ACCIDENT

16 12 13
                                    

KEDIAMAN RUMAH WARDHANA

06:35

Wahyu turun dari tangga sembari merangkul tas ranselnya, hanya
tatapan jutek dan kosong yang terpasang di wajah pemuda itu.

Aurel keluar dari kamar dan turun ke bawah menyusul kakaknya, disana sudah ada Wardhana yang duduk santay disofa sambil merokok. Mafia yang sangat menyeramkan. Wahyu nampak acuh dan melewati ayahnya tanpa mau berpamitan.

"Apa kau tidak ingin mengubah keputusanmu?" tanya Wardhana membuat kaki mereka berhenti.

Keduanya menoleh secara bersamaan kepada ayah mereka yang kejam itu.

"Gak! sudah berapa kali gue bilang, gak menger lo!?" ketusnya dengan nada bicara yang kurang ajar membuat Wardhana tertawa villain.

"Baiklah. Jika itu keputusanmu, saya tak akan memaksa," ucapnya.

"Ayok Aurel," ajaknya membuat Aurel mengangguk.

"Menyedihkan. Dasar anak keras kepala," gumamnya sambil terkekeh.

Kedua kakak adik itu kemudian memasuki mobil avanza hitam dan mobil itu melaju dengan kecepatan rata-rata meninggalkan pekarangan rumah.

"Itu tuan muda. Kita harus mengikuti dan mengawasinya,"

Orang itu langsung mengangguk dan mengikuti mobil Wahyu dengan diam-diam, tidak boleh sampai ketahuan.

Mobil Wahyu berhenti tepat digerbang rumah Sintiya, membuat mobil hitam yang berada belakangnya juga ikut berhenti, tapi cukup jauh dari jarak mereka agar tidak ada yang curiga kalau mereka sedang membuntuti.
Disisi lain, pria tua itu hanya santay mengawasi mereka dilayar besar yang ada dikamarnya.

"Sayang! kamu tidak perlu keluar. Aku bisa sendiri membuka pintu mobilnya!" Seru Sintiya membuat pemuda itu tersenyum.

Gadis itu kemudian menutup gerbangnya dan berlari kecil menuju mobil kekasihnya.

Dring... Dring... Dring...

"Iya bos"

"Celakakan wanita itu"

"Baik bos"

Telefon itu pun terputus membuat temannya melirik, lalu bertanya.

"Ada apa?"

"Bos menyuruh kita mencelakai perempuan itu," ungkapnya membuat temannya mengerti.

"Target sedang berada di depan. Sekarang!" suruhnya.

"Baik,"

Sebelum gadis itu membuka pintu mobil yang ingin dia masuki, dengan cepat mobil hitam itu melaju dengan kecepatan tinggi siap menyerempetnya.
Matanya mulai melesat kepada mobil hitam yang melaju dengan cepat ke arahnya.

"Aaaaaaaahhhhhh!" teriaknya  diserempet oleh mobil hitam dengan kelajuan yang sangat tinggi.

"Sintiyaaaaaaa!!!" teriak Wahyu hendak keluar dari mobil.

"Bajingan! berhenti!" teriaknya mengejar mobil hitam yang semakin menjauh.

"Kak!" teriaknya membuat Wahyu menoleh dan berlari menolong kekasihnya yang sudah tak sadarkan diri.

"Kak sintiya berdarah," cemasnya hendak berkaca kaca matanya.

Wahyu langsung melepaskan baju putihnya dan membaluti kepala kekasihnya menggunakan baju sekolahnya, agar darah tidak terus keluar.

"Kak. Kita harus ke rumah sakit, darah kak Sintiya semakin banyak keluar," pintahnya.

Dengan gesit Wahyu langsung menggendong tubuh kekasihnya dan memasukkannya di dalam mobil.

DEWARA THE SERIES (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang