid perempuan SMK Varity terutama fans Bayu merasa geram akan sifat Gavy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Feelings
Teen FictionMenjadi pelampiasan memang bukan pilihannya, tetapi bagaimana jika takdir yang memilihnya? Menjadi yang kedua memang bukan yang terbaik, tetapi bagaimana jika keegoisan menginginkannya? Kisah klasik, tentang seorang gadis berseragam putih abu-abu y...