BAB 42

732 158 87
                                    

Kamu kenapa?

Malam itu Oki tidak bisa berhenti memikirkan sikap aneh Oka. Melirik ke samping, Oki menghentikan tepukan kecil di pantat Zayyan yang sudah jatuh tertidur.

Oki kembali mengabsen keanehan Oka hari ini. Pertama, membantu menyeboki Zayyan. Kedua, Oka memuji masakannya dengan senyuman manis.

Apa seks kemarin seenak itu? Dahi Oki berkerut semakin dalam. Wuah! Ia mulai mempertimbangkan ikut kelas pilates atau senam kegel saja.

Bentar, buat apa senam kegel? Kan mau cerai? Sebagian hatinya merasa malu. Namun, percintaan kemarin dan senyuman Oka di meja makan tadi membuat sudut bibirnya lagi-lagi tertarik.

Aku ini kenapa? Oki mempertanyakan reaksinya yang masih awet sampai sekarang. Kayak penganten baru aja. Dia cuma....

Tunggu, itu bukan cuma. Dia nggak pernah nyebokin Zayyan, dari Zayyan lahir. Oki mengingat bagaimana Oka yang dulu selalu memanggilnya jika Zayyan buang air besar di Pampers.

"Zayyan pup...." Oka mengecek aroma di celana Zayyan sebelum menyerahkan Zayyan kepadanya. Jika saat itu ia sedang memasak, ia akan tergesa mematikan kompor dan mencuci tangan demi mengganti Pampers dan membersihkan Zayyan. Ia selalu tergesa meninggalkan kegiatannya karena Oka tidak mau melakukan apa pun dan dari sanalah semua kedongkolannya bermula.

Tapi tadi, ia melihat Oka tiba-tiba berinisiatif menceboki Zayyan. Mungkin hal yang biasa bagi orang lain, tapi baginya sudah seperti mukjizat. Lalu ketika Oka memuji masakannya, ia hanya bisa tertegun. Tidak tahu harus merespon apa karena Oka sudah jarang memuji rasa masakannya. Senyuman Oka tadi kembali terbayang, mengingatkannya pada masa-masa dulu, saat mereka masih mesra.

Masa cuma gara-gara seks sih?

Maksud Oki, seks kemarin luar biasa, tapi bukan pertama kalinya mereka sepanas kemarin. Mereka sudah melalui banyak malam bersama. Seks tidak selalu luar biasa. Ada fase di mana seks terasa membara, terasa biasa-biasa saja, atau bahkan hambar dan terasa seperti rutinitas. Akan tetapi....

Seks setelah perang dingin, emang dahsyat! Oki tersenyum sendirian sambil memeluk guling. Eh tunggu. Tapi kan aku mau cerai?

                                                                                                                ***

'Ada apa dengan suamiku?'

Tidak ada apa pun pada postingan 30 menit yang lalu itu, selain sebaris kalimat yang mengundang pertanyaan Oka, juga para netizen di kolom komentar.

'OMG, kenapa Mbak? Udah bilang cerai?'

'Mbak, are you okay?'

'Kenapa? Suamimu jadi Hulk?'

'Mbak, suaminya kenapa?'

Apa? Aku kenapa lagi? Oka menatap cemas layar ponselnya. Apa yang salah?

Seingatnya, semalam ia sudah bersikap baik dengan membantu menceboki Zayyan. Apa postingan Oki kali jni gara-gara ia tidak mencuci piringnya sendiri?

Hahhh....

Oka menutup jendela aplikasinya.

Kayaknya aku udah jelek banget di mata kamu. Oka sudah pasrah, tetapi ada sedikit rasa tidak terima. Masa gara-gara piring?

Oka kembali membuka Instagram dan kedua matanya melebar saat mendapati postingan terbaru Oki.

'Aku tahu aku labil
Aku belum bilang kalau mau cerai
Ini bukan gara-gara seks
Tapi.... sikap dia kemarin aneh
Dia tiba2 inisiatif bantu cebokin anak
Aku kaget
Bukan itu aja
Dia juga puji masakanku.
Katanya enak banget
Padahal itu cuma soto rumahan
Pas puji masakanku dia juga senyum
Padahal biasanya nggak gitu...
Sikap dia kemarin manis banget
Semanis senyumannya...
Suamiku kalo senyum jadi tambah ganteng...'

TULANG RUSUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang