Chapter 30: Kejutan yang Tak teduga

20 15 17
                                    

Waktu berlalu dengan cepat setelah liburan mereka yang menyenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu berlalu dengan cepat setelah liburan mereka yang menyenangkan. Vanya, Lexxa, Gisell, dan Senja kembali sibuk dengan kuliah, tugas, dan rutinitas harian mereka. Masing-masing tenggelam dalam dunianya sendiri, namun persahabatan mereka tetap hangat melalui pesan singkat, panggilan video, dan obrolan kecil di grup chat.

Vanya baru saja menyelesaikan kuliah paginya ketika notifikasi grup chat berbunyi. Pesan dari Senja muncul, diikuti oleh foto selfie yang menunjukkan dia dan Angkasa tersenyum bahagia di sebuah kafe. Di foto itu, Senja memegang tangan Angkasa dengan mesra, dan keduanya terlihat sangat dekat.

Senja: “Guess what? Aku dan Angkasa resmi pacaran!”

Vanya tertegun. Tidak hanya dia, tapi seluruh grup chat mendadak heboh. Gisell langsung membalas dengan emoji terkejut, sementara Lexxa hanya mengirimkan deretan huruf ‘WOOOW’ yang panjang.

Vanya: “Seriusan?! Wah, selamat kalian berdua! Kok bisa, kapan mulai?”

Senja: “Hihihi, baru banget sih. Setelah liburan, kita mulai sering chat dan hangout. Eh, ternyata nyaman dan yaudah, jalan aja deh. 💕”

Lexxa mengirim pesan suara penuh tawa, "Ini plot twist banget, sih! Kapan terakhir kita ketemu? Kayaknya nggak ada tanda-tanda nih."

Gisell menambahkan, “Beneran surprise banget! Tapi kayaknya dari dulu udah ada chemistry ya, cuman kita aja yang gak sadar.”

Senja merespon dengan emotikon tersipu, “Hehe, makasih ya, guys! Sebenernya aku juga kaget banget awalnya. Gak nyangka bisa sampai sejauh ini.”

Di kampusnya, Vanya tidak bisa berhenti tersenyum setiap kali memikirkan kabar tersebut. Ia ingat betul bagaimana Senja dan Angkasa dulu hanya berteman biasa. Memang, mereka sering bersama dalam kelompok, tapi siapa sangka pertemanan itu berubah menjadi cinta?

Sore itu, Vanya dan Lexxa memutuskan untuk menelepon Senja secara langsung. Ketiganya akhirnya bisa terhubung dalam panggilan video, dan wajah Senja yang sumringah muncul di layar.

“Senja! Kok bisa kamu nggak cerita-cerita?” tanya Lexxa, setengah bercanda setengah protes.

Senja tertawa, “Maaf banget, bukannya mau rahasiaan. Aku juga nggak nyangka. Awalnya kita cuma sering ngobrol di chat, nanya kabar gitu-gitu, lama-lama jadi dekat. Terus beberapa kali ketemu buat ngopi, dan ternyata klik aja.”

Vanya tersenyum, “Aku ikut senang buat kamu, Sen. Angkasa orang yang baik, dan kalian kelihatan cocok banget.”

Senja mengangguk, matanya berbinar-binar. “Iya, Vanya. Angkasa bener-bener perhatian, dia ngerti banget aku. Rasanya kayak nemu seseorang yang bener-bener cocok.”

Lexxa mengangkat alis, “Tapi beneran deh, kalian berdua tuh kayak couple goals. Aku nggak sabar buat lihat kalian bareng terus.”

Obrolan mereka berlanjut dengan canda tawa, dan Vanya merasa hangat melihat Senja begitu bahagia. Setelah panggilan berakhir, Vanya merenung sejenak. Rasanya aneh menyadari bahwa teman-temannya kini mulai menemukan pasangan masing-masing. Ada perasaan bahagia bercampur sedikit cemburu, tapi Vanya sadar itu wajar. Ia memutuskan untuk fokus pada dirinya sendiri, menikmati momen-momen yang ada.

Beberapa hari kemudian, mereka merencanakan untuk bertemu kembali, kali ini sebagai perayaan kecil untuk hubungan baru Senja dan Angkasa. Mereka memutuskan untuk makan malam bersama di sebuah restoran yang dulu sering mereka kunjungi saat masih SMA.

Saat semua sudah berkumpul, suasana terasa hangat dan penuh nostalgia. Senja dan Angkasa duduk bersebelahan, sesekali saling bertukar pandang dengan senyum yang tidak bisa disembunyikan. Vanya, Lexxa, Gisell, dan teman-teman lainnya berusaha menggodanya sepanjang malam, membuat Senja tersipu malu berkali-kali.

“Jadi, kapan double date nih?” canda Lexxa sambil mengedipkan mata ke arah Angkasa.

Angkasa hanya tertawa, menatap Senja dengan pandangan lembut. “Anytime, Lexxa. Kita siap kapan pun.”

Vanya ikut tertawa, merasa senang melihat Senja begitu bahagia. Dalam hatinya, ia berharap kebahagiaan ini akan terus berlanjut untuk mereka semua. Persahabatan mereka sudah melalui begitu banyak hal, dan sekarang, mereka memasuki babak baru dalam kehidupan.

Makan malam itu menjadi momen yang tak terlupakan, dengan canda tawa yang terus mengalir hingga malam larut. Senja dan Angkasa berbagi cerita tentang bagaimana perasaan mereka tumbuh, dari sekadar teman menjadi pasangan. Setiap kata yang keluar dari mulut mereka dipenuhi dengan kehangatan dan ketulusan, membuat Vanya dan yang lainnya merasa yakin bahwa ini adalah pilihan yang tepat.

Saat malam berakhir, mereka semua berjalan keluar restoran dengan perasaan puas. Vanya menatap Senja yang menggenggam tangan Angkasa, dan ia merasa bangga. Bangga pada persahabatan mereka yang kuat, bangga melihat Senja dan Angkasa berani melangkah lebih jauh.

Ketika Vanya pulang malam itu, ia merenung tentang bagaimana hidup terus bergerak maju dengan caranya sendiri. Kadang tak terduga, kadang penuh kejutan, namun selalu dengan keindahan tersendiri. Dan di tengah semua itu, ada persahabatan yang selalu setia, menjadi pengingat bahwa mereka tidak pernah benar-benar sendiri dalam perjalanan ini.

 Dan di tengah semua itu, ada persahabatan yang selalu setia, menjadi pengingat bahwa mereka tidak pernah benar-benar sendiri dalam perjalanan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Senja Untuk Angkasa ( TAMAT ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang