11

371 25 0
                                    






.
.
.
Setelah sepuluh menit Ryu dan Nala saling memeluk, akhirnya kini Mahes menghampiri Ryu, dia elus pipi tirus sosok yang selalu dia anggap adiknya itu, sambil berurai air mata.

"Maafin nii-san ya? Maafin nii-san ga ada di saat si bodoh itu malah memukulimu ketika Diersa mencoba menjadikanmu kambing hitam." Ujar Mahesta sambil menunjuk Felan dengan penuh dendam.

Ryu menyunggingkan senyumnya, dan menggenggam tangan Mahes, serta menatap lekat Mahes. "Nii-sama, Felan ga salah. Felan hanya kalap, dan kalau Ryu yang ada di posisi Felan juga kayaknya Ryu bakal ngelakuin hal yang sama nii-sama." Ujar Ryu pelan nan lirih.

"Tapi dia....

Ryu memotong perkataan Mahes dengan menggelengkan kepalanya pelan, "Maafin Felan, nii-sama. Semua hanya kesalah pahaman, Felan bener bener ga salah, nii-sama." Bela Ryu sambil menatap Felan dengan senyum tipisnya.

Felan yang melihat itu pun akhirnya menumpahkan air mata yang dari tadi dia tahan, dan dengan gerakan cepat Felan menghampiri Ryu dan memeluk Ryu dari sebelah kanan, karena sebelah kirinya ada Mahes. "Maaf, maaf Ryu. Maafin gue yang udah bikin lu makin babak belur, gue bener bener minta maaf." Ujar Felan sambil tersedu.

Ryu pun berusaha membuang nafasnya dengan pelan demi menenangkan dirinya, karena jelas sebenarnya dirinya juga kecewa dengan apa yang dilakukan Felan, hanya saja Ryu berfikir disini Felan pun tak sepenuhnya salah karena dirinya juga dijebak. "Lan... Aku udah maafin kamu, aku memang kecewa sama kamu, tapi kamu disini juga korban atas jebakan saudaraku sendiri, jadi jangan terlalu menyalahkan diri ya?" Ujar Ryu sambil menangkup kedua pipi sang sahabat.

Dan diangguki oleh Felan, setelah itu Ryu pun meraih sebelah tangan Felan, dan Mahes lalu menyatukannya. "Akur, akur ya? Apalagi kalau Ryu nanti pergi, kalian harus akur, dan jagain Nala nii-sama." Ujar Ryu sambil tersenyum tipis.

"Pe-pergi? Lu mau pergi kemana Ryu?!" Ujar Dafi sambil menatap lekat sang sahabat.

"Besok niatnya kami akan membawa Ryu ke China, dan itu sudah disetujui oleh Ryu." Jawab Zain sambil mendekati Ryu, dan tersenyum hangat kepada sosok yang kini sudah menjadi adiknya secara negara.

"Otouto..

... Tugas kalian hanya tetap menjalani hidup dan memantau kelakuan iblis licik yang sudah membuat Ryu seperti ini, dan kami akan bertugas mengobati Ryu sampai sembuh, dan membahagiakannya." Ujar Aiden dengan tatapan menusuk.

"Biarkan Ryu bahagia, walau bukan bersama kalian. Sudah cukup Ryu tersakiti karena Diersa, Nala gege. Sudah saatnya dia bahagia, karena kamu ga mampu melindungi dan membuat bahagia adikku." Sambar Zain saat melihat Nala akan memprotes ucapan Aiden, kakanya.

Nala yang mendengar perkataan Zain pun menundukkan kepalanya, dia akui dirinya gagal menjaga adik kesayangannya, dan seharusnya sekarang dia tidak menghalangi adiknya bahagia bersama orang lain.

Isao yang melihat kemuraman Nala pun menghampiri sahabatnya itu, dan menepuk pundak sahabatnya. "Lepaskan Ryu, biarkan dia terbang dengan bebas. Lu ga mau kan dia dijadikan kambing hitam lagi oleh Diersa? Dan lu juga kedepannya masih sibuk urusan kampus?" Ujar Isao mengingatkan bahwa tugas dia sebagai aktifis kampus masih padat. "Lepaskan oke? Kalau Ryu dan kita masih berjodoh pasti suatu saat ketika semuanya sudah baik baik aja, Ryu bakal balik sama kita. Untuk sekarang biarin Ryu terbang bebas bersama mereka, gue yakin kok mereka menyayangi Ryu dengan tulus." Ujar Isao sambil memeluk tubuh Nala yang kembali menangis.

Sedangkan kini Ryu sedang bercengkrama dengan kelima sahabatnya, ditemani Mahes, Aiden, dan juga Zain. Sedangkan Arnav dan Arnesh, tadi izin keluar untuk menyiapkan kepergian mereka besok ke China.

Setelah dua jam Mahes, Nala, dan yang lain bertemu Ryu, kini mereka harus benar benar rela berpisah dengan kesayangan mereka. Karena besok Ryu akan terbang pagi menuju China.

"Otouto, baik baik disana ya? Nii-san berharap suatu saat nanti kita akan bertemu lagi, dan semuanya membaik seperti semula." Ujar Nala sambil mengusak dan mencium rambut sang adik.

"Ryu, lupakan semua rasa sakitmu, dan hiduplah dengan lembaran baru. Isao nii janji bakal terus ada disamping nii-san mu ini." Ujar Isao sambil merangkul tubuh Nala, dan tersenyum hangat.

"Ryu, kalau lu udah sembuh jangan lupa sekali kali pulang kesini ya, kita reunian." Ujar Dafi sambil terkekeh pelan, dan dibalas senyuman tipis dari Ryu.

Ryu yang mendengar perkataan Dafi pun tersenyum tipis, "Kalau daddy ngizinin aku pulang kesini, aku pasti pulang. Tapi untuk kapannya aku belum tahu, apakah setelah aku sembuh, atau setelah kalian melupakan aku." Ujar Ryu dengan menatap sekilas kearah Felan.

"Gue sih ga mungkin ngelupain lu Ryu, apalagi lu itukan kesayangan gue banget Ryu." Ujar Sagara saat melihat mata Ryu yang menatap sekilas kearah Felan. Dan dibalas senyuman geli oleh Ryu yang melihat Sagara yang sedang mengompori.

"Kamu ga akan pulang ke sini, gege ga akan ngizinin kamu masuk ke negara yang udah bikin kamu sakit selama ini. Dan tentunya gege ga akan bolehin kamu ketemu orang orang yang udah biarin kamu ngerasain sakit sampai dititik ini de." Ujar Aiden sambil menatap tajam Nala, Mahes, dan Felan.

Felan yang mendengar ucapan Aiden pun menatap tajam balik, "Lu ga ada hak buat nahan sahabat gue Aiden. Lu cuma orang asing yang masuk kedalam lingkaran kehidupan kita semua, jadi lu ga berhak nahan Ryu, Aiden." Ujar Felan dengan penuh emosi.

"Terus lu pikir lu berhak? Lu pikir lu berhak, setelah lu ikutan nyakitin Ryu? Lu harusnya sadar Felan Theodore. Apa yang lu lakuin sama Ryu, apa yang ada diotak lu tentang Ryu. Kalau memang lu sahabat sejatinya Ryu, lu ga akan pernah gegabah sampai bikin salah satu penyebab Ryu masuk rumah sakit, Felan Theodore." Ujar Aiden dengan penuh penekanan.

Ryu yang melihat kaka angkat dan sahabatnya itu bersitegang pun menghela nafasnya, "Fel, sekarang gue pergi kemana mana pasti ditemenin ketiga abang gue, jadi gue minta lu hargain sikap aware mereka ke gue. Walaupun memang mereka adalah orang asing yang hadir diantara kita, tapi mereka yang nyelamatin gue, tanpa mereka gue mungkin udah pergi untuk selama lamanya. Jadi kalau memang Aiden gege ga ngizinin gue balik, ya berarti gue ga akan balik. Dan tolong lupain persahabatan kita ini." Ujar Ryu sambil menatap wajah sang sahabat, lalu memalingkannya untuk menahan air matanya.

Mahes dan Nala yang mendengar hal itu hanya bisa menundukkan kepalanya, apa yang dikatakan oleh Ryu ada benarnya, mereka seharusnya berterimakasih kepada Aiden dan keluarganya karena menyelematkan adiknya. Dan Felan yang mendengarkan perkataan Ryu pun menatap Ryu dengan tatapan tak percayanya, dan setelah itu meninggalkan mereka yang masih terdiam di kamar inap Ryu.



Tbc

Ryuzaki Rigel ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang