24

66 4 0
                                    









.
.
.
Prok

Prok

Prok

Disaat Ryu sedang membantu sang abang untuk membukakan ikatannya, tiba tiba seseorang datang memakai sebuah topeng yang hanya memperlihatkan matanya saja. Namun disaat melihat orang tersebut jantung Ryu seolah berdetak dengan kencang.

“Ternyata sang adik kesayangan, berhasil bebasin abang kesayangannya ya? ” Ujar pemuda bertopeng dengan gaya ponggahnya.

“Suara ini?” Lirih Ryu saat mengenali suara seseorang yang begitu ia kenali.

“Kenapa adikku? Kau terkejut hm?” Ujar pemuda bertopeng sambil tertawa sumbang.

“Kau yang sudah membunuh tousan dan kaasan, iyakan?” Tanya Ryu dengan mengepalkan tangannya. Namun hanya dibalas tawa mengejek dari pria tersebut.

“Kalau iya kenapa? Toh mereka bukan orang tua kandungku, dan dia... dia bukan kembaranku, Ryuzaki Rigel.” Ujar pemuda tersebut sambil menunjuk ke arah Nala.

Ryu yang mendengar hal itu pun tersenyum miring, “Kau tahu dari mana kalau kau bukan anak kandung tousan, dan kaasan? KAU TAHU DARI MANA KALAU KAU BUKAN KEMBARAN RAGNALA KAWISWARA? KAU TAHU DARI MANA KALAU KAU BUKAN KAKAK KANDUNGKU DAN JUGA DIERSA, NEHAN MICHIO?!” Ujar Ryu dengan diakhiri dengan teriakan.

Ryu tidak pernah menyangka jika dibalik semua masalah masalah yang terjadi akhir akhir ini adalah ulah kaka sulungnya sendiri, karena selama ini Nehan walaupun terlihat diam dan anteng dirinya tidak pernah menunjukkan sesuatu yang membuatnya mencurigai Nehan.

“Aku tahu semuanya dari ini.” Ujar Nehan terlampau santai sambil memberikan satu map dan juga satu buku diary.

“Ah sepertinya aku terlalu banyak bicara, lebih baik aku mulai serius.” Ujar Nehan dengan nada main mainnya. “SERANG! ” Teriak Nehan memerintahkan anak buahnya untuk menyerang Nala, Alester dan juga Archer. Sedangkan dirinya berhadapan langsung dengan Ryu.

.
.
.

Awalnya semua berjalan dipihak Ryu, namun Ryu tidak menyadari jika seseorang dipihak Nehan mengintai dirinya. Disaat peluru hampir mengenai Ryu, Nala yang menyadari hal itu segera memasang badan demi melindungi adik kesayangannya itu.

Bruk

Suara sesuatu yang jatuh dibelakang Ryu, membuat Ryu tidak bisa fokus sehingga membuat Nehan mendapatkan peluang untuk menyerang Ryu. Nehan yang sudah gelap matapun menghabisi Ryu dengan pukulan pukulan dititik vital, sehingga membuat Ryu harus memuntahkan darahnya.

Disaat keadaan chaos, tiba tiba pintu gubuk tersebut terbuka dan menampilkan keempat pria tangguh nan tampan. Keempat pria yang melihat Ryu sudah hampir tak sadarkan diri pun segera menyerang Nehan. Dan Ryu yang mendapatkan peluang untuk mendekati Nala pun akhirnya bergerak secara perlahan sambil menahan rasa sakitnya.

“Niisan, to-long bertahan nee? GORGIEO BAWA NALA KERUMAH SAKIT!!” Teriak Ryu memanggil ajudan sang daddy, dengan nafas yang kembang kempis.

Gorgieo yang mendengar teriakan sekaligus tuan mudanya pun langsung berlari menghadap, dan langsung membawa Nala kedalam gendongan bridalnya tanpa harus disuruh dua kali. Sedangkan Ryu langsung menyerang ajudan Nehan yang tadi mengintai dirinya, hingga ajudan Nehan pun harus menghembuskan nafas terakhirnya ditangan Ryu.

Nehan yang melihat hal itu pun menjadi geram, ketika dirinya akan menembakkan sebuah peluru ke arah Arnesh untuk menggertak Ryu, pistolnya itu kehabisan amunisi. Sehingga dia akhirnya melemparkan pistol tersebut.

Ryu yang melihat hal itu segera mendekat kearah Nehan, “Nii-sama, berhenti. Berhenti melakukan ini semua, mau sampai kapan kau menghabisi semua keluargamu nii-sama?” Tanya Ryu dengan tatapan mengintimidasi.

“SUDAH KU BILANG KALIAN BUKAN KELUARGA KANDUNGKU SIALAN!! JADI UNTUK APA AKU BERBAIK HATI DENGAN KALIAN YANG SUDAH MEMBUNUH KEDUA ORANG TUAKU HAH?!” Teriak Nehan sambil mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya.

“WALAUPUN KAMI BUKAN KELUARGA KANDUNGMU, APA PANTAS KAU MEMBALAS KEBAIKAN KELUARGA GAUTAMA SEPERTI INI NEHAN MICHIO?! DAN ASAL KAU TAHU NEHAN, YANG MEMBUNUH KEDUA ORANG TUAMU BUKAN ORANG TUA RYU, TAPI ORANG TUAMU SENDIRI!!” Teriak Arnesh mengungkapkan fakta terbaru lagi.

“DIAM KAU SIALAN! KAU TIDAK TAHU APAPUN, KAU HANYA ORANG ASING DI ANTARA KITA! LEBIH BAIK KAU SUSUL MUSUH BEBUYUTANMU ITU TUAN ARNESH YANG TERHORMAT. ” Ujar Nehan dengan emosi yang menggebu, dan bersiap akan menikam Arnesh.

Namun sayangnya, kini Ryu sudah menghalangi langkah Nehan untuk mendekati daddynya itu, sehingga akhirnya Ryu lah yang mendapatkan tikaman itu, tepat dibagian dada sebelah kirinya, sehingga Ryu pun memuntahkan darah segarnya.

Namun bukannya meringis, Ryu tersenyum manis. “Nii-san, su-dahi... den-dam... tak bera-lasanmu itu... ja-ngan tam-bah... ko-kor-ban la-in ya?” Ujar Ryu tersenggal senggal setelah tubuhnya jatuh ke tanah.

“RYUUUUUU!!” Teriak seseorang yang baru saja masuk kedalam gubuk itu, dan langsung memangku kepala Ryu. Sedangkan yang lain langsung menghajar Nehan habis habisan.

Ryu yang melihat siapa yang datang pun tersenyum teduh, “Fel? Ke-na-pa... bi-sa... ke-si-ni...?” Tanya Ryu dengan nafas yang semakin memberat, dan mata yang semakin berat.

“Itu ga penting, yang penting sekarang lu gue bawa kerumah sakit ya? Papa udah ada didepan, kita kerumah sakit sekarang ya?” Ujar Felan dengan nada bergetar, dan juga tangan yang bergetar kala melihat darah sang sahabat tak berhenti.

Tadinya Felan dan yang lain menjenguk salah satu guru mereka, namun ketika keluar mereka melihat Gorgieo sedang memangku Nala dengan bertiriak memanggil dokter dan suster dengan kesetanan. Dan setelah Gorgieo berhasil menaruh Nala dibankar rumah sakit, mereka pun memberanikan diri untuk bertanya, ada apa dengan Nala, dan akhirnya Gorgieo menceritakan semuanya. Ya walaupun mereka tidak mengenal Gorgieo, tapi mereka mengenal Nala. Dan setelah mengetahui alasan Nala dibawa kerumah sakit, akhirnya mereka menyusul untuk mengetahui keadaan di lapangan.

Namun ketika mereka sampai, mereka terkejut dengan keadaan yang terjadi kepada orang yang mereka sayangi. Sehingga akhirnya Felan pun berteriak memanggil nama Ryu, ketika Ryu terjatuh ketanah.

Dafi yang melihat Felan masih ditempat pun segera menghampiri mereka dan akan membawa tubuh Ryu yang semakin melemah, namun Ryu menahannya. Ryu berusaha melepaskan kalung persahabatan mereka dan juga kalung military tags miliknya. Dan menaruhnya ditelapak tangan kedua sahabatnya.

“Daf... a-ku... ti-tip... ka-lung... i-ini... s-sa-ma... ka-mu... ya? A-ku ngan-tuk.. ma-u... ti-dur.” Ujar Ryu, dan setelah itu Ryu pun menutup matanya untuk selamanya, dan tangannya yang awalnya berada ditelapak tangan Dafi pun meluruh ke tanah begitu saja.

Dafi yang menyadari bahwa sahabat kesayangannya itu telah pergi pun hanya bisa menggenggam kuat dua kalung peninggalan Ryu, dan memejamkan matanya berusaha agar tidak meneteskan air matanya.

Sedangkan Felan yang melihat sang sahabat mulai memucatpun meraung memanggil nama sahabatnya itu, dan itu mampu membuat ketiga putra Alfarazel menjadi kehilangan kendali, mereka menambaki semua orang yang berada di pihak Nehan tanpa sisa, bahkan mereka pun menembak tubuh Nehan dibeberapa tempat.

Alester, Archer, dan anggota gold eagle yang menyadari sang kapten telah gugur disaat bertugaspun hanya bisa menundukkan kepalanya. Bahkan sebagian sudah berurai air mata, mereka tidak pernah menyangka bahwa kapten muda kesayangan mereka akan menghembuskan nafas nya secepat ini.

END

Ryuzaki Rigel ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang