Epilog

93 5 0
                                    










.
.
.
Kabar tentang meninggalnya kapten muda yang memiliki banyak penghargaan pun membuat kesatuan dilanda kesedihan, bahkan setelah satu jam kabar Ryu meninggal, kabar Nala meninggal pun naik ke atas dan menjadi perbincangan.

Sedangkan Diersa yang baru saja sampai di mansion utama keluarga besar Gautama pun harus tumbang pingsan, setelah mendengar bahwa anak dari ayahnya hanya menyisakan dirinya. Dan dalang dari semua ini adalah kaka sulungnya sendiri.

“Ya tuhan, kenapa? Kenapa karmamu begitu menyakitkan? Tidakkah cukup dengan kepergian tousan dan kaasan? Kenapa sekarang aku harus kehilangan Nala nii, Nehan nii, dan juga Ryu nii?” Lirih Diersa sambil menatap foto keluarganya ketika semuanya masih baik baik saja.

Sedangkan dikediaman Alfarazel semuanya kembali menjadi dingin, kejadian beberapa tahun lalu sebelum Ryu masuk kedalam keluarga Alfarazel kembali terulang, bahkan mungkin lebih parah. Mereka selalu dalam keadaan senggol bacok, bahkan Altiar pun menjadi sering sakit sakitan.

Disisi lain, Mahes, Felan, Dafi, Raksa, Kalan, dan Akasa Sagara pun menjadi pribadi pribadi yang irit akan bicara, bahkan sering sekali mereka menjadi temprament.

Dan untuk Alester sendiri lebih sering melamun, bahkan beberapa kali berhalusinasi melihat Ryu. Sungguh ironis keadaan semuanya, ketika ditinggal oleh seorang Ryuzaki Rigel.

Seorang pemuda yang selalu berusaha mendapatkan ketenangan, kasih sayang orang tua, dan juga cita cita tingginya menjadi abdi negara. Namun setelah semua yang dia dapatkan, sekejap mata dirinya harus meninggal ditangan kaka sulungnya karena dendam yang tak beralasan. Sungguh tragis bukan?

Mari kita ucapkan selamat jalan pemuda tangguh, selamat jalan kapten muda, dan selamat jalan Ryuzaki Rigel Putra Antonio Gautama, kesayangan semua orang.

.
.
.

Sebuah kehilangan pasti akan datang setiap saat, tanpa harus melihat siapa dia. ~ Ryuzaki Rigel

Ryuzaki Rigel ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang