17

690 35 0
                                        











.
.
.
Selama satu bulan ini semuanya berjalan dengan baik baik saja, namun setiap Ryu ada urusan di luar rumah keluarga Gautama, Nehan dan Nala kembali memusuhi Diersa, sehingga terkadang mereka bertiga selalu bertengkar.

Dan hari ini Ryu memutuskan untuk pulang ke rumah Gautama, karena sela dua minggu ini dirinya sangat sibuk dengan tugas kemiliteran nya dan juga sibuk pupang ke rumah keluarga Alfarazel.

“LU PIKIR KITA BERDUA GA TAU KALAU LU LAGI LAGI CUMA CARI MUKA DIDEPAN OKAASAN HUH?!” Bentakan dari Nehan membuat Ryu terkejut saat mulai memasuki ruang tengah rumah keluarga kandungnya itu.

“Aku serius niisan, aku ga ngelakuin itu semua, aku berani bersumpah itu bukan aku yang melakukannya.” Ujar Diersa sambil terisak.

“TERUS LU MAU NYALAHIN RYU GITU?! GUE KIRA LU DAH BENERAN TOBAT, TERNYATA LU MASIH SAMA MENGKAMBING HITAMKAN RYU, DASAR SETAN SIALAN LU!” Kini bentakan dari Nala lah yang membuat Ryu mengkerutkan keningnya bingung dengan keadaan.

“NALA NII, KENAPA PIKIRAN MU BEGITU SEMPIT? AKU TIDAK MENYALAHKAN RYUU NII... BAHKAN NII-SAN TAHU KALAU RYU NII SEDANG SIBUK, UNTUK APA AKU MENGKAMBING HITAMKAN KAKAKU SENDIRI HUH?! JAWAB NII-SAN.” Teriak Diersa sarat akan kekecewaan.

“Khm, ada apa ini? Kenapa aku pulang kalian malah bertengkar, Nala nii-sama, Nehan nii-sama, apa yang terjadi? Kenapa kalian berdua harus menyudutkan adik kalian, Diersa.” Tanya Ryu dengan tegas dan tatapan tajam, bagaikan seorang elang yang sedang mengintimidasi musuhnya.

Nehan pun menghela nafasnya, “Tadi okaasan terjatuh dari tangga, dan ketika aku mengeceknya ternyata ada minyak di tangga, dan dia tidak mau mengakui kesalahannya.” Ujar Nehan dengan tatapan malas saat melirik ke arah Diersa.

“Sa, apa tadi lu sempet ninggalin okaa-sama? Atau ada sesuatu yang terjadi?” Tanya Ryu dengan tatapan lembut namun tegas.

“Tadi gue habis pulang kerja, terus okaasan bilang pengen masak sesuatu, lalu aku bilang jangan dulu nanti aja setelah aku istirahat. Namun ntah bagaimana ceritanya, Nehan niisan, dan Nala niisan berteriak dan membuatku terbangun dari tidurku. Dan ketika dilihat okaasan sedang dipapah oleh Nala niisan, dan tiba tiba mereka memarahiku. Aku berani bersumpah aku tidak tahu apa apa, aku beres kerja langsung kekamar karena lelah, dan mengantuk.” Jawab Diersa dengan mantap dan sambil menatap lekat mata Ryu.

“Oke kita lihat apa yang terjadi di rumah ini, kalau Diersa yang salah dia tidur diluar rumah malam ini, dan harus meminta maaf pada semuanya, begitupun sebaliknya. Jika Nehan nii-sama, dan Nala nii-sama ketahuan asal menyalahkan kalian harus minta maaf sama Diersa, dan beresin rumah ini selama seminggu, dan harus selalu membuat makanan agar okaa-sama tidak perlu masuk dapur, bagaimana? Deal?” Ujar Ryu sambil menatap ketiga saudaranya itu dengan tatapan tegas, dan hanya diangguki oleh ketiganya.

Dan setelah lima menit melihat hasil cctv di hp milik Ryu, Ryu pun hanya menggelengkan kepala. Karena benar bukan Diersa yang berbuat, tapi saat itu sang ibu yang membawa minyak dari meja makan ke dapur tapi tanpa sengaja minyak itu jatuh, dan sang ibu tidak sadar jika minyaknya tumpah.

“See? Jadi sesuai kesepakatan tadi, Nehan nii-sama, dan Nala nii-sama melakukan konsekuensi atas perbuatan yang kalian lakukan, yaitu tuduhan yang tidak terbukti kepada Diersa.” Ujar Ryu sambil tersenyum manis.

Diersa yang melihat itu menggelengkan kepalanya, “Jangan Ryu, niisan sudah lelah bekerja, mereka juga lelah mengurusi urusan mereka sendiri. Jadi biarkan saja ya?” Ujar Diersa sambil menatap dan menangkup kedua tangan Ryu tanda memohon. Namun Ryu dengan gelengan tegas menolak apa yang diinginkan Diersa.

“Ryu kenapa aku baru sadar sekarang? Kamu begitu dewasa, padahal kita kembar. Dan kamu selalu bisa melindungiku, kenapa aku begitu jahat dulu Ryu? Aku berjanji aku akan selalu melindungimu seperti kamu melindungku dari dulu.” Batin Diersa sambil tersenyum manis ke arah Ryu, dan dibalas senyuman manis juga dari Ryu.

“Dan satu hal lagi, aku ga mau sampai Nehan nii-sama, dan Nala nii-sama masih membenci Diersa. Walau aku tahu dulu Diersa jahat sama aku, tapi itu berlalu, jadi kalian harus belajar berdamai juga seperti diriku yang merupakan korban utamanya. Jadi ini untuk terakhir kalinya kalian kayak gini, jangan lagi lagi, cape aku liatnya kalian perang mulu, baik perang dingin atau kayak barusan.” Ujar Ryu dengan tatapan kesalnya dan langsung pergi ke kamar orang tuanya untuk memeriksa keadan sang ibu.

“Dia tahu?”

“Dia marah?”

Diersa yang melihat kedua kakanya pun hanya menggelengkan kepala dan menyusul Ryu ke kamar kedua orang tuanya, “Dasar, udah pada tua juga. Masa harus di akurin sama adeknya sih... Tapiii Ryu kereeeen.” Ujar Diersa pelan sambil loncat loncat.

Biarkan mereka menikmati kerukunan mereka terlebih dahulu, sebelum mungkin badai yang lain akan menerpa mereka.

Sedangkan disisi lain terlihat lima pemuda yang sedang mengumpul disebuah warung, “Gue tadi siang liat Ryu tau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sedangkan disisi lain terlihat lima pemuda yang sedang mengumpul disebuah warung, “Gue tadi siang liat Ryu tau.” Ujar salah satu pemuda.

“Lu halu atau gimana sih Felan? Jelas jelas selama ini kita aja ga bisa ngehubungin dia, jelas jelas dia aja waktu itu ga dapet izin dari kaka angkatnya. Sekarang lu tiba tiba bilang lu liat Ryu? Lu masih ngerasa salah sama Ryu? Sampai sampai lu halu kayak gitu.” Ujar Kalan dengan malas.

“Serius gue liat Ryu, dia pulang kerumah neraka itu, gue berani sumpah.” Ujar Felan dengan menggebu.

“Oke kalau semisalkan tuh anak emang balik, ayo kita samperin dan tanya kenapa selama empat tahun, bahkan hampir sampai lima tahun dia ga ngasih kita kabar.” Ujar Sagara sambil bangun dari duduknya.

“Tapi kalau semisalkan itu cuma halunya Felan gimana?” Tanya Kalan sambil menatap lekat Sagara dan Dafi.

“Asalkan kita buktiin dulu, kalau emang ga ada ya berarti memang Felan masih belum bisa berdamai sama dirinya sendiri.” Ujar Dafi sambil berlalu meninggalkan keempat temannya.

Sebenarnya Dafi sendiri berkali kali melihat sosok yang seperti Ryu, namun dirinya seakan belum mempercayai jika yang dia lihat adalah sosok yang sangat dia rindukan. Dan kali ini Felan mengatakan bahwa dia melihat sosok Ryu, sehingga akhirnya dia terdorong untuk benar benar meyakinkan bahwa sahabat kecilnya itu memang sudah kembali ke negara mereka.

Kalan, Sagara, Felan, dan Raksa yang melihat Dafi sudah berlalu pergi dengan motornya pun segera menyusul ke rumah Ryu. Mereka juga ingin meyakinkan diri bahwa sosok yang mereka rindukan itu memang benar benar sudah kembali.

Dan kini Dafi terdiam didepan pintu rumah sahabat kecilnya, pandangannya tertuju pada sosok di hadapan nya. Sedangkan sosok dihadapannya pun menatap bingung atas kedatangan Dafi yang tiba tiba.


Tbc

Ryuzaki Rigel ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang