.
.
.
Dengan langkah tertatih Ryu terus melangkahkan kakinya menuju neraka yang sering orang sebut sebagai rumah, dirinya hanya bisa serharap Diersa tidak melakukan sesuatu untuk saat ini sehingga luka lukanya sembuh.Namun sepertinya langit lagi lagi tidak berpihak pada Ryu, disaat Ryu baru saja akan mengganti pakaian Ayzel dan Antonio membuka pintu kamar Ryu, atau lebih tepatnya gudang tempat Ryu bernaung selama ini.
Dengan muka penuh emosi keduanya langsung memberikan pukulan telak ke tubuh Ryu, “KAU INGIN MEMALUKAN DIRIKU ATAU BAGAIMANA BOCAH SIALAN?! SUDAH MENCURI SEKARANG MALAH BERCUMBU DENGAN GADIS DI SEKOLAH!! KAMU DISEKOLAHKAN BUKAN UNTUK MELAKUKAN KRIMINAL SIALAN!!” Maki Antonio dengan suara yang menggelegar.
“SUDAHKU BILANG JANGAN MEMBUAT MASALAH, KAU TERUS MELAKUKAN KESALAHAN! BAHKAN SETELAH KAU MERENGUT CALON ANAKKU KAU SEMAKIN MENJADI BEDEBAH!” Teriak Ayzel sambil mencambuk tubuh ringkih Ryu tiada henti.
Ryu hanya bisa terdiam dengan senyum sendunya, dirinya hanya berharap rehat sebentar, tapi apa ini? Dirinya kembali mendapatkan siksaan dari kedua orang tuanya.
“ENYAH KAU DARI SINI! JANGAN PERNAH KAU INJAK LAGI TUBUH KOTORMU ITU DIRUMAH KAMI SIALAN!” Teriak Ayzel sambil terus mencambuk tubuh ringkih Ryu yang kini benar benar terhias dengan darah dimana mana.
Sedangkan dibalik tembok seseorang sedang menertawakan keadaan sekarang, sungguh dirinya sangat bahagia melihat sosok yang merupakan kembarannya itu disiksa habis habisan oleh kedua orang tuanya.
‘Untung Nala sama Nehan lagi ga dirumah, jadi aku bisa leluasa melakukan segala hal sama kamu Ryu.’ Batin orang tersebut sambil melenggangkan kakinya menuju ruang tv, menunggu kembarannya itu keluar.
Sedangkan kini Ryu dengan terseok seok, membereskan semua barangnya kedalam satu tas gendong yang agak besar namun lusuh. Dia tak lupa membawa sebuah kotak kecil yang isinya merupakan uang tabungannya yang dia simpan dari 7 tahun lalu.
Setelah siap dia pun melangkahkan kakinya keluar rumah walaupun sedikit menggeret kaki kanannya, dan dia pun pamit kepada Ayzel, dan Antonio. Namun direspon dengan tatapan merendahkan.
‘Nala onii-chan, Ryu pamit. Maaf tidak bisa menemui nii-chan nanti, Ryu harap nii-chan bisa menjaga diri nii-chan, Ryu sayang nii-chan.’ Batin Ryu sambil menatap pintu kamar Nala yang berhadapan langsung dengan tangga.
Sedangkan Diersa sekarang sedang menunggu Ryu didepan gerbang, dia menatap Ryu dengan pandangan seolah mengatakan ‘I win, you lose bastr*d’. Saat Ryu melalui dirinya dia pun menjegal kaki kembarannya itu, “Akhirnya kau keluar dari rumah ini juga ya p.e.n.g.e.c.u.t.” Bisik Diersa sambil menyunggingkan senyum devilnya.
Ryu pun menghela nafasnya, “Semoga selalu bahagia Dier, jangan pernah menyakiti siapapun lagi. Cukup aku yang merasakan siksaan dari mu Diersa.” Ujar Ryu dengan nada tajam dan menusuk.
Mendengar perkataan Ryu, emosi Diersa pun memuncak, dan tanpa aba aba Diersa menyerang ulu hati Ryu, sehingga akhirnya Ryu pun memuntahkan darah dari mulutnya.
“SAMPAH KAYAK LU TUH GA BERHAK NGANCAM GUE SIALAN!” Teriak Diersa sambil terus memberikan pukulan yang tak main main ke arah bagian depan Ryu, dan membuat Ryu berkali kali memuntahkan darahnya.
Setelah puas Diersa pun menedang tubuh ringkih Ryu, “Pergi lu, dan jangan pernah lu nunjukin muka sialan lu lagi bastr*d.” Ujar Diersa sambil melangkahkan kakinya menuju kedalam rumah.
Setelah tiga hari melakukan acara bersama organisasi kampusnya, kini Nala, Nehan, dan Mahes pun dalam perjalanan pulang. Nehan dengan motornya sendiri, dan Nala bersama Mahes menggunakan mobil Mahes.“Kenapa perasaanku begitu tidak tenang dari kemarin, dan apa apaan mimpi tadi? Kenapa aku memimpikan Ryu pergi meninggalkan aku selamanya?” Batin Nala sambil menatap pemandangan dari kaca mobil Mahes.
“Lu kenapa sih Nal? Gue liat liat lu kayak banyak pikiran bener dari tadi pagi.” Ujar Mahes sambil melirik kesarah Nala sekilas.
“Gue ga kenapa kenapa, cuma kangen otouto.” Ujar Nala sambil menyunggingkan senyum manisnya.
Namun sayangnya Mahes terlalu peka, atau Nala yang bodoh? Ntahlah, tapi yang jelas Mahes tahu kalau Nala sedang menyembunyikan kegelisahannya.
“Gue ikut masuk dah ya, gue juga kangen sama bocilnya gue.” Ujar Mahes sambil memasukkan mobilnya disaat melihat pagar rumah sahabatnya itu terbuka lebar.
“Bocil lu? Wey, dia ade gue bukan bocil lu. Ngaku ngaku mulu lu, gue siram juga nih lama lama kalau menguasai ade manis gue.” Ujar Nala sambil membuka pintu dikala mobil Mahes terparkir dengan apik.
“Iya, iya. Dasar abang posesif lu.” Ujar Mahes sambil ikut keluar dari mobil miliknya.
Tanpa mereka tahu bahwa kesayangan mereka sudah pergi beberapa waktu sebelum mereka sampai. Dan dengan langkah girangnya Nala dan Mahes berjalan menuju kamar sang adik.
Namun saat kamar itu terbuka, rasa sunyi, sepi mulai menjalari diri mereka berdua. Mahes yang ntah apa dia pikirkan pun membuka lemari kayu yang sudah rapuh dengan pergerakan slow motion, dan kini terlihat oleh mereka bahwa lemari tersebut bersih dari barang milik adik mereka.
Dengan gerakan cepat akhirnya Nala membuka laci kecil yang biasa menjadi tempat menyembunyikan uang milik Ryu, namun lagi lagi dirinya tidak menemukan barang milik adik kesayangannya. Dan hanya menemukan secarik kertas, yang jika dilihat itu masihlah baru dan terawat. Dengan tangan gemetar Nala pun membuka kertas tersebut, dan Mahes yang melihat hal itu pun segera mendekat ke arah Nala.
Dear Ragnala onii-chan.
Nala nii, kalau Nala nii baca surat ini artinya Ryu udah pamit pergi dari rumah ini. Ntah karena keinginan Ryu sendiri, atau karena perintah okaa-sama dan Oto-sama.
Nii, jangan pernah membenci mereka ya? Jangan pernah membenci Diersa juga, karena Diersa juga adiknya onii-chan, sama kayak Ryu. Karena Ryu dan Diersa kan anak kembar, jadi tetap sayangi dia ya onii-chan.
Oh ya, Ryu tahu ko pasti Nala nii buka surat ini disebelahnya pasti lagi ada bang Ahes kan? Ryu boleh nitip sesuatu ga ke bang Ahes?
Dan tanpa disadari air mata Nala sudah mulai merembes, dan Mahes dengan sigap memeluk Nala dari pinggir. “Ryu mau nitip apa sama abang?” Tanya Mahes seolah dia sedang mengobrol langsung dengan sosok yang sudah iya anggap sebagai adik kandungnya sendiri.
Ryu nitip sama bang Ahes, jangan pernah membuka fakta kejadian saat itu ya. Ini sih perintah bukan permintaan. Biarkan mereka tahunya Ryu yang sudah bikin oka-sama keguguran, dan kita semua kehilangan akachan. Biarkan Diersa selalu bahagia ya bang, jangan pernah ganggu keinginan Diersa untuk memiliki kalian semua, dan keinginan Diersa untuk menduduki tahta tertinggi.
Oh iya, hampir lupa. Jangan pernah bilang sama Felan juga ya, kalau aku udah pergi dari sini. Dan tolong titip Nala nii. Ryu tahu pasti sekarang Nala nii lagi nangis kejer karena tahu aku memilih menyerah bertahan disana.
Kayaknya udah dulu ya bang, sekali lagi jaga diri kalian dan jangan sampai fakta itu terbongkar.
Adik kalian berdua
Ryuzaki RigelTbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Ryuzaki Rigel ✓
Teen FictionAku tahu, dunia ini tak ada kata adil, tapi aku juga yakin jika diluaran sana pasti ada yang bisa mensyukuri kehadiranku. . . . Jika kalian ingin membuangku, aku terima, tapi jika sekarang kalian ingin kembali lagi, maaf aku sudah lelah dengan segal...