FAINT SMILE

57 56 2
                                    

09:10
"Pak! Permisi. Saya izin ke toilet,"

"Baik. Hanya 5 menit," peringat pak Andi.

"Siap pak!," sahutnya.

Gadis itu keluar dari kelasnya dan berjalan santay melewati koridor.

"Eh, bentar-bentar. Itukan orang yang tadi bantuin aku?!"

Eka tersenyum kearah gadis itu yang ternyata sedang sibuk berbicara kepada seseorang. Eka berlari secepat munkin hendak menemuinya.

"Eh kamu?" ucapnya sedikit terkejut dengan kedatangan gadis ini.

Eka mengangguk dan ikut tersenyum manis ala-ala senyum cewek friendly.

"Kita belum sempat kenalan tadi. Nama kakak siapa?" tanyanya ramah.

"Aku Kirana," jawabnya mengulurkan tangannya. Eka tersenyum manis dan membalas uluran tangan Kirana.

"Eka. Gadis cantik dan periang," ucapnya dengan memperlihatkan deretan gigi rapihnya.

"Kak Kirana mau kemana?" tanyanya kepo.

"Mau ke perpustakaan," ucapnya dengan nada lembut.

"Ikut dong kak!" mohonnya dengan wajah imut berhasil membuat Kirana terkekeh geli dan mengiyakan.

"Yaudah..."

"Yes!"

Kedua gadis ini pun berjalan hendak ke perpustakaan, semua orang terus menatap kepada kedua gadis ini yang sepertinya sudah sangat akrab.

"Kamu pindahan dari mana?" tanya Kirana hendak mengambil buku dirak.

"Dari universitas singapure kak," jawabnya.

"Wah! itu sangat bagus," Sahutnya memuji gadis itu.

"Hehe... mau kubantuin gak kak?" tawarnya.

"Eh! gak usah," tolaknya.

"Gapapa kak. Itung-itung sebagai balas budi," ucapnya menyengir.

"Yaudah. Kamu bawa separuh ya," pintahnya.

"Siap!"

Setelah sudah mengambil buku yang di perlukan, kedua gadis ini berjalan keluar meninggalkan perpustakaan.

"Mau dibawa kemana kak bukunya?" tanyanya.

"Diruangan osis," jawabnya." Kakak ketua osis?" tanya Eka.

"Bendahara osis," Jawabnya.

"Wih hebat! kakak perna korupsi gak?" tanyanya dengan lelucon membuat Kirana terkekeh geli.

"Kalau aku korupsi bisa dibuli dan dikeluarin dari anggota osis," ucapnya terkekeh kecil membuat Eka ikut tertawa tapi seperti orang kesurupan.

Dari arah sana, bibir seseorang tiba-tiba tersenyum tipis menatap kedua gadis itu yang sedang tertawa-tawa.

Deg

Keempat bola mata itu bertemu mampu membuat kekehan Kirana terhenti saat melihat mata tajam bak elang itu melihat dirinya.

"Kenapa berhenti kak?" tanyanya heran.

Kirana mengisyaratkannya untuk melihat kedepan, disana sudah ada Deka yang berdiri menatap mereka.

"Sialan! bikin kaget,"Umpatnya.

Deka dan Kirana menutup telinga mereka, bukan cuma mereka berdua yang terkejut namun siswa-siswi yang berada disekitaran sana hendak melirik kearah mereka bertiga.

"Berisik. Bikin telinga sakit,"

"Bacot! salah kakak sih, siapa suruh kayak hantu bikin kaget orang aja,"

DEWARA THE SERIES (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang