⚠️WARNING⚠️
Kisah ini mengandung unsur kekerasan, romansa dewasa, seksual, dan sejenisnya. Pastikan para pembaca telah berusia 21 tahun keatas dan bijak dalam membaca.
"Haaahh, ternyata segitu saja lelah banget ya" Ucap Srita.
"Bukannya lebih lelah aku ya? Kau kan hanya buat kopi, harusnya aku saja yang jadi Barista, kau malah merebutnya dari ku"
"Aku tidak merebut apapun dari mu, kalau saja bukan karena kelakuan mu di International Country, aku pasti tidak dipecat dan masih bekerja disana" Sahut Srita kesal.
"Hah? Jadi itu salah ku? Bukannya kau juga kesal pada Ria? Mengapa menyalahkan ku?"
"Hei sudahlah mengapa tiba-tiba membahas Ria, lagipula bukankah ia sudah mati? Ku dengar dari Senior Bobby, kalau ia mati bunuh diri" Sahut Berli sembari menyudahi perdebatan mereka berdua.
Kalau diingat-ingat lagi, benar juga, Ria sudah tiada sejak beberapa tahun lalu, berita tentangnya menyebar luas, dan menimbulkan banyak pertanyaan karena bahkan Bobby pun tidak mengetahui dimana Ria disemayamkan.
Banyak yang bilang bahwa Ria bunuh diri dengan cara menenggelamkan diri di laut, sehingga tidak ada yang bisa menemukan jasadnya, lalu bagaimana cara orang mengetahui bahwa ia sudah mati?
Ada juga yang berkata bahwa Ria dibunuh oleh kakaknya, dan jasadnya di kremasikan sehingga tidak ada yang bisa menemukan dimana ia dikebumikan?
Pembahasan tentang Ria tentunya berhenti saat itu juga meskipun Srita masih memikirkan dalam-dalam tentang traumanya itu. Ia masih tidak menyangka Ria memiliki hidup yang singkat, bahkan dirinya belum sempat meminta maaf atas sikapnya yang dulu.
Beberapa bulan telah berlalu, Plum Coffee semakin ramai pengunjung, pelanggan setia juga semakin sering mengajak kolega mereka untuk mengadakan pertemuan dan kegiatan lainnya.
Karyawannya hanya 4 orang namun cafe kecil itu dipenuhi ratusan pengunjung setiap harinya.
Ada hal yang masih tidak berubah, yaitu posisi yang ditempati oleh Wulan, ia masih saja berkutat menjadi Waitress, sementara Berli dan Srita sudah sering rolling posisi.
Selama bekerja, hanya Wulan lah yang paling sering membayar kerugian, karena ia yang paling tidak bisa menjaga barang-barang cafe yang telah diberikan padanya.
Ia sudah mengganti rugi seragam sebanyak 5 kali, round tray 2 kali, hingga gelas dan cangkir sebanyak 10 kali. Meski kesal harus mengganti kerugian tersebut, gaji dan bonusnya tidak pernah dipotong.
Sehingga ia bertahan dengan baik di cafe.
Sampai pada waktu Tara mulai menambahkan 4 menu minuman beralkohol yang mana resepnya sangat mirip dengan resep cocktail khas International Country.
Srita lagi-lagi mulai bertanya pada Berli tentang siapa sebenarnya pemilik cafe ini? Mengapa bisa ada 4 menu dengan ciri khas yang sama seperti International Country?
Namun seperti biasa, Berli menjawab ciri khas cocktail bisa diubah seiring berjalannya waktu dan kebutuhan yang berbeda, kemungkinan besar menunya sama, namun cara membuat dan rasanya berbeda.
Karena di seluruh dunia ini, tidak ada cocktail yang benar-benar murni buatan satu orang dengan ciri khas yang berbeda. Semuanya hanyalah modifikasi dari cocktail tua.
"Yahh kalau memang begitu, lalu kenapa banyak sekali penghargaan International Country di ruang Nona Tara" Timpal Srita.
"Sejauh ini juga aku belum pernah bertemu dengan pemiliknya, mungkin sangat sibuk sampai tidak pernah sekalipun menengok kemari"
"Apa yang kalian bicarakan? Pemilik cafe ini setiap hari kemari untuk meminum affogato kok" Sahut Tara spontan.
Mendengar perkataan Tara, Srita dan Berli terkejut, mereka mulai mencari-cari daftar pelanggan yang selalu minum affogato. Setelah dilihat dari semua daftar pelanggan, terdapat 10 pelanggan yang selalu memesan affogato, namun yang setiap hari datang hanya ada 2 orang saja.
"Mungkinkah diantara kedua orang ini?" Tanya Srita.
"Kedua orang ini selalu saja komplain terhadap pelayanan semena-mena yang ditunjukan Wulan pada mereka"
"Bahaya sekali, kita harus memastikan Wulan tidak begitu lagi, mungkin saja ternyata keduanya adalah pemilik"
"Ah untuk apa kau memikirkan dia, lagipula ia juga tidak pernah memikirkan kita, biarkan saja" Jelas Berli.
Melihat keduanya sedang heboh membahas siapa pemilik cafe itu, Tara segera ke dalam ruangan untuk mengirimkan email berkas dan laporan keuangan ke pemilik cafe.
Saat membuka laptop miliknya, terpampang jelas di layar bahwa terdapat satu pesan dari email rahasia berkode [ x0185mu ] dengan pesan satu kalimat.
Aku akan datang.
Tara melihat pesan itu sembari tersenyum dan menyembunyikan segera email itu ke format rahasia.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Purple Rose
Mystery / Thriller"Sudah kubilang, aku hanya menunggu sampai orang itu melakukan dosa terburuknya" ucap seorang wanita berambut ungu dengan sorot mata tajamnya, sambil terus menerus menghisap rokoknya. Dosa apa yang dimaksud? Siapa dia sebenarnya?