.
.
.
Empat tahun sudah berlalu, kesehatan Ryu pun semakin membaik, bahkan kini dirinya sudah memasuki akademi militer sesuai keinginannya dahulu. Dan hal itu pun didukung oleh keluarga Alfarazel tanpa melupakan sifat posesif mereka terhadap bungsu Alfarazel.“De kamu pulang kapan?” Tanya Aiden dengan nada merajuk, saat menatap adiknya yang sedang berada di markas lewat video call.
“Kan aku harus beresin dulu ini gege, paling delapan bulan lagi aku pulang. Sabar ya gege, aku juga kangen ko sama gege, dan semuaaanya.” Ujar Ryu sambil tersenyum gemas saat melihat sang kaka sedang cemberut.
“Kamu disana hidup sehatkan nak? Bubu ga mau ya kalau anak bubu ini ga hidup sehat disana, atau bubu kirim chef keluarga kita aja sayang?” Ujar Altiar dengan nada yang sarat akan kekhawatiran.
“Bubu sayang, Ryu baik baik aja. Lagian ngapain bubu selalu mau ngirimin chef keluarga kita? Aku disini fine bubu, bahkan aku seneng disini, yang penting bubu sama daddy doain Ryu oke? Biar Ryu lulus dengan hasil memuaskan, dan bisa menjadi tentara sesuai dengan keinginan Ryu oke?” Ujar Ryu berusaha menenangkan sang ibu, sambil tersenyum hangat.
Sungguh Ryu sangat bersyukur hidup dengan keluarga angkatnya, namun tetap dihati kecilnya dirinya sangat merindukan keluarga kandungnya walaupun dia tahu bahwa dulu dirinya selalu mendapatkan perlakuan yang tidak baik. Sebenarnya masa pendidikan dirinya sudah selesai, namun dirinya sekarang sedang ada tugas pertama yang dimana dia ditugaskan di negara asalnya, yaitu Jepang.
Setelah tadi siang dia asik bertukar kabar dengan keluarga Alfarazel, kini dirinya sedang menikmati masa liburnya, dirinya memutuskan untuk berkunjung ke rumah keluarga kandungnya. Namun apa yang dia lihat kini? Sang ibu yang sepertinya mengalami gangguan, dan abangnya Nehan yang sibuk dengan kerjaannya tanpa mau memikirkan sang ibu.
“Paman, selama ini apa yang terjadi? Mengapa semuanya terlihat seperti berantakan?” Tanya Ryu kepada tangan kanannya. Yup dia menjadi salah satu pemegang dunia bawah seperti para kakaknya di keluarga Alfarazel.
“Saya akan menceritakan semuanya, asalkan tuan muda jangan terkejut, karena saya sebenarnya tidak diizinkan menceritakan semua ini oleh tuan muda Arnav.” Ujar sang ajudan sambil menatap lekat tuan mudanya, yang sudah dia anggap sebagai anaknya itu.
“Iya paman, aku akan berusaha menerima semua laporan darimu, asalkan jangan ada yang disembunyikan.” Ujar Ryu tegas tanpa mau dibantah.
“Empat tahun lalu ketika tuan muda sudah pindah ke China bersama tuan besar dan keluarga.....
.
.
.
Setelah kepulangan Nala, Mahes, dan Felan dari rumah sakit. Nala pun memutuskan untuk pindah dari rumahnya menuju apart yang dia beli dari uang tabungannya, dan mencari uang untuk dirinya sendiri. Dirinya tak ingin lagi berurusan dengan keluarga kandungnya sendiri, karena bagi Nala “Untuk apa aku ada di keluarga itu, jika kini adiknya sudah meninggalkannya.”Dan kini sudah setahun berlalu dan Mahes serta Felan pun berkunjung ke apart Nala, dan mereka melihat Nala yang sibuk dengan kegiatannya sendiri.
“Bro, lu ga cape menghindari mereka terus tanpa memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi selama ini? Lu ga mau menegakkan keadilan dikeluarga lu sendiri demi adiku lu itu?” Tanya Mahes sambil menatap Nala yang terus fokus dengan komputernya.
Nala yang mendengarkan ucapan Mahes pun terdiam sesaat, lalu melanjutkan pekerjaannya kembali. Dirinya tak ingin berhubungan lagi dengan keluarga kandungnya, dan kini sahabatnya itu malah menanyakan hal tersebut.
Mahes yang melihat hal itupun menghela nafasnya, Felan yang melihat hal itu pun tersenyum getir. “Kalau memang Nala nii ga mau, biar aku saja yang melakukannya. Setidaknya ini untuk menebus kesalahanku kepada Ryu, dan aku tak peduli dengan respon mereka saat tahu semuanya, terutama yang dimana Diersa telah melakukan banyak kelicikan selama ini, dan Ryu yang tidak memiliki perlindungan dari siapapun.” Ujar Felan berusaha memancing Nala yang seolah ogah untuk bertemu lagi dengan keluarganya walau hanya untuk membuat keluarganya mengetahui semuanya yang selama ini tertutupi oleh kelicikan Diersa.
Nala yang mendengar ucapan Felan pun menatap lekat kepada Felan dan juga Mahes, dan Felan menatap Nala dengan pandangan bertanya. “Oke gue akan ikut kalian, dan setelah itu gue ga mau tahu masalah mereka lagi. Cukup gue berhubungan dengan mereka, sekarang gue dah ga ada hubungan apapun lagi dengan mereka setelah Ryu pergi dari kita semua.” Ujar Nala sambil membereskan hasil kerjanya.
“Nah gitu dong, itu baru sohib gue, dan abang kesayangannya Ryuzaki Rigel.” Ujar Mahes dengan tersenyum puas.
Dan setelah itu mereka pun segera menuju rumah keluarga Gautama, dengan membawa beberapa bukti nyata atas segala kelakuan Diersa yang terlihat polos didepan keluarganya, namun busuk dibelakang mereka semua.
Pada awalnya Antonio, Ayzel, dan Nehan, terlihat ogah ogahan saat diajak Nala untuk melihat sesuatu di layar TV ruang keluarga, dan Diersa yang menahan emosinya. Namun saat semuanya sudah ditayangkan terutama penyebab dari Ayzel keguguran, akhirnya semua pun terdiam, sambil menatap tak percaya kepada sosok Diersa yang selama ini mereka sayangi, bahkan mereka sampai melupakan satu anak dan adik mereka.
“Gimana? Udah jelas bukan, kalau bukan Ryu yang melakukan itu semua okaasan, otousan? Tapi apa yang kalian lakukan? Kalian bahkan tega mengusir Ryu yang sekarang ntah dimana, dan tetap melindungi iblis kecil itu?” Ujar Nala sambil menatap tajam kearah Diersa dengan tatapan penuh dendam.
“Hahaha, ini semua bohong okaasan, otousan. Nala nii itu bohong, dia cuma ingin menyalahkanku karena adik kesayangannya hilang, iya bukan?” Ujar Diersa sambil menatap tajam Nala untuk mengintimidasi, namun ucapan Nehan membuat Diersa terdiam.
“Nala ga mungkin bohong, karena Nehan juga pernah memergoki Diersa dengan gelagat anehnya, seolah sedang merencanakan sesuatu. Dan ternyata semuanya terbukti, dia menjebak Ryu demi kepuasaan dirinya sendiri. Dan sekarang masuk akal kenapa okaasan bisa keguguran saat itu, karena Diersa ga mau punya saingan, terutama saingan baru. Bukankah begitu DIERSA NATHANIELA?” Ujar Nehan panjang lebar dengan menatap tajam kearah Diersa sambil tersenyum devil.
Sesaat Diersa yang melihat mimik asing dari kaka kesayangannya itu pun terdiam kaku, namun beberapa saat kemudian dia pun kembali menyangkal. “Okaasan, otousan, itu ga mungkin. Kalian tahu sendiri saat itu yang didekat okaasan itu Ryu, dan aku lagi dikamar. Jadi mana mungkin aku melakukan hal itu, percaya sama Diersa okaasan, otousan.” Ujar Diersa dengan sedikit gelagapan, dan hal itu berhasil diamati oleh Felan, dan membuat Felan tersenyum licik.
“Terus lu bisa kasih alasan dengan semua perlakuan lu disaat lu ngejebak gue? Sampai gue nyangka sahabat gue melakukan hal yang diluar pikiran dia?” Ujar Felan sambil memperlihatkan foto foto yang sama disaat Diersa mengatakan bahwa Ryu melakukan hal tak senonoh, dan memberikan foto dan rekaman cctv dimana itu atas kelakuan Diersa.
Antonio yang melihat semua itu pun menjadi emosi, dan tanpa ditahan rasa amarah, bersalah, dan sedihnya pun mengusai dirinya hingga akhirnya Antonio pun menampar Diersa dengan tenaga yang tak main main.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Ryuzaki Rigel ✓
Teen FictionAku tahu, dunia ini tak ada kata adil, tapi aku juga yakin jika diluaran sana pasti ada yang bisa mensyukuri kehadiranku. . . . Jika kalian ingin membuangku, aku terima, tapi jika sekarang kalian ingin kembali lagi, maaf aku sudah lelah dengan segal...