Bab 37

802 132 62
                                    

"Alhamdulillah, rame Mbak Ki." Bisma menatap lega booth mereka yang tampak penuh oleh pengunjung. Para sales terlihat antusias menjelaskan produk, dan beberapa menyerahkan aplikasi pembukaan kartu kredit.

"Pembukaan rekening jalur online juga udah dapet dua puluh...." Oki yang berdiri di samping Bisma tak sanggup menahan senyumannya. "Semoga beberapa hari ke depan konsisten kayak gini."

"Amiiin."

"Bisma, sori aku nggak bisa lama." Oki menatap penuh penyesalan. "Aku harus ke rumah nasabah prioritas." Oki melirik sejenak jam tangannya.

"Siap Mbak Ki." Bisma mengangguk kalem. "Nggak pa-pa tinggal aja. Biar aku sama anak-anak yang stand by di sini." Bisma melirik tim sales yang tampak sibuk melayani nasabah.

"Makasih ya."Oki melakukan panggilan pada Pak Sugeng. "Halo Pak Sugeng? Di mana Pak? Saya udah selesai. Oh masih antri isi bensin? Lama nggak Pak? Oke, saya tunggu ya Pak. Habis ini ke Bu Veronica." Oki menyebut nama nasabah yang merupakan pemilik gym di dekat kantornya. Kebetulan, yang bersangkutan juga instruktur pilates. Tempo hari ia sempat bertanya soal kelas pilates dan tertarik. Selebihnya, mereka membicarakan bisnis. Rencananya Veronica ingin mengajukan kredit 3M dengan jaminan deposito di cabangnya. "Aku mau ke depan, nunggu Pak Sugeng." Oki beralih menatap Bisma.

"Ayok aku temenin Mbak...."

Setelah mengucapkan terima kasih dan berpamitan dengan tim sales, mereka berjalan menyusuri lorong terbuka yang membelah resort. Oki mengamati sejenak suasana di area kolam renang yang tampak sepi.

"Mbak Oki nggak pingin ajak Mas Oka sama Zayyan nginep di sini? Mumpung ada diskon lho Mbak buat pemegang kartu kredit EYZ." Bisma memulai basa-basinya. Ia yakin Oki pasti sudah tahu mengenai hal ini.

"Mas Oka nggak suka staycation." Oki tersenyum kecut. "Kalo di dalam kota.... kata dia rugi nginep mahal-mahal, mending tidur di rumah...."

"Oh gitu yaa..... "

"Kamu suka staycation?"

"Nggak suka juga. Palingan kalo pas training, kan biasanya check in sehari sebelumnya kan? Ya itu aku anggap staycation. Aku memang lebih suka di rumah sih. Udah males kepikiran staycation. Kayak.... nyaman di rumah gitu."

"Kamu kayak suamiku aja," celetuk Oki dengan nada jenaka dan seketika menyeret senyuman malu Bisma. "Nggak bosen di rumah aja? Maksudku, kamu kan masih single..."

"Aku sebenernya nggak terlalu suka banyak aktivitas di luar rumah. Kayak ngabisin energi. Apalagi Malang kalo weekend juga sering macet."

Oki bagai mengulang masa lalu saat mendengar penuturan barusan.

"Aku lebih suka di rumah." Ia ingat pengakuan Oka saat mereka masih pacaran dulu. "Udah capek kerja Senin sampe Jumat. Udah males nongkrong-nongkrong. Bayangin nyetir ke sana, terus ngopi sampe malem. Ngabisin energi. Enakan di rumah sama kamu...."

"Hemat energi," gumamnya pelan yang diiringi anggukan kepala.

"Iya Mbak, udah capek kerja dari Senin sampe Jumat."

Bisma semakin terdengar mirip Oka saja. Tapi Oki menganggap, hal demikian sangat wajar dirasakan oleh orang-orang yang sudah bekerja dari Senin sampai Jumat.

"Nggak dating?" Oki iseng melempar pertanyaan.

Senyuman Bisma merekah malu.

"Harusnya kamu seleksi calon istri," seloroh Oki, "jangan-jangan pacarmu banyak lagi? Pasti kolektor nih..."

Bisma buru-buru menggeleng. "Ngapain koleksi cewek, ngabis-ngabisin duit Mbak..."

Oki bereaksi dengan tawa kecilnya, meski sedang dilanda heran. Bisma, sekali lagi membawanya pada kenangan lalu yang telah lewat.

TULANG RUSUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang