.
.
.
Setelah tadi melakukan penggeledahan dan Ryu benar benar menjadi kambing hitam Diersa, kini Ryu berada di ruang konseling bersama Diersa, Felan, salah satu maid milik keluarga Reagan, dan juga nyonya serta tuan besar Gautama.“Cih, ternyata aku memiliki kembaran pencuri, sangat memalukan sekali.” Ujar Diersa sambil menatap hina ke arah Ryu.
Sedangkan Ryu hanya bisa menundukkan kepalanya, Antonio yang kepalang marah akhirnya menyeret Ryu menuju keluar, setelah dijelaskan keadaannya oleh guru yang mengajar dikelas mereka. Sedangkan Felan masih mencerna semua yang terjadi hari ini, dirinya ingin menanyakan kejelasan dari semua ini, namun seolah Diersa tidak memberikan waktu untuk dirinya bertanya kepada Ryu secara langsung.
“Diersa, apa ini ulahmu? Kamu sengaja menjebak Ryu seolah Ryu mencuri uangku, iya?” Tanya Felan secara jelas dan tegas saat mereka berdua sudah keluar dari ruangan konseling.
“Kok kamu malah nuduh aku sih Felan? Aku udah membuktikan bahwa Ryu itu tidak sebaik yang kamu kira Lan.” Ujar Diersa dengan penuh emosi.
“Aku lebih tahu bagaimana Ryu, Ryu memang bukan anak yang sebaik malaikat, tapi dia juga tidak sejahat kamu dan para iblis Dier. Jika kamu mengharapkan aku akan marah dengan Ryu, kamu salah. Jika kamu mengharapkan persahabatan aku dengan Ryu hancur, maka berusahalah lebih keras lagi, karena semarah marahnya aku sama Ryu itu tidak akan membuat persahabatan kita hancur.” Ujar Felan sambil pergi meninggalkan Diersa yang semakin terbakar emosinya sendiri.
‘Cih, akan ku buat kamu membenci Ryu Felan Theodore. Kau mencintai kaka tingkat di kelas unggulan bukan? Maka lihatlah apa yang akan aku perbuat demi menghancurkan Ryu, dan juga membuat kamu membenci Ryu Felan.’ Batin Diersa sambil menyunggingkan senyum devilnya.
Setelah itu Diersa pun segera pergi kekantin untuk membeli sesuatu, dia lebih memilih untuk membolos pelajaran, dan mencari celah untuk membuat Ryu dan Felan hancur, walau harus mengorbankan seseorang yang tak bersalah sama sekali.
Sedangkan Ryu kini dibawa ke halaman belakang sekolah oleh Antonio, dan membiarkan anaknya itu menjadi samsak orang suruhannya dan juga istri tersayangnya.
Tak berapa lama setelah itu, bel pulang pun berbunyi, dan kini ditaman belakang Diersa sedang menyuntikkan sesuatu kedalam tubuh Ryu, disaat Ryu setengah sadar, dan setelahnya terlihat perempuan yang begitu anggun dan cantik sedang menghampiri Ryu dengan sempoyongan.
“Lets Play! Jadi anjing yang baik ya?” Ujar Diersa sambil mempukpuk kepala Ryu, dan setelah itu pergi meninggalkan mereka berdua.
Sebenarnya Diersa tidak benar benar meninggalkan mereka berdua, dia bersembunyi disebuah bangunan yang dekat dengan halaman belakang. Dia tahu Felan pasti akan mencari Ryu, dan dia tahu pasti Felan akan melihat perbuatan tak senonoh orang yang dicintainya dan sahabatnya.
.
.
.Butuh waktu setengah jam untuk Felan mencari Ryu, karena Felan tahu Ryu belum pulang karena tasnya masih ada dikelas. Dan kini dirinya berada di halaman belakang, yang dimana tidak pernah didatangi oleh siswa manapun.
Dan betapa mengejutkannya ketika dia melihat sosok yang sangat dia cintai sedang bercumbu dengan sahabatnya, sungguh jelas jika sahabatnya Ryu sedang mencumbu wanita yang dia cintai yang merupakan salah satu kaka kelas dikelas unggulan.
Dan dengan langkah penuh amarah, Felan menghampiri Ryu, dan dengan kecepatan kilat Felan menampar Ryu. Tidak berhenti disana, Felan yang sudah dikuasai oleh amarah pun memberikan pukulan pukulan diseluruh tubuh Ryu yang sudah babak belur sebelumnya. Hingga sebuah teriakan seseorang menyadarkan Felan.
“BERHENTI FELAN THEODOR! BERHENTI, Apa yang kamu lakukan sama sahabat kamu sendiri Felan?” Ujar perempuan yang kini sedang menatap ganas Felan.
Felan pun terdiam dia melihat sahabatnya kini benar benar tak sadarkan diri, dan sesaat dia menatap perempuan yang menjadi pujaan hatinya itu.
“AKU TANYA KAMU NGAPAIN? NGAPAIN KAMU BIKIN SAHABAT KAMU SENDIRI BABAK BELUR FELAN THEODOR?!”
“T-tadi Ryu mencum...
...Mencumbu aku iya? Kamu bodoh atau bagaimana? Mana ada aku dan Ryu bercumbu. Ryu cuma pasangin kalung yang jatuh karena aku sempet pusing, jadi cumbu sebelah mananya? Apa karena muka Ryu dekat dengan leher ku iya?!” Cerca gadis tersebut sambil memperlihatkan kalung yang dia pakai.
Sedangkan disisi lain kini Diersa sudah menahan tawa, dirinya sudah mengambil beberapa foto yang mungkin akan membuat orang lain berfikir sama seperti Felan. Setelah puas melihat Felan yang kebingungan, dan gadis yang sedang berusaha membopong tubuh ringkih Ryu, Diersa pun memutuskan untuk segera meninggalkan tempat tersebut sebelum diketahui oleh siapapun.
Namun tanpa mereka sadari ternyata di sekitar halaman belakang itu terdapat banyak cctv, bahkan tempat yang menjadi tempat sembunyi Diersa pun terdapat cctv. Jadi doakan saja semuanya terbongkar disaat yang tepat, dan mari biarkan Diersa dengan rasa bahagia sesaatnya.
“Lebih baik kamu pulang Felan, biar aku yang mengurus Ryu bersama salah satu ajudanku. Kau hanya membuatku semakin merasa bersalah kepada Ryu, karena dia membantuku kau malah menganggap kami melakukan hal tak senonoh.” Ujar gadis tersebut sambil mengikuti ajudannya yang tadi dia panggil, dan hal itu membuat Felan semakin merasa bersalah.
Dengan langkah gontai Felan pun berjalan menuju gerbang sekolah, namun ada satu hal yang membuat Felan menatap curiga, ya apalagi jika bukan Diersa. Felan melihat Diersa keluar sekolah dengan terburu buru seolah sedang menghindari sesuatu.
‘Apakah kejadian tadi merupakan ulah Diersa lagi? Apa yang sekarang Diersa lakukan? Tidak mungkin dia melakukan sesuatu terhadap Ryu bukan? Karena Ryu bersama dia.’ Batin Felan sambil terus melangkahkan kakinya.
Sedangkan kini di ruang UKS terlihat Ryu yang baru saja terbangun dari pingsannya, saat dia terbangun dirinya melihat seorang gadis yang sangat dia kenali.
“Rin onee-san?” Tanya Ryu sedikit ragu, bukan ragu dengan nama orangnya, namun dia ragu apakah yang menolongnya adalah gadis yang dipuja puja oleh sahabatnya itu atau ada orang lain?
“Iya ini aku Ryu, dan ya aku juga yang membawa kamu kesini dan tentunya dibantu oleh salah satu ajudanku.” Ujar Rinna sambil menyunggingkan senyum manisnya.
Ryu pun menghela nafas lega, sungguh dirinya tidak bisa membayangi jika yang membopong dirinya itu perempuan seanggun Rinna.
“Terimakasih, dan maaf karena permintaanku kamu jadi disangka berlaku tak senonoh oleh sahabatmu sendiri Ryu.” Ujar Rinna sambil mengusak surai halus milik Ryu.
“Tidak apa onee-san, mungkin Felan juga lagi emosi jadi dia meledak ledak kayak tadi. Onee-san ga luka kan?” Tanya Ryu sambil menatap gadis yang sebenarnya dia sukai juga.
“Ga ada yang luka ko, tenang aja.” Ujar Rinna sambil menatap lekat pada tubuh Ryu yang kini dibeberapa tempat terbalut kassa.
“Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu ya onee-san. Sekali lagi terimakasih sudah menolongku.” Ujar Ryu sambil berlalu dari UKS dengan tertatih. Sedangkan Rinna hanya bisa menatap sendu sosok yang sebenarnya mengisi hatinya itu.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Ryuzaki Rigel ✓
Novela JuvenilAku tahu, dunia ini tak ada kata adil, tapi aku juga yakin jika diluaran sana pasti ada yang bisa mensyukuri kehadiranku. . . . Jika kalian ingin membuangku, aku terima, tapi jika sekarang kalian ingin kembali lagi, maaf aku sudah lelah dengan segal...