"Mbak Ki kenapa?"
Siang itu Bisma muncul di ruangannya. Mereka baru saja akan menggodok rencana untuk presentasi di The Arca Hotel and Resort. Tapi sebelumnya, mereka akan menikmati dulu makan siang yang dibawakan Bisma.
"Kok keliatan lesu sama pucet?" Bisma mengeluarkan wadah styrofoam dari dalam kresek. "Udah laper?" godanya yang membuat senyuman di wajah Oki terbentuk malu-malu.
"Makasih ya." Kedua tangan Oki menyeret wadah styrofoam di atas meja dengan tatapan berbinar. Kebetulan sudah lumayan lama ia tidak menyantap mie bakar. Oki membuka wadah styrofoam dan alumunium foil dengan bersemangat. Aroma gurih menguar. Ia mensyukuri kebahagiaan kecil yang disajikan Bisma di atas mejanya siang ini.
Mie bakar dengan topping daging asap dan mozzarella.
Ia pernah membawa pulang untuk Oka, tapi Oka tidak terlalu menyukainya. Kata Oka, rasanya aneh.
"Kamu apa?" Oki melirik wadah styrofoam Bisma yang duduk di hadapannya.
"Mie bakar bakso...." Bisma menunjukkan menu makan siangnya. Berikutnya Bisma mengeluarkan wadah styrofoam lain yang berisi kulit ayam krispi.
Oki tergesa membuka bungkus sumpit dan mencicipi makanannya. "Hmm... enak," gumamnya dengan tatap takjub yang bersambut senyuman kecil Bisma.
"Aku beli fire torch." Bisma memulai ceritanya.
"Apa tuh fire torch?" Oki menenggak air putih di atas meja dan menggeser sebotol air mineral yang masih disegel untuk Bisma.
"Makasih Mbak." Bisma segera membuka tutup botol dan menenggak air. "Fire torch itu yang buat masak itu lho Mbak. Yang alat bisa ngeluarin api..." Bisma memberi isyarat dengan tangan kanannya sebelum menyahut sumpit.
"Oh ya ya aku tahu!" Oki menuding Bisma dengan sumpitnya. "Kamu beli buat masak?"
"Iya. Mbak Oki kan bilang, suka mi bakar? Nah aku mau recook!"
Tawa Oki nyaris meledak, sebelum tergesa membungkam bibir dengan tangan kirinya. Jadi Bisma ingin recook hanya karena ia menyukainya?
Haruskah Bisma bersikap semanis ini?
"Jadi nggak sabar nyobain..." Oki memutuskan meladeni mulut manis Bisma sebelum mengalihkan pandangannya dari tatapan yang membuat tersipu.
Mumpung sedang ada yang berniat mengistimewakan, kenapa tidak? Seumur-umur, ia tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini dari Oka.
Bisma, selalu berusaha membahagiakannya dengan memperhatikan apa yang ia sukai. Rasa sedih juga kecewa yang didapat selama libur panjang kemarin, disirami habis dengan candaan riang dan obrolan hangat sepanjang mereka menyantap makan siang bersama. Kedua mata bulat Bisma antusias menatapnya. Oki merasa selalu menemukan penerimaan dan kenyamanan di sana.
Tatapan seperti itu yang ia rindukan dari Oka, tapi sudah tidak ada lagi. Tatapan Oka kepadanya kini lebih sering sengit. Alih-alih dicintai, Oki merasa ia ditatap seperti musuh. Perlakuan manis Oka sudah lama lenyap. Tidak bersisa, bahkan saat mereka sedang bercinta.
Pernikahannya gersang. Oki menyadari cinta mereka sudah kering. Namun, Bisma kembali menyirami hatinya yang tandus dengan sikap dan perlakuan seperti ini. Perlakuan yang membuatnya merasa bahwa ia masih istimewa. Perlakuan yang membuatnya percaya, ia masih pantas dicintai. Perlakuan yang membuat semua usahanya untuk tampil cantik dan menarik, mendapat apresiasi dan validasi meski melalui mata dan bibir lelaki lain. Sebenarnya penampilan ini juga untuk Oka. Tapi Oka tidak mengerti. Oka menganggap usahanya untuk mempercantik diri tidak penting, boros, dan tidak berpengaruh apa-apa.
Perlakuan Bisma membuatnya percaya, jika ia belum layu. Ia masih tampak seperti bunga, meski Oka sudah menatapnya dengan cara yang berbeda.
"Kamu tiap makan apa-apa selalu kepikiran recook ya?" Oki menatap gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
TULANG RUSUK
RomanceSelama ini Oka mengira pernikahannya sempurna dan baik-baik saja sampai ia mengetahui istrinya diam-diam mengagumi lelaki lain dan mengunggah semua kejelekannya. Istrinya bercerita melalui akun samaran, jika telah kehilangan rasa cinta dan hanya ber...