'jangan marah-marah Nata, kalau kamu marah-marah begini terus nanti cepat tua.'
"Gue nggak peduli, cepat kasi tau apa yang kamu mau."
'baiklah baiklah, kamu selalu saja nggak sabaran. Bagaimana kalau kamu balikan denganku, aku sudah memutuskan hubungan dengan tunanganku jadi tidak akan ada penghalang lagi diantara kita.' Samuel berbicara dengan sangat sombong hingga membuat Nata tak bisa berkata-kata.
"Wah, hebat kamu ya," puji Nata.
"Iya dong hebat, aku akan melakukan apapun untuk kamu agar kamu bahagia bersama aku."
Nata mengeratkan giginya geram, dia tak pernah sekalipun melihat orang dengan tingkah kepercayaan diri seperti Samuel. Mendengar pernyataan Samuel saja sudah membuat Nata benar-benar kesal dan hampir meluapkan kekesalan pada barang yang ada disampingnya.
"Jadi gimana, kamu mau nggak balikan sama aku lagi, orang tua kamu juga sudah mengenal aku. Aku rasa mereka akan merestui."
"Bagaimana dengan orang tua kamu, tidak mungkin mereka membiarkan anak laki-laki mereka yang sudah bertunangan melepas tunangannya begitu saja. Kalau kamu mau bersama aku kamu harus menggunakan sedikit ot4k kamu untuk berpikir."
'apa maksud kamu Nat, aku sudah memikirkan semuanya. Aku sudah sangat yakin kalau kamu adalah wanita terakhir dan terbaik untuk ku.'
"Jangan gila Samuel, aku tidak akan pernah mau kembali bersama kamu. Tidak perduli kamu sudah punya tunangan atau tidak, kamu putus dengan tunangan kamu atau tidak. Aku tidak akan pernah kembali bersama kamu. Kalaupun aku di minta memilih untuk menjadi perawan tua atau menikah dengan kamu, lebih baik aku menjadi perawan tua," ketus Nata sebelum benar-benar mematikan panggilan tersebut.
"Dasar cowok nggak waras, untung aku lepas dari dia. Kalau enggak pasti aku udah gila sekarang."
Waktu berlalu begitu saja, Nata yang menang kelelahan memilih untuk beristirahat di kasurnya. Dia membuang semua pikiran-pikiran buruknya mengenai Samuel yang sedari tadi menganggu pikirannya.
"Lebih baik aku tidur, males banget mikirin cowok kayak Samuel."
Disaat Nata hendak membaringkan tubuhnya di kasur, ponselnya bergetar lagi. Nata memutar bola matanya malas dan menjawab panggilan tersebut tanpa melihat nama yang tertera di sana.
"Maaf ya Samuel, aku benar-benar udah nggak tertarik untuk balikan sama kamu. Lebih baik kamu urus tunangan kamu saja, aku lebih baik tidak memiliki pasangan sama sekali daripada harus kembali sama kamu!" ketus Nata penuh penekanan.
Pria yang berada dibalik panggilan itu mengerutkan keningnya bingung, 'maksud kamu apa, Nata. Saya bukan Samuel.'
Nata terdiam, dia menarik ponselnya lalu melihat handphone nya lamat-lamat. Nata terkejut bukan main ternyata yang baru saja menelpon nya adalah Angkasa bukan Samuel. Nata mengetuk mulut nya yang asal ceplos saja tanpa melihat terlebih dahulu.
"Kak Angkasa? Aduh maaf kak, kirain Kakak mantanku. Soalnya tadi dia nelpon, maaf ya kak. Aku benar-benar minta maaf, aku ngga bermaksud ngebentak kakak."
'ya, nggak apa-apa kok Nata, aku ngerti. Tapi kenapa, aku tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian tadi. Apa dia meminta balikan sama kamu?' Angkasa mempertanyakan penuh selidik.
"Ah itu bukan urusan yang serius kok Kak, lagipula sudah aku tangani."
'tidak Nata, kalau tidak dia tidak akan berhenti menganggu kamu.'
"Minta nomornya, biar aku yang ngomong."
"Hah, nomor siapa, emangnya buat apa?"
"Nomor mantan kamu, Samuel itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Life After Breakup [TERBIT]
Romance"Tetap bahagia dan terlihat baik-baik saja setelah hancur berkeping-keping adalah caraku melindungi diri sendiri." Nata Aleandra.